KEPUTUSAN DI TANGAN PEMAIN

Persoalan psikologis pemain menjadi batu sandungan. Beberapa pemain tidak menampik bahwa dengan tidak tampil membela salah satu klub ISL, pendapatan mereka akan terjun bebas. Dibandingkan dengan pendapatan saat membela klub, uang saku di timnas memang jauh lebih kecil.
Saat membela klub, pendapatan mereka bisa mencapai Rp 750 juta setahun atau sekitar Rp 62,5 juta. Nah, ketika harus memperkuat timnas, tanpa bermain di klub, mereka hanya diberi uang saku Rp 20-25 juta.
Sebelumnya, PT Liga Indonesia mengumumkan tidak akan memverifikasi pemain timnas untuk mengikuti ISL. Menurut BTN, para pemain itu sudah bisa memperkuat tim mulai 19 November nanti. Kickoff ISL dilaksanakan 11 Oktober.
"Saya sangat keberatan dengan keputusan itu. Biasanya, saya digaji Rp 10 ribu, misalnya. Eh, kok, sekarang saya hanya mendapatkan Rp 5 ribu," ujar Maman Abdurrahman, salah seorang pemain belakang timnas.
Sampai kemarin (7/8), dia belum menandatangani kontrak dengan Persib Bandung. Tapi, manajemen tim berjuluk Maung Bandung itu sudah mengadakan pembicaraan dengan pria berusia 27 tahun tersebut.
Selain itu, kondisi permainan bisa menurun. Maklum, dengan turun di ISL, performa mereka bisa terus terjaga karena mendapatkan lawan tim-tim besar di tanah air. Sebaliknya, jika hanya diam di pelatnas, mereka hanya melahap latihan dengan sesekali uji coba. Itu pun hanya akan diisi tim-tim lokal. Sebab, PSSI gagal merayu tim luar untuk bertandang ke Indonesia atau sebaliknya.
Bendol, sapaan karib Benny Dolo, cuci tangan. Dia memilih membebaskan pemain untuk mengambil keputusan. "Semua adalah persoalan pemain, bukan saya," ujarnya. "Makanya, tanya ke pemain saja," imbuhnya.
Sebelumnya, BTN memberikan kebebasan kepada pemain untuk memutuskan apakah akan bermain di ISL atau membela timnas. Tapi, pernyataan tersebut tidak seirama dengan kode disiplin PSSI. Pemain yang menolak dipanggil atau tidak mengindahkan panggilan timnas dinyatakan melanggar pasal 78 kode disiplin. Sanksinya, skors enam bulan tidak boleh bermain di kompetisi mana pun di Indonesia dan didenda minimal Rp 100 juta.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda