Senin, Juni 29, 2009

YAKIN YONGKI AMAN

Masih Tercatat sebagai Pemain Persik Junior
koncomacan - KEDIRI, Manajemen Persik merasa yakin
tetap bisa mempertahankan striker muda potensial mereka, Yongki Aribowo. Bahkan, sampai saat ini Yongki diklaim tetap dalam genggaman mereka.
Walaupun sampai saat ini pihak Persik belum melakukan negosiasi dengan pemain yang bersangkutan, tapi Sekretaris Umum Persik Barnadi menyatakan tak akan ada tim lain yang menghubungi Yongki tanpa sepengetahuan pengurus. Sebab, klub lain harus lebih dulu menghubungi Persik sebelum berniat mengontrak pemain debutan dari tim Persik junior tersebut.
"Tidak bisa. Tim lain harus melalui Persik kalau ingin mendapatkan Yongki," tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, Yongki kabarnya akan dikontrak oleh Persisam Samarinda. Dia akan digabungkan dengan dua pemain Persik yang sudah lebih dulu ke Persisam. Yakni Hamka Hamzah dan Muhammad Roby. Selain itu di klub tersebut juga ada mantan pelatih Persik Aji Santoso yang selama ini mempercayai Yongki sebagai starter selama melatih Persik.
Munculnya kabar itu setelah ada salah satu pemain Persik yang menyebut Yongki akan ke Persisam akibat belum jelasnya masa depanya bersama Macan Putih musim depan.
Yongki sendiri adalah striker muda yang tumbuh bersama Persik. Pasca-hengkangnya muka-muka lama seperti Budi Sudarsono dan Christian Gonzales, namanya langsung mencuat. Kecepatan dan tendangannya yang keras dan akurat membuat pemain itu menjadi idola baru publik Kediri. Tak heran dia akhirnya didaulat menjadi the next phyton menggantikan Budi Sudarsono.
Lalu, apa yang membuat Barnadi begitu yakin Yongki tak akan lepas musim depan? Menurut Barnadi sampai sekarang ini Yongki masih tercatat sebagai pemain junior Persik. "Yongki masih pemain amatir. Dia belum pemain profesional," terangnya.
Meskipun beberapa kali ditampilkan dalam ajang ISL maupun Copa Indonesia, Yongki tercatat sebagai pemain Persik U-21 atau U-23. "Karena memang pemain junior Persik, dia bisa saja main untuk junior maupun senior," tandasnya.
Namun soal urusan transfer Yongki masih terikat kontrak sebagai pemain binaan alias kelompok umur bagi Persik. Sehingga bagi tim yang ingim memakai jasa Yongki otomatis harus mendapat persetujuan dari Persik sebagai tim yang memilikinya. "Beda dengan pemain profesional," dalihnya.
Dengan alasan itulah lantas Barnadi sangat optimistis bahwa Yongki tidak akan pergi ke mana-mana musim depan. Sehingga publik Kediri tak perlu risau bakal tak bisa menyaksikan penampilan pemain dengan nomor punggung 7 tersebut di Stadion Brawijaya.(red/agus ef)

HANYA PUNYA WAKTU SEBULAN


koncomacan - KEDIRI, Persik Kediri tak hanya memikul beban untuk memenuhi standardisasi ISL (Indonesia Super League) musim depan jika ingin tetap berkompetisi di kasta sepak bola tertinggi di Indonesia. Tetapi, mereka juga harus berpacu dengan waktu untuk memenuhi itu, mengingat mepetnya jeda yang tersedia.
''Sangat mepet waktunya. Kalau tidak segera digelar, persiapan bisa tidak selesai,'' lanjut Sekretaris Umum Persik Barnadi.
Kabar terakhir yang didapat, kompetisi ISL edisi kedua akan digulirkan awal atau pertengahan Oktober mendatang. Kickoff pertama direncanakan BLI digelar tanggal 4 atau 11 Oktober mendatang. Dengan demikian, saat ini hanya ada waktu kurang dua bulan dari tanggal tersebut.
Apalagi, sebelum kompetisi digulirkan, semua tim harus siap. Baik secara tim maupun aspek-aspek standardisasi yang telah disyaratkan. BLI bahkan menargetkan validasi data tim peserta ISL, termasuk hasil verifikasi standardisasi itu, selesai awal Agustus nanti.
Itu artinya Persik hanya punya waktu persiapan sekitar satu bulan untuk membereskan masalah standardisasi yang hingga sekarang belum beres. Sebab, sebelum Agustus BLI diperkirakan datang ke Kediri untuk memverifikasi. ''Semua harus segera dipersiapkan,'' kata Barnadi.
Jika diprediksi, waktu sebulan tersebut, tampaknya, terlalu mepet. Persik benar-benar harus ngebut untuk mempersiapkan diri. Misalnya, Macan Putih punya tugas meninggikan tribun VIP dan memasang kursi. Selain itu, ada tugas memperbaiki pagar pembatas stadion. Apakah persiapan itu dapat dirampungkan dalam waktu sebulan?
Belum lagi mempersiapkan masalah lain. Misalnya, pembentukan tim yang sampai sekarang belum ada kepastiannya. ''Kalau dikerjakan secepatnya, saya pikir bisa saja,'' kata Barnadi. (red/agus ef)

ENGGAN MELEPAS ASET MASA DEPAN



koncomacan - Keengganan Persik melepas Yongki Aribowo musim depan tampaknya cukup beralasan. Sebab pemain tersebut diprediksi bakal menjadi pemain masa depan Persik maupun Indonesia. Sehingga diharapkan bisa ikut membesarkan prestasi Persik lagi di waktu-waktu mendatang.
"Persik butuh tenaganya," kata sekretaris umum Persik Barnadi.
Selain itu wajar jika Persik merasa eman harus kehilangan The Next Phyton tersebut. Sebab Yongki berhasil menemukan talentanya setelah menjalani latihan selama bertahun-tahun di tim junior. Sangat rugi bagi Persik jika harus kehilangan saat Yongki siap ditampilkan di ajang ISL. "Ya sayang, matangnya kan di Persik," ucapnya.
Apalagi selama ini Persik terbilang gagal di tengah jalan dalam mengembangkan bakat para pemain muda. Walaupun sebenarnya Persik sudah berhasil menemukan talenta-talenda muda yang berbakat namun karena berbagai hal akhirnya tak berhasil berkembang secara maksimal.
Salah satunya adalah Johan Prasetyo. Striker muda asal Semarang ini sempat moncer di awal-awal membela Persik. Dia bahkan ikut membawa Persik menjadi juara Liga Indonesia pada 2003. Dia juga menjadi striker muda yang sangat berbahaya. Baju timnas juga sudah melekat di badannya beberapa kali. Kala itu dia diharapkan menjadi striker timnas masa depan. Sayang akibat cederanya yang berkepanjangan nama Johan akhirnya perlahan-lahan tenggelam.
Setelah Johan tenggelam, Persik mendapatkan nama baru yang siap diorbitkan. Yakni striker Qischil Gandrumini. Banyak yang mengatakan karakter permainan, skill, dan kecepatan striker muda itu mirip apa yang dimiliki oleh Yongki saat ini. Saat Persik masih dilatih Daniel Roekito, namanya juga sempat menjadi andalan sebagai rising star baru. Namun tak lama kemduaian nama Qhiscil juga tenggelam. Dia tak bisa bersaing dengan Christian Gonzales dan Budi Sudarsono di tim senior.
Nah, setelah kedua pemain muda itu memudar, kini giliran Yongki yang mulai bersinar. Dia diharapakan benar-benar bisa menjadi pemain masa depan Persik dan Indonesia di waktu mendatang. "Puas rasanya kalau ada didikan Persik yang bisa maju," kata Barnadi.
Sementara itu Yongki sendiri sampai sekarang belum mengetahui masa depannya sendiri. "Belum tahu Mas," katanya kepada Radar Kediri. (red/agus ef)

OBAT LUKA KOMPETISI

3 Deltras v Persijap 1
koncomacan - PALEMBANG, Meski jeblok di Indonesia Super League (ISL), Delta Putra Sidoarjo (Deltras) berpesta di Copa Indonesia 2008/2009. Jika The Lobster -julukan Deltras- harus terdegradasi di ISL, mereka justru sukses menggapai posisi ketiga di Copa.
Naiknya Deltras ke podium ketiga menyusul kemenangan atas Persijap Jepara dalam laga perebutan tempat ketiga kemarin sore (28/6). Bertarung di Gelora Sriwijaya, Jakabaring, Palembang, Deltras mampu mengempaskan Persijap 3-1 (2-1).
Tiga gol tim asal Kota Udang itu disumbangkan oleh barisan pemain tengahnya. Deltras membuka keunggulan lewat gol Purwaka Yudhi ketika pertandingan baru berjalan 13 menit. Persijap menyamakan lewat Pablo Frances pada menit ke-22.
Tujuh menit kemudian, Deltras kembali unggul lewat gol Junior. Pada pengujung pertandingan, gol Hermawan membuat Deltras kian berpesta. Dengan kemenangan kemarin, Deltras berhak membawa hadiah Rp 350 juta. "Gelar ini jelas menjadi obat atas kegagalan kami di liga. Kami sangat bersyukur dengan pencapaian ini," tutur Muhammad Zein "Mamak" Alhadad, pelatih Deltras.
"Ini merupakan akhir yang manis setelah selama semusim kami selalu diwarnai konflik," sambung kapten Deltras Christian Rene Martinez.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa Deltras dihinggapi beragam konflik musim ini. Dua kali mereka mengganti pelatih. Mereka juga diwarnai gelombang besar pemecatan pemain pada akhir putaran pertama lalu.
Berkali-kali kursi manajemen digoyang. Berkali-kali supoter setia mereka, Deltamania, berdemo karena buruknya prestasi Deltras di ISL. "Benar-benar akhir yang luar biasa. Rasa lelah dan kesal yang selama ini berkecamuk terbayar oleh hasil ini," ujar Mamak.
Terpisah, kendati gagal merebut posisi ketiga di Copa Indonesia edisi keempat ini, Persijap tidak terlalu kecewa. Sebab, bagi mereka, bisa menembus babak semifinal menjadi prestasi yang sangat membanggakan.
Wajar memang. Sebab, torehan di Copa Indonesia musim ini merupakan pencapaian tertinggi Persijap. Apalagi, di awal Copa musim ini, mereka tidak terlalu bersemangat untuk mengikutinya. "Karena itu, dengan keberhasilan menembus empat besar, ini menjadi kebanggaan bagi kami," ujar Junaidi, arsitek Persijap. (red/agus ef)

PARTAI FINAL TERBURUK

Mutiara Hitam Mogok Main
koncomacan - PALEMBANG, Trofi juara Copa Indonesia tetap berada di Palembang. Itu seiring kemenangan Sriwijaya FC Palembang atas Persipura Jayapura dengan skor 4-0 (0-0) di partai final Copa Indonesia IV di Gelora Sriwijaya, Jakabaring, Palembang, tadi malam (28/6).
Sebenarnya, Sriwijaya hanya mampu menceploskan satu gol lewat striker Anoure Obiora Richard pada menit ke-51. Gol tersebut adalah gol ketujuh striker keling tersebut di ajang Copa Indonesia IV.
Obiora pun ditahbiskan sebagai pemain terbaik even lintas divisi tersebut. Namun, Persipura yang melakukan aksi mogok dikenakan sanksi pasal pemogokan. Sriwijaya pun diberikan tambahan kemenangan tiga gol.
Ya, gelar Sriwijaya tak diraih lewat perjuangan di waktu normal. Sebab, kubu Persipura memilih tak melanjutkan pertandingan sejak menit ke-61. Keputusan kubu Mutiara Hitam-julukan Persipura-dipicu ketidak puasan terhadap kepemimpinan wasit Purwanto. Wasit asal Kediri itu tak memberikan hadiah penalti pada Persipura setelah bek Sriwijaya, Tsimi Joel, hands ball pada menit ke-60.
Bahkan, Ketua Umum PSSI Nurdin Halid sampai harus turun tangan langsung untuk membujuk Persipura agar mau melanjutkan pertandingan. Namun, ajakan ketua umum yang pernah meringkuk di sel tahanan itu tak digubris Eduard Ivakdalam dkk.
Sejak insiden pada menit ke-61, Persipura melakukan mogok selama satu jam 20 menit. Ambisi Persipura mengawinkan gelar juara Super League dan Copa Indonesia pun bertepuk sebelah tangan.
"Sebenarnya, kami ingin bermain dengan fair. Tapi, anda semua lihat kan tadi di tayangan kalau kejadian itu murni hands ball?" terang Jacksen F. Tiago, pelatih Persipura, di sela-sela kesempatan.
Noda hitam di partai pemuncak tadi malam juga menjadi kado pahit bagi Purwanto di tugas terakhirnya. Setelah ini, Purwanto akan pensiun sebagai pengadil lapangan karena faktor umur.
"Saya sudah menjalankan tugas dengan selalu memegang peraturan," kelit Purwanto.
Kejadian itupun seakan mengingatkan memori pada Copa Indonesia edisi perdana saat Arema Malang bersua Persija Jakarta. Ketika itu, kubu Arema juga sempat melakukan aksi mogok karena tak puas dengan keputusan wasit.
"Saya pening dan tak mau mengait-kaitkan kejadian ini dengan kejadian di edisi pertama lalu," cetus Andi Darusalam Tabusala, ketua Badan Liga Sepak Bola Indonesia (BLI).
Di sisi lain, kubu Sriwijaya FC tetap bersuka cita meski kemenangannya harus diraih dengan catatan hitam. (red/agus ef)

SANKSI MENUNGGU PERSIPURA

koncomacan - KEPUTUSAN Persipura Jayapura yang tak melanjutkan pertandingan di partai Final Copa Indonesia IV tadi malam sepertinya bakal berbuntut panjang. Besar kemungkinan, tim berjuluk Mutiara Hitam itu bakal menerima hukuman atas tindakan tak sportif tersebut. Sebab, Badan Liga Sepak Bola Indonesia (BLI) bakal mengajukan kasus tersebut ke meja komidi disiplin (komdis).
"Kami akan meminta semua laporan dari pengawas pertandingan (PP) tentang pertandingan malam ini. Selanjutnya, kami akan menyerahkannya ke komdis. Biar nanti komdis yang memutuskan apa hukuman yang tepat bagi Persipura. Yang jelas, kalau saat ini, kami belum tahu hukuman seperti apa untuk Persipura," terang Joko Driyono, direktur kompetisi BLI, dalam jumpa pers setelah pertandingan.
Bahkan, tindakan Persipura juga bisa membuat masa depan even lintas Divisi tersebut bakal semakin buram. Sebab, pihak sponsor mengaku kecewa dengan apa yang dilakukan Eduard Ivakdalam dkk.
Dji Sam Soe, selaku sponsor, akan menjadikan partai pemungkas di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring tersebut sebagai bahan evaluasi kelangsungan Copa Indonesia musim mendatang.
"Kami jelas kecewa dengan kejadian yang ada di partai final ini. Sebab, awalnya kami ingin menyajikan sesuatu yang berbeda di even ini. Bukan berbeda karena pertandingan harus berakhir di menit ke-61 tentunya," terang Stephanus Kurniadi, brand manager Dji Sam Soe. (red/agus ef)

WASPADAI NONTEKNIS PERSEBAYA

PSMS Medan Jelang Playoff
koncomacan - BANDUNG,Laga perebutan satu tiket Indonesian Super League (ISL) 2009/2010 berlangsung besok (30/6). Namun, persaingan antara Persebaya dan PSMS Medan sebagai kontestan babak playoff mulai terasa kemarin (28/6).
Simak saja ungkapan kekhawatiran Pelatih PSMS Medan Rudy Keltjes terkait faktor nonteknis di laga tersebut. Kepada Jawa Pos, mantan pelatih Persebaya itu menyatakan optimistis bisa membekuk Green Force -julukan Persebaya- dalam laga tersebut.
Tapi, optimisme itu berlaku, jika dia membandingkan kekuatan timnya dengan Green Force secara teknis. Artinya, berdasar hitung-hitungan di lapangan, Keltjes yakin bahwa timnya berpeluang besar meraih kemenangan. ''Asal tidak ada faktor nonteknis dari Persebaya, saya yakin kami mampu menang,'' tuturnya.
Memangnya, seberapa jauh faktor nonteknis Persebaya bisa berperan? Pria yang pernah menjadi pemain timnas Indonesia itu enggan menyebutkan dengan gamblang. Dia hanya menyatakan sering mendengar cerita rekan-rekannya bahwa sepak bola di Jatim kental dengan faktor nonteknis di luar perkiraan. ''Hal itulah yang patut kami waspadai,'' jelas ayah pemain Persibo Bojonegoro, Steven Keltjes, tersebut.
PSMS dijadwalkan tiba di Bandung beberapa jam lebih lambat ketimbang Persebaya. Jika Persebaya tiba di Kota Kembang kemarin pagi (28/6), Ayam Kinantan -julukan PSMS- baru tiba tadi malam. ''Ini (siang kemarin, Red) kami masih di Jakarta,'' jelas Keltjes.
Di sisi lain, Aji Santoso, pelatih sementara Persebaya untuk partai playoff, menyadari bahwa PSMS merupakan tim yang cukup tangguh. Dia juga tak asing dengan karakter anak-anak Medan ketika dibesut Keltjes. Salah satunya, permainan yang cepat dan keras.
Meski demikian, Aji tak ingin sibuk mengevaluasi kekuatan lawan. Sebab, dia ingin lebih berfokus pada perbaikan di Persebaya. ''Tapi, bukan berarti kami tidak mengantisipasi kekuatan lawan,'' tuturnya.
Dia menjelaskan, karakter keras PSMS tersebut harus diladeni dengan permainan keras pula. Tapi, lanjut mantan kapten timnas Indonesia itu, meladeni permainan keras tidak berarti siap berkelahi di lapangan. ''Namun, anak-anak saya harapkan berani dalam bermain bola,'' paparnya.
Senada dengan Aji, andalan lini belakang Persebaya, Anderson da Silva, mengungkapkan bahwa timnya siap menghadapi permainan keras PSMS Medan. Ungkapan Anderson tersebut cukup mendasar. Sebab, dia pernah menjadi anak asuh Keltjes ketika keduanya sama-sama berada di bawah bendera PSS Sleman pada 2007. ''Karakter Keltjes memang keras. Jadi, kami juga harus siap dengan permainan keras PSMS,'' jelasnya. (red/agus ef)

KESULITAN TEMUKAN PENGINAPAN

koncomacan - Persebaya Surabaya melawat ke Bandung. Tapi, perjalanan menuju tempat babak playoff melawan PSMS Medan itu harus terganggu. Setelah melakukan perjalanan lebih dari 12 jam dari Surabaya , para pemain tidak bisa langsung beristirahat.
Mereka harus menunggu sekitar lima jam untuk bisa masuk kamar hotel. Hal tersebut tak lepas dari urusan akomodasi tim yang kacau. Musim liburan membuat banyak kamar hotel di Bandung penuh. Bendahara Persebaya Hendri Suhariyanto menyatakan, awalnya, Persebaya memesan kamar di Hotel Naripan.
''Biasanya memang Naripan yang menjadi langganan kami. Tapi, kali ini hotel itu penuh. Kami kemudian diarahkan ke Hotel Trio,'' jelasnya kemarin (28/6). Kereta Api Turangga membawa rombongan Persebaya tiba di Stasiun KA Bandung pukul 07.00. Para pemain langsung dibawa ke Hotel Trio. Ternyata suasana di Hotel Trio tidak mendukung.
Menurut pelatih Aji Santoso, hotel tersebut terlalu bising. ''Hotel itu memang cocok untuk rekreasi. Tapi, tidak cocok untuk istirahat bagi atlet,'' katanya. Dia mengungkapkan, selain dekat dengan hiruk pikuk jalan raya, hotel tersebut berdekatan dengan kafe dan tempat hiburan malam lain. Karena itu, rombongan memutuskan berpindah ke penginapan yang lebih tenang.
Rombongan memutuskan pindah ke Hotel Imperio di Jalan dr Roem. Tapi, keinginan untuk mendapatkan penginapan yang nyaman tidak berjalan mulus. Karena musim liburan, seluruh kamar di Hotel Imperio juga penuh. Pihak hotel menjelaskan bahwa kamar baru tersedia sekitar pukul 14.00. Padahal, mereka sudah berada di hotel tersebut pukul 10.00. Mereka pun harus menunggu di lobi hotel. Tiga set sofa di lobi hotel menjadi kamar tidur sementara bagi Endra Prasetya dkk.
Untung, tak sampai pukul 14.00, para pemain Persebaya bisa masuk ke kamar masing-masing. Meski demikian, Aji tak bisa menyembunyikan kekecewaannya. Dia berharap kondisi itu tidak mempengaruhi psikologis para pemain. ''Memang tidak mengganggu latihan kami. Sebab, sebelumnya sudah kami jadwalkan. Tim mulai berlatih plus mencoba Stadion Siliwangi besok pagi ( hari ini, Red ),'' paparnya.
Tapi, kata dia, hal tersebut setidaknya telah mengganggu waktu istirahat pemain. Padahal, hal itu seharusnya tidak terjadi. ''Sebab, pertandingan playoff lebih istimewa ketimbang perebutan juara. Jadi, seharusnya, semua hal menjadi istimewa,'' katanya.
Namun, Aji tetap tak ingin kejadian tersebut lantas menjadi alasan bagi awak timnya untuk tidak disiplin. Meski tak menerapkan jam malam, dia tetap ingin anak asuhnya bertanggung jawab. ''Mereka adalah pemain yang hidup dari sepak bola. Jadi, saya harap mereka bertanggung jawab atas diri sendiri dan profesi,'' jelasnya. Menurut dia, tidak ada kompromi bagi pemain maupun pelatih yang terlambat dalam latihan plus uji coba lapangan Stadion Siliwangi pagi ini (29/6). ''Jam 07.00, semuanya sudah harus siap di bus. Kalau ada yang terlambat, kami tinggal,'' tegasnya. (red/agus ef)

ANGGAP JAYA HARTONO GAGAL

koncomacan - BANDUNG, Jaya Hartono membawa Persib Bandung menembus posisi ketiga Indonesia Super League (ISL) 2008/2009. Tapi, hasil tersebut tidak dianggap sebagai sukses oleh mantan pemain Persib, Bambang Sukowiyono.
Alasannya, materi pemain yang dimiliki Maung Bandung -julukan Persib- cukup jempolan dan tidak kalah dengan Persipura Jayapura, tim juara ISL 2008/2009. Apalagi, tidak ada hal istimewa dalam gaya kepelatihan Jaya.
''Menurut saya, Jaya gagal. Materi pemain sudah sangat bagus, bahkan bisa dibilang yang terbaik di ISL. Tapi, Jaya tidak bisa mengonversikannya menjadi gelar juara,'' ucap Suko (panggilan Bambang Sukowiyono) saat dihubungi kemarin (28/6).
Yang paling mencolok, dia menilai, kekurangan mantan arsitek Persik Kediri tersebut adalah dalam hal menumbuhkan komunikasi antarpemain maupun pelatih. Nah, hal itu kemudian menular di lapangan.
''Antarpemain sering salah komunikasi. Akibatnya, dalam beberapa pertandingan penting, itu menjadi blunder mematikan. Saya kira, jika mereka mampu berkomunikasi dengan baik di luar lapangan, otomatis akan terbawa saat berlaga,'' tegasnya. (red/agus ef)

MAKIN KENTAL PELITA JAYA

koncomacan - LAMONGAN, Warna Pelita Jaya semakin kental di Persela Lamongan. Itu setelah Laskar Joko Tingkir-julukan Persela-merekrut Tengku Helza Rachmat pada Indonesia Super League (ISL) 2008/2009.
"Setelah dilakukan pembicaraan matang, termasuk negosiiasi nilai harga kontrak, kedua pihak sudah ada kesepakatan. Jadi, Helza sudah bisa dikatakan resmi bergabung dengan Persela. Hanya teken kontrak dan dua tiga hari sudah dilakukan di Lamongan, '' kata Bendahara Perela Yuhronur kemarin (28/6).
Musim lalu, Persela telah merekrut beberapa pemain Pelita seperti Agustiar "Ucok" Batubara, John Scarlet, Andro Levandy, dan Hermawan. Hanya, tidak semua pemain itu dapat menembus posisi line-up. Bahkan, Hermawan akhirnya terpental ke Delta Putra Sidoarjo.
Bergabungnya Helza, yang bermain di posisi stopper dan bisa bertindak sebagai bek sayap ini berarti untuk menggenapi kebutuhan pemain belakang. Yaitu dua pemain, selain Taufiq Kasrun, jika memang jadi direkrut dari Persitara Jakarta Utara. Dua pemain ini untuk menggantikan dua pemain sebelumnya yang pada kompetisi mendatang sudah tidak diperpanjang lagi oleh Persela. Yaitu, Ilham Zulkarnaen dan John Scarlet.
Dengan demikian, Helza merupakan pemain ke lima untuk barisan belakang selain Fabiano Rossa Beltrame asal Brazil, Khomad Suharto, FX Yanuar, keduanya pemain lama yang dinyatakan dua dari sejumlah 70 persen pemain lama yang dipertahankan. ''Jika Helza dan Taufiq sudah, tentu kami tidak akan mencari pemain belakang lagi. Kecuali pemain asing, itupun kalau memungkinkan,'' imbuh Yuhronur.
Soal upaya mendapatkan dua pemain asing, John Tarkpor atau Martins Zada, Yuhronur yang juga dikenal selaku Dirut Bank Daerah Lamongan ini masih belum bisa menjelaskan secara panjang lebar. Hanya, menurut informasi sementara yang diterimanya, peluang Persela untuk mendapatkan Tarkpor, mantan pemain Persitara Jakarta Utara itu kecil kemungkinannya.
''Ada persyaratan yang mengganjal dari Tarkpor yang sekiranya sulit kita penuhi. Kecuali kalau persyaratan itu bisa kita cari solusinya secara bersama. Tentang Zada, peluangnya lebih besar, tapi kami masih menunggu waktu,'' paparnya. (red/agus ef)

JADWAL VERIFIKASI ISL

Bekal Jeda Lama
koncomacan - Jeda kompetisi yang cukup lama rupanya akan coba dimanfaatkan BLI untuk memberikan asistensi kepada klub-klub pendatang baru di ISL musim depan. Tiga klub promosi seperti Persisam, Persema, dan PSPS diharapkan mulai mempersiapkan diri.
“Rencananya pada 14 Juli kita akan memberikan asistensi dan meninjau langsung kesiapan tim-tim itu,” tutur Joko Driyono, Direktur Kompetisi BLI. Berbekal jeda kompetisi yang lama, diharapkan klub pun bisa memperbaiki sarana agar lolos verifikasi. Namun, soal verifikasi, Joko akan berusaha fair sehingga tak ada kecemburuan bagi klub lain.
Ketua BLI, Andi Darussalam, juga memastikan BLI akan segera memverifikasi tim yang naik kasta di ISL, Agustus. “Prioritas kami tentu tim yang naik kasta dulu, baru tim yang bertahan. Saya pastikan tim yang tak bisa memenuhi syarat profesional, wasalam,” ketus Andi, yang tak mau lagi menanggapi soal rumor penambahan jumlah peserta ISL. “Bagi klub lama, jangan merasa masih berada di ISL kemudian aman. Kalau tidak lolos verifikasi tahun kedua, maka klub play-off yang akan diprioritaskan naik menggantikan,” tambah Andi.
Sayang, ia tak mau menegaskan apakah tim-tim “musafir” seperti Persitara atau PSMS, yang selama ini tidak memiliki stadion sendiri, masih bisa diskualifikasi. (red/agus ef)
Agenda Politik
Tak Acuhkan Gersapu

Gerakan satu putaran (gersapu) yang dicanangkan pendukung pasangan capres-cawapres SBY-Boediono dalam pilpres tahun ini rupanya tak dipedulikan PSSI dan BLI. Apa pun hasil pilpres, kompetisi rencananya akan tetap digelar Oktober mendatang.
Ini terjadi bukan lantaran Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid, dikenal sebagai pendukung pasangan JK-Wiranto, yang notabene menolak gersapu. Namun, alasan yang diajukan semata-mata teknis pelaksanaan kompetisi saja.
Ketua BLI, Andi Darussalam Tabusala, berjanji akan melaksanakan kompetisi sesuai dengan rencana awal Oktober 2009. “Berapa pun putaran pilpres tak berpengaruh, rencana Oktober running kompetisi tetap dijadwalkan. Yang penting tidak ada kejadian seperti di Iran saja,” ujar Andi.
Jika pilpres selesai satu putaran, paling tidak pada Agustus kondisi politik dan keamanan relatif lebih kondusif bagi terlaksananya pertandingan sepak bola. “Bukan itu saja perhatian kami, tetapi juga persiapan klub yang tentunya tak bisa dipaksakan harus bisa selesai pada bulan Agustus atau September nanti,” ujar Joko Driyono, Direktur Kompetisi BLI.
Praktis, karena istirahat sekitar empat bulan, jeda kompetisi antarmusim di Indonesia tergolong sangat lama. Bandingkan dengan kompetisi Eropa, yang maksimal hanya tiga bulan mengistirahatkan kompetisi. (red/agus ef)
Jadwal Pelatnas Timnas
Benturan Kepentingan

Aral yang mengganggu jadwal kompetisi Liga Super musim 2009/2010 rupanya tetap segunung. Meski sudah tak ada lagi agenda pemerintah seperti pemilu legislatif dan pilpres, bahkan di luar bulan puasa, keberlangsungan jadwal kompetisi tetap akan riskan. Hal ini terkait agenda timnas yang rupanya menyita pemain.
Lihat saja, guna mempersiapkan diri mengikuti SEA Games 2009 di Laos, 3-17 Desember, timnas U-23 menggelar pelatnas jangka panjang sejak Agustus. Hal sama juga dilakukan timnas senior yang terjun di Pra-Piala Asia 2011 pada 14 dan 18 November serta 6 Januari dan 3 Maret mendatang.
Timnas senior hanya akan melepas para pemain kembali ke klub dan berkompetisi mulai 19 November-15 Desember. Pada 16 Desember, mereka mengikuti pelatnas lagi hingga partai melawan Oman, 6 Januari.
Hal ini juga diberlakukan untuk pertandingan terakhir melawan Australia, meski sifatnya masih tentatif. Maklum, jika partai terakhir itu masih menentukan, maka timnas akan tetap menggelar pelatnas di bulan Februari. Sebaliknya jika tak menentukan lagi, maka pelatnas melawan Australia hanya berlangsung seminggu.
Sebenarnya BLI sempat mengusulkan untuk menggelar pelatnas jangka pendek. Namun, BTN tak mau lantaran persiapan dinilai kurang maksimal dan hasil timnas pun bakal jeblok. Apalagi pelatnas dengan sistem pemain keluar-masuk timnas dan balik ke klub jika main jelas ditolak pelatih Benny Dollo.
Pasalnya pada 2000 pelatih timnas ini punya pengalaman buruk dengan model seperti itu. “Kita sudah punya pengalaman buruk kalau persiapan hanya satu minggu. Pemain kita punya kelemahan, terutama ketahanan fisik, sehingga kita perlu lama untuk mempersiapkan itu,” tutur Rahim Soekasah, Ketua BTN.
Timnas U-23
Sementara itu, penegasan serupa juga datang dari timnas U-23. Semua pemain timnas tak boleh ikut kompetisi sejak Agustus nanti. “Ini tim baru dengan pelatih baru dan cara main mereka yang baru. Padahal timnas U-23 ini ditargetkan lolos ke final, jadi mau tak mau persiapan harus panjang agar maksimal,” papar Rahim.
Sebagai ilustrasi, hasil buruk mendera timnas U-23 kala dipersiapkan dalam waktu pendek seperti pada uji coba di Iran, Malaysia, dan Singapura lalu. Pengalaman inilah yang dihindari BTN dan pelatih timnas U-23, Cesar Payovich.
Konsep pelatnas jangka panjang ini pun membuat kompetisi nanti menjadi penuh tanda tanya. Terutama soal kualitas lantaran banyak pemain timnas tak bisa memperkuat klub. “Ini harus dipikirkan jangan sampai kualitas kompetisi malah turun karena hal itu,” ujar Joko Driyono, Direktur Kompetisi BLI.
Bagi pemain, seperti Ponaryo Astaman, tentu ini menjadi masalah karena mungkin akan ada klub yang tak mau mengontrak mereka atau menerapkan aturan kontrak tersendiri jika pemain bermain di timnas dalam jangka waktu lama.
Bagi klub, mereka menginginkan kejelasan sejak awal siapa saja pemain yang terpanggil ke timnas. Ini perlu agar mereka tak “terjebak” lantaran mengontrak banyak pemain timnas yang akhirnya mubazir dan tak bisa turun dalam kompetisi. Pengumuman pemain timnas rencananya digelar mulai akhir Juli nanti sehingga klub bisa mencari komposisi pemain yang aman antara pemain timnas dan nontimnas. (red/agus ef)
AGENDA TIMNAS
SEA Games 2009 3 – 17 Desember
Pra-Piala Asia
14 Nov 2009 Kuwait vs Indonesia
18 Nov 2009 Indonesia vs Kuwait
06 Jan 2010 Indonesia vs Oman
03 Maret 2010 Australia vs Indonesia
JADWAL PELATNAS
Timnas U-23 1 Agustus- hingga 2 Desember
Timnas Senior
Tahap I : 1 Oktober- hingga 18 November
Tahap II: 15 Desember- hingga 6 Januari
Tahap III: 10 Februari- hingga 3 Maret (tentatif)
Kepentingan Klub
Masih Coba Menawar
Menyikapi agenda pelatnas timnas U-23 maupun senior pada akhir tahun ini, wakil manajer Sriwijaya FC, Hendri Zaenudin, merasa tak perlu mempermasalahkan. Ia cukup paham perjuangan timnas pada SEAG di Laos nanti memang perlu dukungan penuh.
Namun, ia berharap PSSI dan BLI bisa bersikap fleksibel soal penggunaan pemain. Hendry tak setuju jika PSSI menerapkan aturan baku bahwa pemain yang dipanggil timnas tidak bisa digunakan klub yang bersangkutan.
“Saya menyadari bahwa timnas adalah sebuah konsekuensi membela negara. Kepentingannya jauh lebih besar dibanding klub. Tapi, ada baiknya PSSI tidak menutup pintu negosiasi apabila klub sedang membutuhkan pemain pelatnas,” kata Hendri.
Ia mengakui Sriwijaya FC tidak akan mengutak-atik Dede Sulaiman (kiper) serta Tony Sucipto, yang namanya masuk dalam timnas U-23, jika klub asal Palembang ini dalam kondisi normal.
“Tapi jika kondisinya mendesak, di mana ada pemain cedera atau terkena hukuman akumulasi kartu, sementara pertandingan yang dijalani cukup krusial, maka kami berharap bisa meminjam sebentar tenaga pemain. Itu pun jika jadwal di timnas masih latihan,” ucapnya.
Alasan yang diajukan memang rasional. Namun, jika semua klub meminta hal sama, tentu akan berdampak pada keutuhan timnas selama pelatnas.
Kepentingan Klub
Manajemen Persisam, Aidil Fitri, juga mencoba menawar. ”Kami memproyeksikan tujuh pemain timnas merapat ke Samarinda. Jika semua diambil timnas, tentu kami rugi. Solusinya, PSSI dan BLI harus cermat mengatur jadwal pertandingan di ISL maupun Copa. Caranya, saat anak-anak di timnas, Persisam tak menjalani pertandingan,” ucap Aidil.
Jika hal itu dituruti, praktis klub yang lain meminta hal sama. Akibatnya, saat pelatnas, kompetisi terpaksa berhenti. Namun, alasan yang diajukan juga cukup kuat.
”Kepentingan negara di atas segalanya, tapi kami mengontrak pemain timnas agar Persisam bisa berprestasi. Jadi kami juga tak mau rugi karena telah merekrut pemain timnas,” sebutnya. Lagipula klub mengeluarkan uang banyak guna menggaji pemain untuk satu musim kompetisi, bukan setengahnya.
Lagipula, kualitas kompetisi tentu akan berkurang jika semua pemain timnas tak tampil dalam kompetisi. Kalaupun nekat diterapkan, kemungkinan besar klub akan mencoba menghindari mengontrak pemain timnas, terutama pada putaran I nanti.
“Jangan biarkan klub terombang-ambing. Kondisi keuangan tak begitu baik. Klub tentu sangat memperhitungkan pengeluaran,” kata H. Umuh Muhtar, wakil manajer Persib. (red/agus ef)

JADWAL KOMPETESI 2009/2010

Seharusnya Lancar
koncomacan - Setelah resmi selesai, 10 Juni lalu, kompetisi Liga Super harus menunggu lama untuk kembali berputar. BLI menjadwalkan musim 2009/2010 baru akan digelar 4 atau 11 Oktober nanti. Segudang alasan pun meluncur untuk membenarkan pemilihan waktu tersebut.
Salah satunya tentu kondisi politik nasional yang baru akan mereda selepas pelantikan presiden Oktober depan. Apalagi jika pilpres yang diikuti tiga kandidat pasangan capres-cawapres harus dilakukan dua putaran, maka pada bulan Agustus dan September tentu kegiatan sepak bola kembali dilarang.
Jelas tergambar bahwa BLI dan PSSI tak mau berjudi dengan kemungkinan sekali atau dua kali putaran pilpres ini. Lagi pula timnas U-23 juga telah memaksa untuk melakukan pelatnas jangka panjang sejak bulan Agustus nanti.
Namun, bukan itu yang dijadikan alasan resmi BLI. “Kalau kita gulirkan pada Agustus nanti, saya kira klub belum siap. Kompetisi malah terkesan kurang maksimal dalam persiapan, baik teknis maupun nonteknis. Jadi sekalian saja kita undur hingga Oktober,” ujar Joko Driyono, Direktur Kompetisi BLI.
Suara klub pun sepertinya setuju jika kompetisi tak digelar dalam waktu dekat. “Untuk apa terburu-buru, kompetisi ada atau tidak ada belum jelas,” kata Ekoyono Hartono, manajer Arema Malang.
Di samping itu, BLI juga masih membutuhkan waktu cukup lama dalam melakukan verifikasi tiga klub promosi dari Divisi Utama untuk memenuhi standar klub profesional sesuai yang tertera dalam manual liga.
Selanjutnya kompetisi dijadwalkan akan berakhir pada bulan Mei 2010. Joko rupanya sadar untuk bisa mengakhiri kompetisi sebelum Piala Dunia 2010 digelar pada 11 Juni tahun depan. “Sangat naif jika kita tetap berkompetisi sementara Piala Dunia juga tengah digelar,” sebutnya.
Berbekal delapan bulan masa kompetisi, BLI berharap kompetisi bisa tuntas tanpa kendala. Agenda pemerintah yang sudah tidak mengganggu bahkan pilkada sekalipun dinilai akan membuat jadwal tersebut relatif aman dari gangguan eksternal. Apalagi jadwal dari AFC menyangkut timnas dan kejuaraan antarklub juga sudah dirilis jauh-jauh hari.
Beberapa peringatan seperti yang dilontarkan klub pun selayaknya diperhatikan BLI. “Yang penting konsisten dan tak ada pihak yang merasa dilangkahi sehingga klub juga enak dalam membuat jadwal perjalanan dan latihan,” kata M. Taufan, asisten manajer Arema Malang.
Hanya, sejumlah agenda timnas, baik pelatnas ataupun pertandingan, membuat BLI harus bekerja lebih hati-hati agar jadwal tak bentrok. “Sebenarnya ada dua opsi. Pertama kompetisi dan pelatnas berjalan beriringan. Jadi, pemain keluar-masuk klub dan timnas. Opsi kedua, pelatnas jalan terus dan tak boleh terganggu oleh kompetisi,” ujar Joko.
Dari kedua opsi tersebut, opsi kedua, pelatnas jalan terus dan pemain tak boleh diganggu, akan dijalankan. Pilihan ini jelas mengorbankan kompetisi yang sudah mulai menemukan bentuk terbaiknya. (red/agus ef)
RANCANGAN JADWAL KOMPETISI
Bergulir: 4 atau 11 Oktober 2009
Berakhir: Mei 2010
AGENDA PERTANDINGAN AFC
Pra-Piala Asia: 14 dan& 18 Nov 2009, 06 Jan 2010, 03 Maret 2010
Liga Champions Asia: 6, 13, 23-24 Feb; 9-10, 23-24, 30-31 Maret; 13-14, 27-28 April, 11- 12 Mei
Piala AFC: 23-24 Feb, 9-10, 23-24, 30-31 Maret, 13-14, 27-28 April, 11- 12 Mei
Pra-Olimpiade 2012: 10, 17 Februari 2010
Friendly Games : 3 Maret,
Piala Dunia: 11 Juni – 1 Juli 2010
Tradisi Ramadan Terhenti
Tradisi libur kompetisi selama bulan suci Ramadan, yang berlaku sejak LI digelar 1994 bahkan kompetisi sebelumnya, mampu diubah BLI secara radikal. Sejak musim 2008, ISL mampu menjalankan kompetisi saat puasa dengan memainkan pertandingan pada malam hari di hampir semua stadion di Tanah Air.
Prestasi ini memang sempat mendapat suara pro dan kontra. Nyatanya rating siaran pertandingan di televisi cukup tinggi hingga menyentuh kisaran 4 dengan share rata-rata 13%.
“Kami ingin memadukan ibadah dan olah raga secara berdampingan dan rasanya cukup berhasil karena mendapat sambutan dari masyarakat sepak bola kita,” ungkap Andi Darussalam Tabusala, Ketua BLI.
Sayang, tradisi itu kali ini akan sedikit berubah. Keputusan BLI untuk memanggungkan musim 2009/2010 pada Oktober nanti membuat tradisi Ramadan untuk ISL yang baru berjalan semusim harus terhenti.
Namun, BLI sendiri tak mau melewatkan kesempatan yang sama untuk menggelar turnamen lain pada bulan Agustus atau September nanti.
“Kita tengah menggagas pertandingan atau turnamen prakompetisi di bulan puasa. Konsep dan sistem kompetisi tengah kami godok, misalnya memakai sistem tiga wilayah,” ungkap Joko Driyono, Direktur Kompetisi BLI.
Hal ini menjawab pertanyaan klub seputar waktu yang tepat bagi mereka guna mengontrak pemain. ”Ya kalau belum ada kejelasan, tentu kami juga belum bisa mengontrak pemain dan pelatih karena jadwal itu belum keluar,” tutur Samsul Ashar, Wali Kota Kediri dan Ketua Umum Persik.
Bagi klub jika turnamen itu bisa diwujudkan tentu sebuah keuntungan. Turnamen ini bisa dimanfaatkan untuk menyeleksi pemain.
”Jika jadwal sudah ada, saya dan manajemen bisa lebih matang mengatur agenda. Terutama perekrutan pemain dan program latihan,” kata Aji Santoso, pelatih Persisam

Jumat, Juni 26, 2009

GUSNUL MINTA SYARAT

koncomacan - MALANG, Gusnul Yakin bakal lepas dari Arema. Dia merasa sudah cukup menukangi tim berjuluk Singo Edan tersebut pada Indonesia Super League (ISL) 2008/2009. "Saya memang ditawari. Tapi, saya tidak mau," ujar mantan pelatih Persiter itu.
Menurut dia, banyak hal yang tidak sinkron antara dirinya dan Yayasan Arema. Di antaranya, masalah perekrutan pemain. Dia menyatakan kurang dilibatkan dalam perekrutan pemain saat memasuki putaran kedua Super League 2008-2009. "Saya mau kembali menukangi Arema kalau masalah perekrutan pemain, dana, dan target cukup realistis," tegasnya
Penentuan siapa pelatih Arema pada ISL 2009/2010 dilakukan dalam beberapa hari ini. Manajemen Arema menargetkan, awal Juli, sudah ada kepastian nama pelatih. Yang jelas, ada kriteria yang menjadi patokan manajemen Arema dalam memilih pelatih lokal maupun asing. Yakni, memahami seluk-beluk Arema musim lalu. Dengan kriteria itu, pelatih tidak akan kerepotan beradaptasi dengan yayasan, pemain, maupun Aremania.
"Yayasan memilih kriteria tersebut supaya saat bergabung dengan Arema, dia tidak terkejut dengan kondisi tim," jelas Asisten Manajer Arema Muhammad Taufan kemarin siang (25/6). (red/agus ef)

LA MANIA RAIH PENGHARGAAN FAIR PLAY

koncomacan - Suporter Persela Lamongan yang lebih dikenal dengan sebutan LA Mania, meraih penghargaan sebagai suporter paling fair play di Liga Super Indonesia musim 2008-2009.
Kepastian itu disampaikan Ketua Umumnya, Ainy Hidayat, yang dihubungi langsung Direktur Kompetisi Badan Liga Indonesia (BLI), Joko Driyono, perihal tersebut.
LA Mania terpilih karena tak pernah menerima sanksi selama kompetisi LSI berputar. Selain itu, tak pernah terjadi bentrokan antara LA Mania dengan suporter lain yang datang ke Lamongan karena adanya koordinasi yang bagus antar keduanya.
"Alhamdulillah, Pak Joko sendiri telah menelepon saya untuk menerima piagam penghargaan LA Mania sebagai suporter fair play ini," kata Ainy, Selasa (23/6) kemarin.
"Piagam rencananya akan diserahkan saat penyerahan Piala Copa Indonesia di Palembang nanti. Mudah-mudahan kami bisa kesana,'' tambahnya.
Tadinya piagam itu akan diserahkan di Papua, bersamaan penyerahan piala LSI kepada sang juara, Persipura Jayapura. Namun karena letaknya sangat jauh, membuat Ainy batal kesana.
"Dari 18 kelompok suporter pendukung tim-tim LSI, semuanya pernah mendapat sanksi dari BLI atau terjadi bentrokan antar suporter. Hanya kami yang tidak pernah mendapat hal tersebut," tutupnya.(red/agus ef)

KOMDIS BAGIKAN KARTU DISIPLIN PENONTON



koncomacan -Demi menumbuhkan sikap fair play di antara suporter sepakbola, Komisi Disiplin PSSI membuat terobosan baru dengan cara membagikan Kartu Disiplin Penonton (KDP) berwarna merah dan kuning.
Pada sisi warna merah tertulis Komisi Disiplin PSSI, Penegak Disiplin Sepakbola Indonesia dan juga logo PSSI.
Sedangkan sisi warna kuning, berisi sepuluh larangan untuk penonton diantaranya jangan anarkis, jangan rasis, jangan membawa petasan dan benda lain yang membahayakan, jangan membawa botol minuman, jangan menghina, jangan mengintimidasi, jangan menganiaya, jangan suap, jangan rusuh dan jangan melempar.
"Kami ingin agar penonton mempolisikan diri sendiri bagi sesama penonton sepakbola. Selain itu, pembagian kartu ini juga upaya untuk menumbuhkan pemahaman arti penting fair play saat menyaksikan pertandingan," ujar Ketua Komisi Disiplin PSSI, Hinca Panjaitan di Jakarta, Rabu kemarin.
"Jika ada penonton yang disebelahnya melakukan pelanggaran atas larangan-larangan itu, penonton yang memiliki kartu segera memperlihatkan permukaan kartu berwarna kuning kepada penonton tersebut sebagai tanda peringatan. Dengan demikian ada upaya untuk saling mengingatkan diantara para penonton sendiri," tambah Hinca.
Untuk ujicoba terobosan baru ini, sedianya Komdis akan membagikan 6000 lembar kartu untuk "Singamania" (Sriwjaya FC) dan "Persipuramania" (Persipura Jayapura) saat final Copa Dji Sam Soe Indonesia di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang.
Untuk ujicoba kedua, Komdis akan melakukan hal yang sama saat pertandingan playoff Liga Super Indonesia di Stadion Siliwangi, Bandung saat Persebaya Surabaya ("Bonekmania") melawan PSMS Medan ("KAMPAK") pada 30 Juni, namun hanya dengan membagikan 4.000 kartu.
"Pembagian Kartu Disiplin Penonton ini selanjutnya akan dilakukan dalam setiap pertandingan sepakbola level nasional pada musim kompetisi mendatang," tutup Hinca.(red/agus ef)

HIJAU MILIK PERSEBAYA

Laga Playoff Lawan PSMS
koncomacan - JAKARTA, Status tuan rumah pertandingan playoff untuk memperebutkan satu tiket tersisa ke Indonesia Super League (ISL) musim mendatang pada 30 Juni nanti disandang Persebaya Surabaya. Kepastian itu diketahui menyusul hasil manager meeting antara Persebaya, PSMS Medan, dan Badan Liga Sepak Bola Indonesia (BLI) di Jakarta kemarin (25/6).
Dengan status tuan rumah tersebut, Persebaya pun berhak menggunakan kostum kebesaran warna hijau. Sedangkan PSMS, yang sejatinya juga memiliki warna kebesaran sama dengan Persebaya, harus rela menggunakan seragam keduanya alias putih.
Dengan status itu pula, suporter Persebaya berhak menempati tribun utara Stadion Siliwangi, Bandung, tempat dihelatnya laga playoff. Sebaliknya, suporter PSMS bakal menempati sisi selatan.
"Sudah seharusnya memang, Persebaya yang menggunakan kostum warna hijau. Sebab, Persebaya lebih tua daripada PSMS," seloroh Cholid Ghoromah, ketua harian Persebaya.
Ya, dari sisi usia, Persebaya memang jauh lebih tua daripada PSMS. Green Force -julukan Persebaya- berdiri pada 1927. Artinya, usia tim itu kini 82 tahun. Di sisi lain, Ayam Kinantan -julukan PSMS- baru berdiri pada 1950 dan saat ini baru berusia 59 tahun.
"Kami tidak terlalu mempersoalkan masalah kostum. Memang sih, kami berharap bisa menggunakan kostum warna hijau. Tapi, warna putih tetap baik buat kami," sebut Abdi Pandjaitan, media officer PSMS yang kemarin mewakili manajemen dalam manager meeting.
Bagi PSMS, dengan kostum warna putih, semangat mereka untuk memenangi playoff tetap tidak luntur. Mereka tetap optimistis bisa memukul Persebaya di Stadion Siliwangi.
Namun, Persebaya tidak gentar dengan gertakan rivalnya tersebut. Tim asal Kota Pahlawan itu justru semakin bersemangat menghadapi playoff setelah diputuskan berhak mengenakan kostum warna hijau. Sebab, bagi Green Force, kostum warna hijau adalah kehormatan yang harus selalu dibela dan dijaga.
"Hak mengenakan kostum warna hijau ini jelas sangat berarti bagi kami. Ini adalah motivasi besar bagi kami. Dengan status inilah, kami akan membuktikan bahwa kami layak berada di ISL musim depan," tegas Cholid. (red/agus ef)

BISA GUNAKAN SEMUA PEMAIN ASING

koncomacan - BADAN Liga Sepak Bola Indonesia (BLI) menerapkan beberapa aturan baru dalam babak playoff nanti. Selain dihapuskannya hukuman akumulasi kartu, BLI mengizinkan Persebaya dan PSMS memainkan seluruh pemain asing mereka. Hal itu diungkapkan Direktur Kompetisi BLI Joko Driyono kemarin (25/6).
Aturan tersebut telah disetujui dua tim itu dalam manager meeting kemarin. Dengan aturan tersebut, Persebaya bisa memainkan empat pemain asing. Yakni, Anderson da Silva, Mourad Faris, Jairon Feliciano, dan Batoum Roger.
Aturan itu disambut positif oleh Persebaya. Sebab, jika mengacu aturan Divisi Utama, mereka hanya berhak menggunakan tiga di antara empat pemain asing. "Sebab, kami bisa lebih leluasa dalam mengatur strategi," ujar Ibnu Grahan, asisten pelatih Persebaya, seusai manager meeting.
Persebaya juga sedikit diuntungkan dengan adanya aturan tersebut. Pada partai playoff nanti, Green Force -julukan Persebaya- bisa memainkan pemain asing lebih banyak daripada PSMS. Sebab, Ayam Kinantan -julukan PSMS- kini hanya memiliki tiga pemain asing. Yakni, Leonardo Zada Martins, Esteban Guillen, dan Mario Costas.
Di sisi lain, Persebaya berniat menarik gelandang Lucky Wahyu yang saat ini tengah menjalani training centre (TC) timnas proyeksi SEA Games 2009. Tenaga Lucky dibutuhkan untuk menambah kekuatan lini tengah Persebaya yang dianggap masih rapuh. "Dia pemain nasional. Tentu punya kemampuan yang lebih baik. Kami membutuhkan tenaganya sebagai gelandang bertahan. Dia bisa membuat lini tengah kami semakin solid," papar pelatih Persebaya Aji Santoso.
Mantan pelatih Persik Kediri tersebut optimistis bahwa keinginan Persebaya bisa tercapai. Itu berdasar pengalaman saat masih menukangi Persik. "Dulu kami ingin menarik Yongki Ariwibowo, tapi tak diizinkan. Diizinkan kalau tim itu sedang berjuang keluar dari degradasi atau sedang menuju juara. Makanya, saya yakin bisa," tegas mantan kapten Persebaya tersebut. (red/agus ef)

BUKAN MODAL YANG BAGUS

koncomacan - POLESAN pelatih sementara Persebaya Aji Santoso belum memuaskan. Itu terlihat ketika Endra Prasetya dkk hanya mampu menang 2-0 (1-0) atas PS Mahasiswa pada laga uji coba di Gelora 10 Nopember kemarin sore (25/6).
Kemenangan atas PS Mahasiswa tersebut tentu bukan modal yang bagus bagi Persebaya jelang playoff kontra PSMS Medan pada 30 Juni mendatang. Padahal, jelas kedua tim berbeda level.
Persebaya merupakan tim profesional, sedangkan PS Mahasiswa adalah anggota kompetisi internal Persebaya dan berada di kelas I. Meskipun, dalam laga kemarin, Mahasiswa juga diperkuat beberapa pemain profesional seperti Feri Ariawan dan Aulia Tri Hartanto (keduanya mantan PSIS Semarang) serta kiper Dedy Sutanto (mantan kiper Semen Padang).
Dalam laga tersebut, Aji memberikan kesempatan kepada hampir semua anak didiknya untuk unjuk kemampuan. Di babak pertama, mantan bintang Arema Malang tersebut menurunkan pemain-pemain yang diproyeksikan menjadi starting eleven. Sementara itu, di babak kedua, mantan kapten timnas senior tersebut menurunkan hampir semua pemain cadangan.
Selama 25 menit babak pertama, arek-arek Green Force tak mampu menciptakan peluang yang membahayakan gawang Mahasiswa. Peluang paling berbahaya Persebaya terjadi ketika tendangan gelandang Andik Vermansyah mampu ditepis Dedy pada menit ke-38. Persebaya baru menciptakan gol pada menit ke-39 lewat kaki striker Purwanto. Arif Ariyanto menggandakan keunggulan Green Force empat menit sebelum pertandingan berakhir.
Meski tak mampu meraih kemenangan dengan banyak gol, Aji menyatakan tak risau. Dia berdalih bahwa esensi uji coba tersebut hanya untuk melihat koordinasi dan kerja sama para pemainnya.
"Tapi, saya melihat bahwa organisasi permainan anak-anak meningkat,'' kelit Aji setelah pertandingan.
Apalagi, dia melihat bahwa anak asuhnya tak tampil dengan fighting spirit layaknya berlaga di pertandingan resmi. Itu terjadi karena anak asuhnya terlihat hati-hati agar tak mengalami cedera.
''Kalau anak-anak tampil dengan fighting spirit seratus persen, tentu permainannya tidak akan seperti tadi,'' kilah Aji. (red/agus ef)

BRASIL 0 vs AS 2

AS Jadi Sandungan Tim-Tim Raksasa di Piala Konfederasi
koncomacan - BLOEMFONTEIN, Amerika Serikat (AS) menjadi sandungan bagi tim-tim raksasa di pentas Piala Konfederasi 2009. Datang dengan status kuda hitam, jawara CONCACAF (Konfederasi Sepak Bola Amerika Utara) itu berhasil menyepak satu per satu kekuatan tradisional sepak bola dunia.
Setelah menyingkirkan Italia dan menang telak 3-0 atas Mesir pada laga terakhir penyisihan grup B Minggu lalu (21/6), mereka dini hari kemarin memaksa Spanyol angkat koper. Jawara Eropa itu dipaksa menyerah 0-2 lewat gol Jozy Altidore (27) dan Clint Dempsey (74) dalam laga semifinal yang berlangsung di Stadion Free State, Bloemfontein.
Kemenangan itu memiliki makna ganda bagi The Sams Army -julukan timnas AS. Yakni, menjadi tim pertama yang berhasil mematahkan rekor tak terkalahkan Spanyol dalam 35 pertandingan. Sebelum takluk melawan AS, Spanyol belum pernah menuai kekalahan sejak ditundukkan Rumania dalam laga uji coba pada 15 November 2006. Landon Donovan dkk juga memutus rekor 15 kemenangan beruntun yang ditorehkan La Furia Roja -julukan timnas Spanyol.
Victory (kemenangan) ini sekaligus menghantarkan AS menuju partai final yang akan dimainkan 28 Juni mendatang. Itu kali pertama AS tampil di final pada ajang resmi FIFA sejak 1916.
Nah, mengingat kemenangan yang mereka raih tersebut sarat dengan makna historis, pemain cadangan dan ofisial tim AS langsung menghambur ke tengah lapangan begitu wasit meniup peluit akhir. Bersama pemain inti, mereka melakukan selebrasi layaknya tim yang baru saja memenangi sebuah trofi. Ya, Bob Bradley dan pasukannya pantas gembira. Sebab, mereka sejatinya sudah bersiap-siap pulang ke negaranya setelah dua kali kalah di penyisihan grup B.
''Tentu, saya gembira, kami mampu mengalahkan Spanyol yang merupakan tim nomor satu dunia. Victory itu buah kerja keras dan komitmen tim untuk tampil lebih baik menghadapi Spanyol,'' kata kiper AS Tim Howard setelah pertandingan.
Howard sendiri tampil brilian. Kiper Everton itu setidaknya menggagalkan delapan peluang emas yang dimiliki duet bomber Matador, David Villa dan Fernando Torres. Lini pertahanan AS makin tertekan ketika Michael Bradley dikartu merah wasit Jorge Llarionda asal Uruguay pada menit ke-87. Meski unggul jumlah pemain, Spanyol tetap tak mampu memperkecil atau menyamakan kedudukan. ''Ini benar-benar kecelakaan yang tidak perlu terjadi,'' keluh Vicente del Bosque, pelatih Spanyol.
Sementara itu, Joan Capdevila mengatakan, sebelum pertandingan dirinya mendapat pesan dari Jozy Altidore yang merupakan rekan setimnya di Villarreal. Altidore meminta Spanyol berhati-hati saat bertemu AS. ''Kemarin (Rabu, Red) dia (Altidore) mengirimkan pesan agar kami hati-hati. Namun, bahasa Spanyolnya tidak bagus sehingga saya berpikir dia keliru dalam mengirim pesan,'' kata Capdevila.
Kemenangan itu menjadi modal bagi AS untuk menghadapi pemenang laga semifinal kedua antara juara bertahan Brazil melawan tuan rumah Afrika Selatan di Stadion Ellis Park, Johannesburg, dini hari tadi WIB. ''Kami telah melakukan yang terbaik. Sekarang kami di final dan tidak peduli siapa yang kami hadapi. Brazil atau Afrika Selatan tidak masalah,'' kata Carlos Bocanegra, kapten AS. (red/agus ef)
Did You Know :
Gol yang dilesakkan Jozy Altidore ke gawang Spanyol dini hari kemarin tercatat sebagai gol ke-300 di ajang Piala Konfederasi.

PEDE LIHAT KEKALAHAN PERSIJAP

koncomacan - SIDOARJO, Sepak bola bukanlah hitung-hitungan matematis. Kemenangan suatu tim tidak bisa diukur dari kekalahan yang diterima tim lain.
Selalu ada hal-hal yang mengakibatkan pertandingan berakhir dengan hasil di luar perkiraan. Namun, pelatih Delta Putra Sidoarjo (Deltras) Muhamad Zein "Mamak" Alhadad, sepertinya, tak acuh dengan hal tersebut.
Mamak optimistis tim racikannya mampu memetik poin penuh saat bersua Persijap Jepara dalam laga perebutan tempat ketiga Copa Indonesia IV di Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang, Minggu lusa (28/6).
Optimisme Mamak tak lepas dari kekalahan yang diderita Persijap saat melawat ke kandang Sriwijaya FC Palembang di second leg babak semifinal Copa Indonesia pada Rabu lalu (24/6). Ketika itu, Persijap kalah dengan skor 1-3.
"Kami hanya kalah 0-1 saat menyambangi kandang Sriwijaya di Indonesia Super League. Nah, ini menunjukkan bahwa kami lebih kuat daripada Persijap," terang mantan pelatih Persebaya Surabaya tersebut.
Deltras memang hanya kalah sebiji gol atas juara bertahan Copa Indonesia tersebut. Itu terjadi pada 25 Maret lalu. Satu-satunya gol Sriwijaya dijaringkan striker Ngon a Djam pada menit ke-70.
"Mereka (Sriwijaya) juga harus menang dengan susah payah. Bahkan, pemain meraka hampir frustrasi dengan permainan anak-anak," jelas pria yang juga pernah mengarsiteki Persim Maros itu.
Konfidensi Mamak mungkin berlebihan. Sebab, di atas kertas, Persijap lebih kuat. Hal tersebut terlihat dari klasemen akhir Indonesia Super League. Deltras harus terdegradasi. Sedangkan Persijap bertahan di papan tengah.
Namun, lagi-lagi Mamak punya alasan terkait dengan kegagalannya menyelamatkan Deltras dari degradasi. Yakni, dia tak memoles Deltras dari awal musim. Mamak menukangi Deltras sejak pertandingan ke-12. Padahal, Deltras sudah mempunyai pemain berkualitas di putaran kedua.
"Kalau pegang dari awal, tentu lain lagi, saya yakin Deltras tidak akan degradasi," sumbar Mamak. (red/agus ef)

Kamis, Juni 25, 2009

BOLA DI TANGAN SYAMSUL



Soal Polemik Legitimasi Ketua Umum Persik
koncomacan - Sementara itu, soal legitimasi ketua umum Persik yang sampai sekarang masih menjadi polemik, Ketua Pengcab PSSI Kota Kediri Barnadi mengatakan bahwa saat ini bola ada di tangan Wali Kota Samsul Ashar. Pihaknya sudah menyerahkan semua yang dibutuhkan untuk pembentukan kepengurusan baru. "Memang seperti itu kenyataannya. Persik bukan lagi tim amatir," tegasnya.
Menurut Barnadi saat ini tinggal menunggu pembentukan kepengurusan dan pelantikan oleh PSSI Pengda Jatim untuk memperkuat legitimasi itu. "Kami masih terus berkomunikasi agar semuanya lancar," katanya kemarin.
Namun dia berharap polemik itu tidak berlangsung lama. Sehingga Persik segera bisa melakukan ke tahap selanjutnya. Yang jelas untuk kepengurusan baru, Barnadi mengaku sudah menyiapkan segala sesuatu. Termasuk draft susunan kepengurusan baru untuk periode mendatang. "Draft sudah saya ajukan. Tinggal menunggu (persetujuan wali kota)," imbuhnya di Stadion Brawijaya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengatakan pihaknya ingin susunan kepengurusan Persik musim depan tak banyak berubah. "Tidak banyak kalau memang ada perubahan. Kita membutuhkan para pengurus lama," kata Abdullah
Hal itu menurutnya untuk mempermudah pengelolaan Persik musim depan. "Mereka kan sudah banyak pengalaman. Jadi kepengurusan yang baru masih sangat membutuhkan tenaga dan pikiran mereka untuk membangun Persik ke depan," sebutnya.
Meskipun sampai sekarang masih terjadi beberapa perbedaan pendapat dan masalah laporan kepengurusan, Abdullah menargetkan hal itu tidak akan berlangsung lama. Sehingga Macan Putih segera bisa bersiap-siap untuk mengikuti kompetisi mendatang. "Seperti yang saya katakan, semoga Juli pertengahan ini semuanya sudah beres," tandasnya.(red/agus ef)

MENUNGGU LAPORAN MANAJEMEN LAMA



Owner Baru Minta Laporan Pengurus dan Manajemen Lama
koncomacan - KEDIRI, Publik sepak bola Kediri sepertinya masih harus bersabar bila ingin melihat seperti apa wujud tim Persik yang baru. Sebab, owner baru Persik masih butuh waktu lagi untuk melakukan hal tersebut. Selain masih sibuk untuk mengurus legitimasi posisi ketua umum yang baru, mereka juga menunggu selesainya laporan pertanggungjawaban dari pengurus dan manajemen lama.
"Mungkin (laporan pertanggungjawaban) masih dikerjakan. Kami masih menunggu laporan dari pengurus dan manajemen yang lama," kata Wakil Wali Kota (Wawali) Kediri Abdullah Abu Bakar, yang dikabarkan bakal mengisi posisi manajer baru Persik.
Sebenarnya, owner baru sudah lama meminta laporan tersebut. Sayangnya hingga saat itu permintaan itu tak kunjung dituruti. Belum ada laporan lengkap pengurus lama termasuk laporan program-program dan administrasi.
"Setiap kepengurusan kan selalu ada laporan akhir. Baik menyangkut program-program yang telah dilakukan maupun yang belum dan laporan keuangan," sebut Abdullah ketika berada di Stadion Brawijaya untuk menyaksikan pertandingan sepak bola pra-porprov kemarin.
Laporan itu menurut Abdullah sangat penting untuk memulai lembaran baru Persik ke depan. Laporan akhir yang dimaksudnya tersebut bisa menjadi pembatas kinerja kepengurusan yang lama dan kepengurusan baru. "Kalau belum ada laporannya. Batas (kerja) antara pengurus lama dan baru kan belum ada," dalihnya.
Apalagi laporan pertanggungjawaban itu juga menyangkut penggunaan dana yang selama ini dikeluarkan Persik. Di mana dana tersebut berasal dari APBD yang nilainya tidak bisa dibilang kecil. "Dengan laporan pengurus dan manajemen lama itu kan pengurus baru bisa menjawab jika ada apa-apa," lanjutnya.
Lebih penting dari itu, laporan dari kepengursan dan manajemen lama itu juga diperlukan untuk mendukung profesionalisme Persik ke depan. "Yang profesional tidak hanya timnya. Kepengurusan dan manajemen juga harus profesional," tandas wawali yang masih melajang itu.
Keinginan ini tampaknya akan membuat persiapan Persik menghadapi ISL edisi kedua makin lama. Sebab sebelumnya sudah ada masalah yang mengganjal persiapan itu. Yakni masalah legitimasi ketua umum. Masih ada polemik apakah Wali Kota Kediri Samsul Ashar saat ini sudah sah hitam atas putih sebagai ketua umum Persik. Transisi Persik dari klub amatir atau perserikatan menjadi tim profesional menyebabkan munculnya masalah itu. (red/agus ef)

BRAZIL vs AFRIKA SELATAN

Brazil PD Bisa Lewati Hadangan Afsel
LIVE RCTI 01.30 WIB
koncomacan - JOHANNESBURG, Pada 24 April 1996, Afrika Selatan (Afsel) dan Brazil bentrok di turnamen Piala Nelson Mandela di Stadion Ellis Park, Johannesburg. Tuan rumah sempat memimpin 2-0 melalui gol Philemon Masinga dan Doctor Khumalo. Namun, Brazil mampu membalikkan keadaan dan menang 3-2 melalui gol Flavio Conseicao, Rivaldo, dan Bebeto.
Setahun kemudian, Brazil kembali menaklukkan Afsel dengan skor 2-1 dalam laga persahabatan di Stadion Ellis Park pada 7 Desember 1997. Dini hari nanti, untuk kali ketiga, kedua tim bakal bertarung memperebutkan tiket final Piala Konfederasi 2009.
''Kami berada di atas angin saat unggul 2-0 di babak pertama. Tapi, akhirnya kami kalah 2-3. Sejarah itu tidak akan terulang. Tapi, hal tersebut bergantung pada pemain,'' kata Benson Mhlongo, gelandang Afsel.
Jika Bafana Bafana -julukan Afsel- bermain seperti saat kalah 0-2 dari Spanyol (20/6), kans untuk menang sulit. Sebab, performa Samba -julukan Brazil- tengah menanjak. Mereka menunjukkan permainan menawan saat menggilas Italia 3-0 pada laga terakhir grup B di Stadion Loftus Versfeld, Pretoria (21/6).
Di atas kertas, dengan materi pemain bintang, Brazil mampu mengalahkan Afsel. Status tuan rumah bukan jaminan Bafana Bafana mampu menaklukkan Samba. Dalam sejarah Piala Konfederasi, hanya Meksiko dan Prancis yang mampu tampil sebagai juara di kandang sendiri. Meksiko juara pada 1999, sedangkan Prancis berjaya dalam edisi 2003.
Lini belakang Afsel yang dikomandani Matthew Booth harus bekerja keras membendung serangan Samba. Booth adalah kapten Afsel saat dikalahkan Brazil pada Piala Dunia U-20 1997.
Modal Bafana Bafana adalah dukungan penuh dari suporternya. Gemuruh teriakan penonton serta bisingnya suara vuvuzela, terompet khas Afsel, diharapkan mampu meruntuhkan mental pemain Brazil.
''Kami bangga tampil di semifinal. Tapi, kami harus bersiap melawan Brazil. Kami berharap agar penonton habis-habisan mendukung kami,'' ujar pelatih Afsel Joel Santana kemarin (24/6).
Santana berharap penuh kepada Teko Modise, Steven Pienaar, dan Bernard Parker untuk mengimbangi permainan cepat penggawa Brazil. Untuk meredam bintang Brazil Kaka, tuan rumah menyiapkan Siboniso Gaxa. ''Gaxa punya kecepatan. Saya yakin, dia dapat menghentikan Kaka,'' tegas Santana.
Di sisi lain, kubu Brazil sangat percaya diri dapat melewati hadangan tuan rumah. Namun, pelatih Brazil Carlos Dunga tidak ingin anak asuhnya meremehkan kekuatan lawan. ''Afrika Selatan tim yang permainannya belum stabil. Tapi, kami tahu mereka akan menyulitkan. Mereka kuat, cepat, dan tampil di depan penonton sendiri,'' ulas Dunga.
Saat latihan game melawan tim Kaizer Chiefs di Stadion Orlando, Johannesbur, Selasa lalu (23/6), Dunga mengistirahatkan beberapa pemain intinya. Sebaliknya, dia menurunkan para pemain lapis kedua seperti Alexandre Pato, Daniel Alves, Elano, Huerelho Gomes, Josue, dan Julio Baptisa. (red/aagus ef)
Perkiraan Pemain
Brazil (4-3-1-2) : 1-Julio Cesar (g); 2-Maicon, 3-Lucio©, 14-Luisao, 16-Andre Santos; 18-Ramires, 8-G.Silva, 5-Melo; 10-Kaka; 11-Robinho, 9-Luis Fabiano
Cadangan : 23-Gomes, 6-Kleber, 7-Elano, 13-Dani Alves, 19-Baptista, 21-Pato, 22-Nilmar
Pelatih : Carlos Dunga
Kostum Tim : Biru-Putih
Kostum Kiper : Hijau-Hitam
Afrika Selatan (4-4-2): 16-Khune (g); 2-Gaxa, 14-Booth, 4-Mokoena©, 3-Masilela; 10-Pienaar, 5-Mhlongo, 13-Dikgacoi, 12-Modise; 17-Parker, 18-Fanteni
Cadangan: 1-Fernandez, 7-Davids, 8-Tshabalala, 9-Mphela, 11-Van Heerden, 19-Moon, 21-Mashego
Pelatih: Joel Santana
Kostum Tim : Hijau Lumut-Kuning
Kostum Kiper : Abu abu-Abu abu
Stadion : Ellis Park, Johannesburg
Di Atas Kertas
INI adalah pertemuan ketiga Brazil versus Afrika Selatan (Afsel) di Johannesburg. Dalam dua bentrok sebelumnya yang berlabel uji coba, Brazil selalu menang meski dengan skor tipis (3-2 dan 2-1).
Asian Handicap
Brazil v Afsel 0 : 1 1/2
Road to Semifinal
Brazil
15-06-09 v Mesir 4-3 (Fase grup B)
18-06-09 v AS 3-0 (Fase grup B)
21-06-09 v Italia 3-0 (Fase grup B)
Afrika Selatan
14-06-09 v Iraq 0-0 (Fase grup A)
17-06-09 v Selandia Baru 2-0 (Fase grup A)
20-06-09 v Spanyol 0-2 (Fase grup A)

YAYASAN-PELATIH TIDAK PUAS

koncomacan - MALANG, Yayasan Arema kecewa dengan prestasi yang diraih skuad Arema dalam mengarungi kompetisi Indonesia Super League (ISL) tahun lalu. Ini tidak terlepas dengan peringkat tim berjuluk Singo Edan yang finis di papan tengah. Tepatnya peringkat 10 dengan mengantongi 47 poin. Yayasan tidak puas dengan prestasi tersebut karena tidak bisa memenuhi target yang ditentukan yakni finis di papan atas.
Sikap tidak puas ini dilontarkan pada rapat hasil evaluasi yang dilakukan pengurus yayasan dengan manajemen dan pelatih di kantor PT Bentoel di Karanglo. Dalam rapat tersebut dihadiri sekretaris Yayasan Arema Satrija Budi Wibawa, manajer Arema Ekoyono Hartono, asisten manajer M. Taufan, sekretaris PS Arema Hosea, pelatih Gusnul Yakin, serta asisten pelatih Joko Susilo.
Asisten manajer Arema Muhammad Taufan mengatakan, pengurus yayasan memang tidak puas dengan hasil yang ditorehkan Arema pada kompetisi tahun ini. Ini bisa dimaklumi, karena di awal kompetisi ISL ketika Arema dibesut Bambang Nurdiansyah, pengurus yayasan menargetkan Arema juara. Namun seiring berjalannya waktu, target tersebut direvisi. Arema harus finis di papan atas saat terjadi pergantian pelatih dari Bambang Nurdiansyah ke Gusnul Yakin. "Intinya, yayasan tidak puas dengan prestasi Arema di kompetisi kemarin. Tapi yayasan juga mengucapkan terima kasih atas kerja keras pelatih dan pemain untuk hasil terbaik bagi Arema," ucap M. Taufan ketika dihubungi kemarin.
Meski demikian, peluang Gusnul Yakin untuk membesut Arema pada kompetisi tahun depan juga masih ada. Karena dalam rapat tersebut memang tidak ada pembahasan terkait pelatih yang akan menukangi Arema tahun depan. "Peluang Mas Gusnul juga masih fifty-fifty," ucap Taufan.
Sementara itu, pelatih Arema Gusnul Yakin mengatakan, sebenarnya dirinya juga tidak puas dengan prestasi yang diperoleh anak didiknya. Namun dirinya mengakui, bahwa kinerjanya tidak maksimal di Arema salah satunya disebabkan dirinya tidak menangani Arema sejak awal.
Hal ini membuat dirinya tidak mengetahui secara betul kualitas permainan setiap pemain.
Gusnul menjelaskan, ketika dirinya masuk di Arema pada pertengahan kompetisi ISL di putaran pertama membuatnya harus mempelajari karakter permainan setiap pemain. Ini harus dilakukan, agar dirinya bisa menerapkan pola permainan di tim berjuluk Singo Edan. Namun faktanya, dirinya harus melakukan beberapa rotasi pemain untuk memadukan permainan tim.
Ditambah lagi, di awal putaran dua ketika dirinya menginginkan pemain asing yang jadi misalnya Danilo Fernando, Christian Gonzales ternyata tidak ada satu pun yang terealisasi. Terpaksa dirinya membuka seleksi pemain asing dan hasilnya memang kurang sesuai dengan keinginannya. Tambahan pemain asing seperti Chmelo Roman, Patricio Morales, Fortune Udo dan Buston Browne baru terlihat padu ketika memasuki akhir kompetisi. "Jujur saja, saya juga tidak puas dengan prestasi kami tahun ini. Tapi itu semua sudah saya berikan yang terbaik bagi Arema. Dan saya ucapkan terima kasih atas kepercayaan manajemen selama ini," terang mantan pelatih Persiter Ternate ini. (red/agus ef)

TAK AKAN KE LAIN HATI

Janji Arif-Hendra Musim Depan
koncomacan - MALANG, Meski belum ada kepastian terkait rekrutmen pemain yang akan membela Arema kompetisi tahun depan, namun beberapa pemain muda Arema sudah siap membela tim berjuluk Singo Edan.
Sebut saja Arif Suyono dan Hendra Ridwan. Pemain yang selalu mengisi skuad inti Arema ini masih berniat membela tim berlogo kepala singa untuk musim kompetisi Indonesia Super League (ISL) tahun depan. Hanya saja, hingga saat ini dirinya belum mendapatkan perpanjangan kontrak dari manajemen Arema. "Saya masih ingin bermain di Arema untuk musim depan. Tapi saat ini saya masih menunggu sikap manajemen," ujar Arif Suyono ketika dihubungi Radar, kemarin.
Arif mengaku sebagai pemain yang dibesarkan di Malang, tentunya sangat senang bisa membela Arema. Mengingat tim ini merupakan tim besar yang memiliki suporter yang fanatik. Kondisi itulah yang membuat dirinya sangat tersanjung bisa memperkuat tim yang didirikan pada 11 Agustus 1987 ini.
Namun keputusan itu, kata Arif bergantung dari keputusan manajemen Arema. Apabila tenaganya masih dibutuhkan Arema dirinya dengan senang hati bersedia menjadi bagian skuad Arema. Untuk sementara ia tidak berpikir pindah ke klub lain sebelum ada kepastian dari Arema."Tapi kalau ada tawaran yang lebih baik, kemungkinan saya bermain di tim lain juga ada. Kalau memang tawarannya lebih baik dari Arema. Tapi hingga saat ini prioritas tetap Arema," terang pemain asal Batu ini.
Arif sendiri berharap kompetisi tahun depan, komposisi pemain Arema tidak mengalami banyak perubahan. Pemain Arema yang bermain di kompetisi tahun lalu harus dipertahankan. Minimal 50 persen. Sebab untuk membangun suatu tim yang solid, membutuhkan waktu yang agak lama: minimal tiga tahun.
Persipura misalnya. Tim yang menjadi jawara ISL itu membutuhkan waktu sekitar tiga tahun dengan tidak melakukan perombakan tim secara besar-besaran. "Saya berharap itu bisa dilakukan di Arema tahun ini," tutur Arif.
Hal senada diungkapkan Hendra Ridwan. Pemain yang di akhir kompetisi ini berubah posisi dari gelandang menjadi stoper juga masih ingin membela Arema di musim depan. Hendra cukup realistis, sebab secara finansial Arema menjadi tim yang sehat. Kesejahteraan pemain terjamin. Hanya saja dirinya juga masih menunggu sikap manajemen Arema. "Kalau saya masih dibutuhkan, prioritas tetap di Arema," terangnya.
Senada dengan Arif, ia berharap tidak banyak perombakan komposisi musim depan. Mengingat pemain Arema yang bermain di kompetisi tahun lalu masih layak dipertahankan. Diakuinya, permainan Arema di kompetisi kemarin memang kurang stabil. Salah satu penyebabnya karena mayoritas pemain Arema banyak yang baru. Namun di akhir kompetisi, koordinasi dan komunikasi pemain di lapangan sudah terlihat. Buktinya mampu menang besar di dua pertandingan terakhir Arema yakni menang 4-1 atas Persita Tangerang (6/6) dan menang 3-1 atas Persijap Jepara (10/6). "Saya yakin, jika pemain Arema masih banyak yang dipertahankan, tahun depan prestasi Arema akan semakin baik," tegasnya. (red/agus ef)

FINAL IDEAL TERWUJUD

3 Sriwijaya FC v Persijap 1
PALEMBANG - Gelar Indonesia Super League (ISL) gagal digapai Sriwijaya FC Palembang. Trofi kompetisi sepak bola tertinggi di tanah air tersebut jatuh ke tangan Persipura Jayapura.
Tapi, musim ini, Laskar Wong Kito (julukan Sriwijaya FC) berkesempatan meraih trofi yang lain, Copa Indonesia. Sriwijaya memetik kemenangan 3-1 (2-0) atas Persijap Jepara pada second leg babak semifinal Copa Indonesia IV di Gelora Sriwijaya, Jakabaring, Palembang, kemarin (24/6).
Tiga gol tuan rumah disumbangkan oleh Budi Sudarsono pada menit ke-6 serta Anoure Richard Obiora (27' dan 75'). Gol semata wayang Laskar Kalinyamat (julukan Persijap) dicetak Pablo Frances pada menit ke-88.
Kemenangan tersebut membuat Sriwijaya lolos ke final dengan selisih gol 5-1. Pada first leg 20 Juni di Gelora Bumi Kartini, Jepara, anak asuh Darmawan itu menang 2-0. Di final, yang kebetulan dilaksanakan di Gelora Sriwijaya, Jakabaring, Palembang, Sriwijaya akan menjajal ketangguhan Mutiara Hitam (julukan Persipura) yang lolos setelah menyingkirkan Delta Putra Sidoarjo (Deltras).
Tak pelak, final ideal tercipta. Sriwijaya merupakan juara bertahan Copa Indonesia, sedangkan Persipura merupakan pemegang trofi ISL. "Pertandingan ini merupakan pencapaian terbaik kami," kata pelatih Sriwijaya FC Rahmad Darmawan setelah pertandingan.
Kini, Sriwijaya langsung fokus pada partai final menghadapi Persipura. Sriwijaya bertekad meraih juara Copa Indonesia.
Menghadapi Persipura, Sriwijaya akan berkonsentrasi penuh di final nanti. Sebab, lawan mereka adalah tim yang diunggulkan.
Pada pertandingan kemarin, Sriwijaya memang tampil dominan. Sejak peluit dibunyikan, Sriwijaya tampil menyerang.
Pada menit keenam, Sriwijaya menciptakan gol perdana lewat tendangan Budi Sudarsono.
Unggul satu gol dan bermain di hadapan fanatiknya membuat Sriwijaya kian garang. Pada menit ke-27, Sriwijaya memperbesar skor menjadi 2-0. Gol Sriwijaya dicetak oleh Obiora Richard.
Di babak kedua, kedua tim tampil menyerang. Pada menit ke-72, striker Anaoure Obiora kembali membobol gawang Persijap lewat sundulan keras setelah mendapat umpan cantik dari Charis Yulianto.
Sebenarnya, pada menit ke-57 Persijap mendapatkan penalti. Tapi, tendangan Pablo Frances jauh di atas gawang Ferry Rotinsullu. Pada menit ke-88, Persijap memperkecil kekalahan lewat tendukan Frances. Skor 3-1 bertahan hingga laga usai.
"Sejak awal, kami memang tidak bermain fight. Kami hanya fokus ke perebutan posisi ketiga melawan Deltras," tutur pelatih Persijap Junaidi (red/agus ef)

JELANG MENGHADAPI PLAYOFF

Siapkan Uji Coba Lawan PS Mahasiswa
koncomacan - SURABAYA, Dua agenda penting tengah dipersiapkan Persebaya Surabaya menjelang babak playoff melawan PSMS Medan di Stadion Siliwangi, Bandung. Mendekati laga krusial yang berlangsung pada 30 Juni itu, Endra Prasetya dkk akan melakoni uji coba melawan PS Mahasiswa, klub anggota kompetisi internal Persebaya kelas 1, nanti sore di Stadion Gelora 10 Nopember.
Meski hanya melawan tim yang levelnya berada jauh di bawah Persebaya, laga itu dinilai sangat penting. ''Para pemain akan kami instruksikan untuk tampil penuh semangat layaknya pertandingan resmi,'' kata Aji Santoso, pelatih Persebaya, kemarin sore.
Sejak gagal di babak delapan besar akhir Mei lalu, Persebaya praktis tak pernah melakoni pertandingan. Karena itu, kapasitas Aji Santoso yang membesut tim sejak 12 Juni lalu juga belum teruji.
Di sisi lain, PSMS justru sudah beberapa kali tampil melawan tim besar seperti Persipura dan Sriwijaya FC di ajang Copa Indonesia. Mereka juga sempat tampil di ajang AFC Cup. ''Mereka melawan tim-tim bagus, tapi tetap akan ada kekurangan dan keuntungannya,'' jelasnya.
Menurut mantan pemain timnas Indonesia itu, melawan tim-tim kuat cukup menyerap stamina pemain PSMS.
Itulah yang akan dimanfaatkan Aji sebagai celah kelemahan PSMS. ''Kami juga akan bermain dengan fighting spirit tinggi,'' ujarnya.
Sementara itu, hari ini kubu Persebaya dan PSMS akan dipertemukan dalam agenda technical meeting (TM) di Kantor BLI, Kuningan, Jakarta. ''Rencananya, TM dilakukan pada pukul dua siang (14.00 WIB),'' jelas Cholid Ghoromah, ketua harian Persebaya. Dia menjelaskan bahwa dirinyaa dan asisten pelatih Ibnu Grahan direncanakan menghadiri agenda tersebut.
(red/agus ef)

SIDANG DITUNDA PERSEBAYA LEGA



koncomacan - Surabaya, Persebaya bisa bernapas lega. Pasalnya, seluruh penggawa Green Force -julukan Persebaya-dipastikan tidak terjerat hukuman Komisi Disiplin (Komdis) PSSI. So, Persebaya pun bisa tampil komplet saat melakoni laga playoff lawan PSMS Medan pada 30 Juni mendatang.
Kepastian tidak adanya pemain Persebaya yang terjerat hukuman Komdis terkuak dari hasil sidang lembaga peradilan PSSI tersebut kemarin (24/6). Dalam sidangnya, Komdis menunda seluruh sidang yang bersangkutan dengan pemain Persebaya.
"Dalam sidang hari ini (kemarin, Red), kami menunda sidang yang berkaitan dengan Persebaya. Sebab, Persebaya mengajukan surat pemberitahuan bahwa pemain yang dipanggil Komdis tidak bisa hadir," kata Ketua Komdis Hinca Pandjaitan.
Menurut Hinca, Persebaya beralasan bahwa timnya sedang berkonsentrasi menghadapi pertandingan playoff. Karena hal tersebut, Hinca mengungkapkan, para pemain Persebaya tidak bisa hadir ke sidang Komdis.
"Playoff tersebut sangat penting bagi Persebaya. Kami tidak ingin persiapan kami terganggu. Karena itu, kami meminta sidang yang terkait dengan pemain Persebaya ditunda," ujar Cholid Ghoromah, ketua harian Persebaya. Namun, dia mengatakan belum mengetahui pemanggilan tersebut ditunda hingga kapan.
Dia lantas menjelaskan bahwa persiapan Persebaya jelang babak penentuan itu cukup mepet. Seandainya pemain dipaksakan memenuhi panggilan, dia khawatir konsentrasi skuadnya akan terganggu.
Pelatih Persebaya Aji Santoso juga menjelaskan bahwa pemanggilan jelang playoff memang berpotensi mengganggu persiapan pemain. ''Setidaknya, tenaga pemain akan terkuras untuk pemanggilan itu. Sebab, minimal pemain harus berpikir untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan,'' tutur Aji. Dari alasan itulah, Komdis akhirnya menunda sidang yang terkait dengan pemain Persebaya, yakni Endra Prasetya, Andi Oddang, dan Sunaji. (red/agus ef)

ANGGAP HAL YANG LUAR BIASA

koncomacan - SIDOARJO, Delta Putra Sidoarjo (Deltras) kembali harus bermain pincang. Tim berjuluk The Lobster itu tak bisa menurunkan Firmansyah dalam laga perebutan tempat ketiga Copa Indonesia IV kontra Persijap Jepara di Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang, 28 Juni mendatang.
Itu terjadi karena mantan penggawa timnas senior tersebut terkena akumulasi kartu kuning. Saat melawan Persipura di second leg semifinal Selasa lalu (23/6), dia mendapatkan kartu kuning. "Hanya Firmansyah yang tidak bisa bermain karena akumulasi katu kuning," ujar Yono Karpono, asisten pelatih Deltras, kemarin (24/6).
Kondisi tersebut membuat Deltras bakal tampil tanpa kekuatan terbaik untuk kali kesekian. Situasi paling runyam ialah saat menyambangi markas Persipura di first leg pada 19 Juni lalu. Ketika itu, The Lobster tak bisa menurunkan empat pilarnya sekaligus. Sementara itu, di second leg, tim titisan Gelora Putra Delta (GPD) tersebut kehilangan dua penggawa, yakni Gustavo Chena dan Kornelis Kaimu.
Di sisi lain, tak ada rona kecewa yang ditunjukkan pelatih Deltras Muhamad Zein "Mamak" Alhadad. Kegagalan melaju ke partai puncak Copa Indonesia IV bukanlah hal yang mengecewakan bagi Mamak.
Sebaliknya, dia menganggap keberhasilan Deltras melaju ke perebutan tempat ketiga kontra Persijap Jepara sebagai hal yang luar biasa. Mamak beralasan, pencapaian tersebut diraih di tengah kondisi internal klub yang amburadul. Utamanya, benturan-benturan konflik yang terjadi antara pemain dan manajemen.
"Jadi, di tengah kondisi yang serbaruwet seperti ini, kami masih bis amelaju ke semifinal. Bahkan, kami berpeluang merebut peringkat ketiga. Ini termasuk luar biasa mengingat kondisi tim ini tak kondusif," terang mantan pelatih Persebaya Surabaya tersebut.
Hanya, Mamak, sepertinya, menyingkirkan fakta bahwa Deltras lolos ke perebutan juara ketiga karena tertolong hasil drawing (undian). Sejak babak awal hingga fase 16 besar, The Lobster hanya menghadapi tim yang levelnya bukan di kasta tertinggi Liga Indonesia. (red/agus ef)

PERSELA JAJAKI PEMAIN ASIA

koncomacan - LAMONGAN, Warna baru akan menghiasi skuad Persela Lamongan musim depan. Ini terjadi setelah pengurus mendapatkan tawaran dua pemain asing dari Jepang dan Qatar. Bahkan, diperoleh informasi, sang agen akan mengirimkan pemain tersebut ke Lamongan.
"Salah seorang di antara dua pemain itu berposisi striker. Yang satunya kami belum tahu. Informasinya akan dikirim dua minggu nanti," kata Ketua Harian Persela Fadeli kemarin (24/6).
Pria yang juga menjabat sebagai Sekkab Pemkab Lamongan tersebut menjelaskan, dua pemain asing Asia itu diharapkan bisa memenuhi kuota yang ditetapkan Badan Liga Indonesia (BLI). Yakni, setiap tim tetap diperbolehkan merekrut lima pemain asing. Namun, tiga pemain bebas dari negara mana pun, sedangkan dua pemain lainnya harus berasal dari Asia.
"Sebenarnya, berburu pemain Asia ini sangat sulit. Sebab, aturannya, pemain tersebut harus tercantum sebagai pemain timnas di negaranya. Tapi, ternyata ada agen pemain yang menawarkan sesuai dengan persyaratan itu,'' tuturnya.
Aturan itu memang baru. Fadeli yakin, tim peserta kompetisi Super Liga belum mengetahui pasti kualitas pemain Asia tersebut. Karena itu, Persela belum pasti akan merekrut dua pemain asing tersebut.
Jika kemampuan dua pemain Asia itu ternyata pas-pasan atau sepadan dengan pemain lokal, tapi harganya lebih mahal, tentu Persela memilih pemain lokal. Hanya, berburu pemain lokal juga sulit karena harus berebut dengan tim lain. "Untuk itu, kami meminta tim pemburu pemain untuk mencari pemain lokal yang berkualitas tinggi," paparnya.
Disinggung soal perburuan terhadap John Tarkpor dan Martins Zada, Fadeli mengatakan bahwa manajemen tetap eksis mendekati dua pemain itu. Bahkan, salah seorang di antara dua pemain tersebut sepakat bertemu dengan utusan manajemen Persela. "Mungkin, besok (hari ini, Red) salah seorang di antara dua pemain itu akan bertemu kami," terangnya. (red/agus ef)

SISWANTO MASUK DAFTAR INCARAN


koncomacan - MALANG, Setelah sukses menggaet pemain lokal Persitara dan Persibo Bojonegoro, pelatih Persema Subangkit mengincar pemain lokal Persib Bandung. Dia adalah Siswanto. Siswanto merupakan mantan anak didik Subangkit semasa di Persekabpas dua tahun lalu.
Nama Siswanto sudah direkomendasikan Subangkit ke manajer Persema Hadi Santoso untuk segera negosiasi kontrak. "Siswanto adalah salah satu pemain yang saya rekomendasikan ke manajemen untuk dikontrak. Karena dia pemain yang memiliki kecepatan dan skill yang mumpuni,"tegas Subangkit.
Jika manajemen Persema mampu menggaet Siswanto, diyakini pelatih asal Pandaan ini kekuatan Persema semakin mantap. Artinya meski berstatus promosi, tim berjuluk Laskar Ken Arok ini bisa diperhitungkan tim lain. Apalagi saat ini komposisi Persema diisi pemain yang sudah berpengalaman. "Saya ditarget manajemen untuk bisa tembus papan atas. Karena target ini cukup berat, sehingga saya pun harus pintar mencari pemain," tegas Subangkit.
Diakui Subangkit, untuk saat ini, manajemen Persema sudah mengantongi 15 pemain yang resmi gabung dengan Persema. Sehingga tinggal menambah 10 hingga 12 pemain lagi.
Mantan pelatih Persiku Kudus berjanji dari kekurangan pemain tersebut sudah harus bisa dipenuhi akhir Juli mendatang. Pasalnya tim Persema akan di-launching di hadapan publik Malang pada Agustus mendatang. "Setelah launching kami sudah akan menggelar latihan, karena kompetisi bulan Oktober sudah digelar," terang dia. (red/agus ef)

SKOR MASAL BUAT PERSIB

Lecehkan Pertandingan, Kena Sanksi Satu Laga
koncomacan - JAKARTA, Sanksi tegas dijatuhkan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI dalam sidangnya kemarin (24/6). Komdis menjerat sebelas pemain Persib Bandung dengan hukuman yang sama. Yakni, mereka diskors satu kali laga. Hukuman itu efektif berlaku pada kompetisi musim depan.
Sebelas pemain yang terkena vonis tersebut adalah tujuh pemain lokal dan empat legiun asing. Tujuh pemain lokal itu Maman Abdurahman, Tema Musadat, Waluyo, Gilang Angga, Eka Ramdani, Siswanto, dan Hariono. Sedangkan empat pemain asingnya adalah Christian Gonzalez, Nyek Nyobe, Hilton Moreira, dan Rafael Bastos.
Komdis terpaksa menjatuhkan skors masal bagi Persib karena tindakan tim berjuluk Maung Bandung tersebut dinilai melecehkan pertandingan. Tindakan itu dilakukan saat mereka dikalahkan Persitara Jakarta Utara di Stadion Surajaya, Lamongan, pada 2 Juni. Kala itu sebelas pemain Persib membiarkan gawang mereka dibobol pemain Persitara pada menit ke-90. Ada pemain Persib yang duduk-duduk, tiduran, dan bertepuk tangan menyambut gol keempat Persitara yang dicetak Prince Kabir Bello tersebut.
"Para pemain yang datang ke komdis tadi (kemarin, Red) mengakui tindakannya tersebut. Mereka memaparkan bahwa tindakan itu diambil karena rasa kecewa yang sangat akan sikap asisten wasit," ungkap Ketua Komdis PSSI Hinca Pandjaitan.
Komdis mendapatkan keterangan, kekecewaan itu lahir dari seringnya asisten wasit mengangkat bendera tanda offside ketika pemain Maung Bandung menyerang. Sebelas pemain itu kesal karena keputusan asisten wasit dinilai merugikan tim.
"Kami bisa memahami kekecewaan mereka. Tapi, apa pun, tindakan mereka tetap tergolong tingkah laku buruk di lapangan. Karena itu, kami menghukum mereka. Dan, kenapa cuma sebelas pemain? Karena mereka memang bertindak atas inisiatif mereka sendiri," papar Hinca.
Selain menghukum para pemain Persib, komdis merekomendasikan perangkat pertandingan dalam laga tersebut agar dievaluasi Badan Wasit Sepak Bola Indonesia (BWSI). Mereka, antara lain, Setiyono (wasit) dan dua asisten wasit, Winarno Bahtiar serta Kundori.
Dalam sidangnya kemarin, komdis juga memutuskan status pertandingan ulang PSIS Semarang kontra Persijap Jepara pada 2 Juni. Dalam keputusannya, PSIS dianggap gagal menyelenggarakan laga dan dinyatakan kalah WO 0-3.
Komdis juga memberikan sanksi bagi Persijap gara-gara sikap suporter dan ofisialnya ketika menjamu Persitara di leg kedua babak delapan besar Copa Indonesia IV (13/6). "Mereka terbukti melakukan intimidasi terhadap wasit. Mereka kami hukum menggelar satu pertandingan usiran di Copa (Indonesia) musim depan. Persijap juga kami denda Rp 50 juta," tegas Hinca. (red/agus ef)
Poin-Poin Keputusan Komdis
1. Sebelas pemain Persib Bandung diskors satu pertandingan. Hukuman berlaku pada kompetisi musim depan.
2. Asisten Manajer Persibat Batang Haryo Deko dan asisten pelatih Persibat didenda Rp 10 juta.
3. Pemain Persibat Batang Sholeh dan Susanto didenda Rp 5 juta.
4. PP Usman (Jakarta) diminta melakukan klarifikasi di salah satu media.
5. Persijap Jepara dihukum menghelat satu kali pertandingan usiran di Copa Indonesia musim depan dan didenda Rp 50 juta.
6. Panpel Persisam Samarinda didenda Rp 25 juta.
7. PSIS Semarang dinyatakan kalah WO 0-3 dari Persijap Jepara karena gagal menyelenggarakan pertandingan ulangan pada 2 Juni.
8. PSIR Rembang didenda Rp 15 juta karena empat pemainnya mendapatkan kartu kuning dalam pertandingan melawan Persis Solo pada 10 Mei.
9. Wasit Setiyono serta asisten wasit Winarno Bahtiar dan Kundori dikembalikan ke BWSI untuk dievaluasi.

11 PEMAIN PERSIB KENA SANKSI KOMDIS




koncomacan - JAKARTA, Komisi Disiplin (Komdis) PSSI menjatuhkan hukuman larangan bermain di satu pertandingan kepada 11 pemain Persib Bandung. Para pemain ini dinilai bertindak tidak fair saat timnya melawan Persitara Jakarta Utara di ajang Liga Super Indonesia pada 2 Juni lalu.
"Karena telah melanggar peraturan pertandingan dan melakukan tindakan tak sportif, jelas itu ada sanksinya," ungkap Ketua Komdis PSSI Hinca Pandjaitan usai rapat Komdis di Sekretariat PSSI, Rabu (24/6).
Para pemain yang mendapat hukuman itu adalah Tema Mursadat (kiper), Maman Abdurrahman, Nyeck Nyobe, Waluyo, Eka Ramdani, Hariono, Christian Gonzales, Gilang Angga Kusuma, Siswanto, Hilton Moriera dan Rafael Bastos. Mereka dilarang bermain sebanyak satu kali pertandingan di kancah sepak bola yang ada di bawah naungan PSSI.
"11 pemain yang sedang bertanding di lapangan saat kasus tindakan tidak sportif terjadi langgsung kami berikan sanksi sekali pertandingan di level manapun pada musim kompetisi berikutnya," papar Hinca.
Seperti diketahui, pertandingan Persitara vs Persib yang berlangsung di Stadion Surajaya Lamongan dan dipimpin wasit Setiono itu berakhir dengan kemenangan Persitara 4-1. Hasil ini menyelamatkan Persitara dari degradasi.
Menurut Hinca, tindakan tidak sportif yang dilakukan para pemain Persib adalah tidak bermain sewajarnya dalam sepak bola yang harus menjunjung tinggi nilai-nilai sportivitas. Waktu itu, para pemain dengan sengaja membiarkan pemain Persitara, Prince Kabir Bello mencetak gol keempat sekitar lima menit menjelang pertandingan berakhir.
"Saat Bello berupaya menyerang bersama Rahmat Rivai, para pemain Persib bahkan ada yang terlentang tidur-tiduran di lapangan. Kiper Tema Mursadat sendiri malah membuang badan ketika bola menyongsong ke arahnya dan membiarkan bola masuk gawang," jelasnya.
Dalam mengusut kasus ini, Komdis diakuinya telah memanggil sebanyak 12 pemain berikut ofisial. Tetapi dari hasil penyidikannya, para ofisial mengaku tak ada yang memerintahkan pemain bertindak demikian, dan di antara pemain pun memang seluruhnya mengakui perilakunya disengaja sebagai sebuah sikap protes.
"Rafael Bastos terkena sanksi karena saat itu ia sedang dimainkan di lapangan pertandingan menggantikan Erlangga. Otomatis Erlangga luput dari hukuman ini karena saat kejadian, posisinya berada di luar pertandingan, " tuturnya.
Kasus ini diakui Hinca merupakan kasus yang unik karena Komdis memberikan sanksi sekaligus kepada satu tim yang sedang bermain. "Ini kasus unik yang terjadi di dunia sepak bola," ungkapnya.(red/agus ef)

AYOENG-PERSIK

SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA ... INI KANDANG KITA .. 13 DESEMBER PERSIK VS PERSIBA LIVE ANTV 15.30 DI BRAWIJAYA

Visitors

HTML Counter
Web Site Hit Counters
"BUKU TAMU KONCOMACAN"

HOME 13 DESEMBER PERSIK VS PERSIBA
HOME 13 DESEMBER PERSIK VS PERSIBA

View Results
Create a Blog Poll

JUARA LIGA SUPER 2009-2010?
JUARA LIGA SUPER 2009-2010?

View Results
Create a Blog Poll

MY LINK,TUKERAN YUUK,,,,

koncomacan
  • Edit-Me
  • KLASEMEN LIGA SUPER 2009-2010
    Klub M M S K SG Nilai
    PERSIBA 8 4 2 2 13-7 14
    AREMA 6 4 2 0 6-1 14
    PERSIWA 7 4 1 2 18-10 13
    PERSELA 5 4 1 0 5-1 13
    PSPS 8 3 3 2 9-8 12
    PERSIJAP 5 3 2 0 6-1 11
    PERSISAM 8 3 2 3 7-9 11
    PERSIPURA 7 1 4 1 9-8 10
    PERSEBAYA 7 4 1 2 18-18 10
    PERSEMA 6 3 1 2 8-8 10
    SRIWIJAYA 6 3 1 2 9-12 10
    PERSIK 7 1 5 1 8-6 8
    PSM 8 2 2 4 7-13 8
    PERSIJA 6 2 1 3 8-9 7
    BONTANG FC 8 1 3 4 9-10 6
    PERSIB 6 2 0 4 5-8 6
    PELITA 7 0 2 5 4-11 2
    PERSITARA 7 0 1 6 4-13 1
    TOP SKOR LIGA SUPER 2009-2010
    Jumlah Gol Nama Pemain
    6 DZUMANO HERAMAN EPANDI(PSPS)ANDI ODANG (PERSEBAYA)
    4 MARTIN ZADA(PERSELA)SAKTIWAN SINAGA(PERSIK)
    3 ALDO BARETTO(BONTANG)Noor Hadi(Persijap)
    2 Boaz Salossa(Persipura)
    7 Bambang Pamungkas(Persija)
    JADWAL PUTARAN PERTAMA LSI 2009-2010
    Tanggal Pertandingan Skor
    14/10/09 Persik vs Persisam 0-0
    17/10/09 Persik vs Bontang Fc 2-2
    21/10/09 Pelita vs Persik 1-1
    23/12/09 Persitara vs Persik 0-0
    22/11/09 Persik vs Persiwa 3-0
    25/11/09 Persik vs Persipura 2-2
    29/11/09 PSPS vs Persik 1-0
    02/12/09 Persija vs Persik 0-0
    13/12/09 Persik vs Persiba 0-0
    16/12/09 Persik vs PSM 0-0
    19/12/09 Persebaya vs Persik 0-0
    02/01/09 Persijap vs Persik 0-0
    10/01/09 Persela vs Persik 0-0
    17/01/09 Persik vs Persema 0-0
    20/01/09 Persik vs Arema 0-0
    23/01/09 Sriwijaya vs Persik 0-0
    26/01/09 Persib vs Persik 0-0
    JADWAL PUTARAN KEDUA LSI 2009-2010
    Tanggal Pertandingan Skor
    07/02/09 Persik vs Sriwijaya 0-0
    13/02/09 Persik vs Persib 0-0
    17/02/09 Arema vs Persik 0-0
    21/02/09 Persema vs Persik 0-0
    27/02/09 Persik vs Persijap 0-0
    03/03/09 Persik vs Persela 0-0
    06/03/09 Persik vs Persebaya 0-0
    17/03/09 PSM vs Persik 0-0
    20/03/09 Persiba vs Persik 0-0
    03/04/09 Persik vs PSPS 0-0
    10/04/09 Persik vs Persija 0-0
    18/04/09 Persipura vs Persik 0-0
    22/04/09 Persiwa vs Persik 0-0
    15/05/09 Persik vs Pelita 0-0
    22/05/09 Persik vs Persitara 0-0
    27/05/09 Persisam vs Persik 0-0
    30/05/09 Bontang vs Persik 0-0