KLUB MULAI LUNASI UTANG

RASIONALISASI GAJI
koncomacan - Klub-klub akhirnya melunasi tunggakan gaji pemain menjelang berakhirnya Liga Super 2008/ 2009. Mereka mengaku mendapat suntikan dana segar.
Manajer Persija Harianto Bajuri mengungkapkan tunggakan gaji pemain selama tiga bulan sudah lunas. Pencairan dana APBD secara bertahap untuk Macan Kemayoran membuat mereka otomatis sudah memiliki garansi dana Rp13,5 miliar untuk mengarungi Liga Super 2009/ 2010.
”Persija tidak lagi mengalami masalah dana. Cadangan dana Persija untuk musim depan mencapai 60%” ujar Bajuri. Sikap serupa ditunjukkan Persita. Pendekar Cisadane sudah melunasi tunggakan gaji pemain sesuai kontrak sampai akhir Mei.
Namun, kenyataan berbeda harus dihadapi Persitara. Laskar Si Pitung mengklaim masih menyisakan tunggakan gaji pemain selama tiga bulan dengan jumlah total Rp1 miliar. ”Kami tidak tahu masalah dana, apalagi APBD. Itu menjadi tanggung jawab pengurus.
Kontrak pemain sampai kompetisi berakhir. Secepatnya akan kami lunasi semuanya. Pekan depan kami mendapat pinjaman dari pengurus, tapi besarnya belum tahu. Yang jelas, itu sinyal baik,” tandas Ketua Harian Persitara Harry Ruswanto.
Klub Liga Super kembali menyuarakan pemangkasan nilai kontrak pemain hingga 30% semusim. Gaji pemain diproyeksikan kembali normal pada tiga musim berikutnya.
Beberapa klub musim ini sempat terbelit masalah penangguhan pembayaran gaji pemain. Problem bertambah lantaran klub terancam tanpa garansi dana musim depan. Manajer Persijap Jepara Edi Sudjatmiko mengatakan, kontrak pemain musim depan harus dikurangi 30%. Anggaran terbesar mayoritas klub adalah gaji pemain.
”Gaji pemain harus dipangkas 30% atau sepertiga dari nilai sekarang. Kondisi ini akan meringankan klub. Kami siap memberlakukan kebijakan ini. Mayoritas klub belum tahu bagaimana mencari dana musim depan,” katanya kemarin. Edi menambahkan, klub kesulitan bila harus menaikkan harga tiket karena rendahnya daya beli suporter.
Namun, klub dituntut bertahan, sementara jaminan APBD belum pasti. ”Solusi dana klub agar aman hanya ada dua, menurunkan kontrak pemain atau menaikkan harga tiket. Opsi kedua sulit. Stadion akan sepi karena tiket mahal. Menekan nilai kontrak pemain paling ideal,” katanya. Agar nilai kontrak relatif stabil, wacana pembahasan kontrak pemain sudah digulirkan.
Badan Liga Indonesia (BLI) kemudian menegaskannya dengan wacana batas atas kontrak hanya berlaku untuk APBD. Edi mengatakan nilai kontrak pemain akan naik secara berkala setiap tahun. Harga pemain kembali normal pada tahun ketiga.
”APBD saja nilai kontrak pemain tetap jorjoran. Yang dibutuhkan adalah keseragaman harga. Sebenarnya kondisi yang paling sulit adalah tahun depan. Makanya sambil menunggu dana klub menjadi stabil, harga pemain turun dahulu. Toh setiap tahun kontrak mereka terus bertambah,” tuturnya. Pendapat berbeda diberikan Persita Tangerang. Pendekar Cisadane menilai pembatasan APBD lebih mendekati kondisi ideal.
”Kalau kontrak diturunkan, justru akan rancu. Lebih baik penggunaan APBD-nya yang dibatasi. Negosiasi dengan agen atau pemain juga sejak awal dibatasi. Kondisinya cukup rumit, apalagi klub agak rawan,” kata Manajer Persita Andi Mulyadi. APBD rencananya akan dibatasi antara interval Rp500 juta sampai Rp800 juta.
Sementara itu, Direktur Kompetisi BLI Joko Driyono menjelaskan pembatasan APBD juga dinilai lebih ideal. ”Nilai interval pasti sudah ada, tapi belum disahkan. Maksimal Rp1 miliar. Tapi, tidak ada batasan untuk minimal. Sekarang yang penting tidak terlalu besar atau sebaliknya. Kalau kontrak diturunkan dahulu, tampaknya kurang tepat,” tandasnya.