INGGRIS MAIN KERAS KROASIA PILIH TENANG

koncomacan - LONDON, Aksi diving (pura-pura terjatuh) playmaker Kroasia Eduardo da Silva saat Arsenal melawan Celtic FC di leg kedua playoff Liga Champions menjadi perhatian Inggris. Manuver licik itu bukan tidak mungkin akan dilakukan Eduardo ketika Kroasia bentrok dengan Inggris dalam big match kualifikasi Piala Dunia 2010 zona Eropa grup 6 pada Kamis dini hari WIB (10/9).
John Terry dkk pun tidak ingin menjadi korban aksi licik Eduardo yang berbuah sanksi larangan main dua kali itu. Menurut Terry, Inggris perlu bermain lebih keras. Namun, kata dia, timnya tidak harus melanggar pemain lawan, tapi tetap harus lebih cerdik untuk mendapatkan penalti atau tendangan bebas. Dalam pandangan Terry, itu penting dilakukan jika Inggris memang benar-benar ingin merengkuh trofi Piala Dunia yang kedua sejak 1966.
"Kadang kami main terlalu jujur. Bahkan di Premier League, sering terjadi pemain yang jelas-jelas dilanggar. Tapi, mereka tetap berdiri dan mengejar kesempatan untuk mendapatkan bola. Bukannya jatuh untuk dapat hadiah," papar Terry seperti dilansir AFP.
"Itulah cara anggota timnas bermain. Kami main di liga yang sangat jujur, dan kadang itu malah merugikan kami," tandas Terry. "Sementara itu, mentalitas pertandingan internasional tidak begitu. Pemain akan melakukan apa pun demi kejayaan negara. Tanpa sedikit curang, bisa-bisa tersingkir dari even major," sambungnya.
Terry mengakui, mentalitas tersebut tidak hanya dimiliki oleh pemain-pemain non-Inggris. Rekan-rekannya pun pernah melakukan diving demi mencari hadiah. Bahkan, pelatih Fabio Capello akan langsung mengenali bila anak buahnya sedang pura-pura terjatuh. Namun, dia menyatakan tidak bisa melakukan apa-apa.
"Kadang itu terjadi di tim saya. Saya suka pemain yang fight, saya benci tukang jatuh. Tapi, yang main di lapangan mereka. Bukan saya yang memutuskan tindakan mereka di sana," tandas Capello.
Di Wembley nanti, pertandingan sangat panas. Sebab, dua tim sama-sama membawa semangat balas dendam. Inggris ingin lolos langsung sekaligus menghukum Kroasia lantaran menjegal mereka dari kualifikasi terakhir Euro 2008. Sedangkan tim tamu ingin membalas kekalahan 1-4 pada leg pertama di Stadion Maksimir pada 10 September 2008.
Dalam pertandingan bertensi tinggi itu, hal-hal yang berbau kontroversi pasti tak dapat dihindari. Cederanya Luca Modric sudah dituduh sebagai konspirasi Inggris untuk menjegal Kroasia. "Pada 15 menit pertama, dua tim pasti sama-sama agresif. Kami berharap agar wasit yang memimpin pertandingan nanti bisa menghindari berbagai kontroversi, terutama yang menyangkut diving atau hukuman kartu dan hadiah penalti." ucap Terry.
Sebaliknya, Kroasia tenang-tenang saja. Pelatih Kroasia Slaven Bilic dengan besar hati malah memuji Capello yang dianggapnya sukses mengubah Inggris dari tim medioker menjadi tim yang benar-benar pantas menyandang nama besar. Dia juga mengungkapkan, timnya memang tidak diunggulkan.
"Kami tidak mengerti kontroversi apa yang mereka maksud. Tapi yang jelas, Inggris tidak perlu khawatir. Di bawah Capello, mereka menjelma menjadi tim yang hebat," tutur Bilic kepada The Telegraph.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda