AKAL-AKALAN DI LAGA PENENTUAN

Menariknya, entah kebetulan atau memang disengaja, empat tim yang lolos itu saling bersua di laga terakhir. Persisam melawan Persebaya dan Persema meladeni PSPS. Entah kebetulan atau memang disengaja (lagi), dua pertandingan itu sama-sama berakhir draw. Persisam versus Persebaya berakhir 0-0, sementara Persema berbagi angka 1-1 dengan PSPS. Padahal Persema selalu menang di kandang sepanjang musim ini. Ada apa? Entahlah!
Ketika jadwal babak delapan besar dirilis Badan Liga Sepak Bola Indonesia (BLI), tanda-tanda empat tim yang lolos sudah kentara. ''Paket'' Persisam, Persebaya, Persema, dan PSPS bertemu di laga terakhir. Kalau jadwal itu lahir lewat proses drawing atau undian tentu tidak perlu dipertanyakan. Masalahnya, BLI merilis jadwal tanpa undian dan tidak menghadirkan satu pun wakil klub!
Mengapa laga Persisam v Persebaya tidak digelar di hari pertama atau kedua? Mengapa Persema versus PSPS harus menjadi laga terakhir di Malang? BLI mungkin punya pertimbangan sendiri. Apakah ini disengaja? Mungkin BLI punya jawabannya.
Yang pasti, ''skenario'' itu membuat atmosfer pertandingan terakhir Sabtu (23/5) lalu menjadi kurang gereget. Sebelum kick off, hanya Persisam dan Persema yang sudah memastikan lolos empat besar. Sementara Persebaya dan PSPS harus berjuang sampai laga pemungkas.
Secara matematis masih ada Mitra Kukar dan Persikabo Bogor yang berpeluang lolos. Mitra akan lolos jika menang atas Persigo Gorontalo sementara Persebaya kalah atau seri dengan Persisam. Sementara peluang Persikabo memang lebih kecil. Mereka harus menang besar atas Persiba Bantul. Syarat lainnya, PSPS kalah dari Persema.
Namun, Mitra dan Persikabo harus mengubur ambisi lolos ke empat besar. Kubu Mitra uring-iringan dan merasa didzalimi saat hanya mampu bermain imbang 2-2 dengan Persigo. Sementara Persikabo justru kalah 1-2 dari Persiba.
Di lagal lainnya, Persisam v Persebaya dan Persema v PSPS berjalan ''sesuai skenario''. Persisam terkesan melepas pertandingan dengan hanya menampilkan pemain kelas dua. Tuan rumah pun tidak mendapatkan hadiah penalti seperti laga-laga sebelumnya. Sebaliknya, Persebaya yang mendapatkan penalti juga tak memaksimalkan kesempatan emas tersebut.
Di Stadion Gajayana Malang, Persema bermain adem-ayem. Laskar Ken Arok memang tampil dengan kekuatan penuh. Tapi, performa di atas lapangan kurang gereget. Banyak peluang, tapi gol tak kunjung tercipta. Penonton pun mulai resah. Gol Brima Pepito sempat membawa Persema unggul. Tapi, laga penentuan itu menjadi tidak menentukan ketika akhirnya PSPS menyamakan kedudukan dan skor 1-1 tak berubah sampai peluit panjang. ''Paket'' empat besar pun terkirim mulus ke Samarinda.
Di semifinal, Persisam bersua PSPS dan Persema meladeni Persebaya. Siapa yang lolos? Persisam, tampaknya, bakal melenggang mulus. Yang seru adalah duel Persema kontra Persebaya. Dua klub asal Jawa Timur ini saling mengalahkan di babak penyisihan. Nah, di tempat netral, keduanya harus berjibaku. Siapa yang kalah memang masih berpeluang lolos asal merebut tempat ketiga.
Aturan main yang ditetapkan BLI menegaskan bahwa tiga tim teratas Divisi Utama yang langsung lolos ke Superliga. Sementara tim peringkat keempat harus playoff melawan peringkat ke-15 Superliga. Artinya, pemenang laga semifinal bakal mengunci tiket promosi ke Superliga. Sebaliknya, tim yang kalah harus bertarung untuk memperebutkan peringkat ketiga.
Sejauh ini regulasi itu belum berubah. Tapi, berkaca ada musim-musim sebelumnya, perubahan regulasi bisa terjadi kapanpun.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda