ENGAN DISALAHKAN

Gusnul Tetap Bertanggung Jawab
Tapi Enggan Disalahkan karena Tidak Pilih Pemain Sejak Awal

koncomacan - Sejak kembali di level tertinggi kompetisi sepak bola Indonesia pada 2005 lalu, prestasi Arema musim ini merupakan yang paling jelek. Pada tiga musim sebelumnya Arema selalu berada di papan atas. Sedangkan musim ini, Arema masih berkutat di papan bawah, tepatnya di peringkat ke-11 klasemen sementara Djarum Indonesia Super League (DISL).

Sebagai pelatih, Gusnul Yakin mengatakan jebloknya prestasi Arema sepenuhnya merupakan tanggung jawabnya. Hanya saja, walau dia mengaku sebagai pihak yang paling bertanggung jawab, Gusnul enggan disalahkan. Sebab, dia menangani Arema bukan dari awal. Namun, dia menangani tim di tengah perjalanan menggantikan posisi pelatih Arema sebelumnya Bambang Nurdiansyah yang kini sudah melatih PSIS Semarang.

Akibatnya dia tak terlibat langsung dalam pembentukan tim dari awal kompetisi. Mantan pelatih Persiter Ternate tersebut lalu membandingkan prestasi Arema pada musim-musim sebelumnya yang selalu berada di papan atas. Pada 2005 dan 2006 saat Arema ditangani Benny Dollo, pelatih timnas tersebut menangani Arema dari awal.

Demikian pula dengan Miroslav Janu yang diberi kepercayaan dari awal dalam menangani tim. Sehingga dua pelatih itu bisa mencari pemain yang sesuai dengan kebutuhan dan karakter tim yang diinginkan pelatih. "Jadi jangan samakan saya dengan Benny. Dia mencari pemain sesuai dengan kebutuhan tim. Sedangkan saya tidak," ucap Gusnul sesaat setelah Arema mengalami kekalahan dari Persipura di Kanjuruhan pada Sabtu (28/2) malam lalu..

Menurutnya, dia sudah datang ke Arema dengan menu pemain yang merupakan peninggalan pemain lawas. "Tim ini sudah terbentuk sebelum saya menanganinya," lanjut dia.
Apakah kesalahan itu karena kualitas pemain yang kurang bagus? Gusnul enggan menjelaskannya secara detail. Dia hanya mengatakan, pemain-pemainnya sudah tampil maksimal dalam setiap laganya. "Saya tak mau menyalahkan pemain. Itu semua tanggung jawab saya. Pemain sudah tampil penuh semangat," sambung mantan pemain timnas era 1980 an tersebut.


Lemparan Penonton Jadikan Motivasi

MALANG - Kekalahan telak dua kali dalam putaran kedua Djarum Indonesia Super League (DISL) bisa memengaruhi mental pemain. Apalagi, salah satu kekalahan telak diderita Arema di kandangnya sendiri di Stadion Kanjuruhan. Yakni pada saat dipukul 0-5 oleh Persipura Jayapura pada Sabtu (28/2) lalu.

Satu kekalahan telak lainnya diderita Arema saat bertandang ke Stadion Jakabaring, Palembang, pada 8 Februari lalu. Saat itu, Suroso dkk dihancurkan dengan skor 4-0.
Bukan hanya dua kekalahan telak yang bisa membuat pemain Arema down secara psikologis. Justru, perlakukan penonton ketika timnya menderita kekalahanlah yang patut diwaspadai menjadi pemicu dropnya mental pemain.

Saat Arema kalah oleh Persipura misalnya, bench pemain cadangan Aremania mendapatkan perlakuan tak simpatik dari penonton yang duduk di tribun VIP. Mereka melempari crew Arema yang duduk di bench pemain dengan berbagai benda.
Penonton juga balik mencaci maki pemain dan pelatih Arema. Mereka justru memberikan dukungan kepada Persipura. Asisten manajer Arema Muhammad Taufan mengatakan, dirinya masih belum mengetahui apakah dua kekalahan telak dan tindakan penonton itu memengaruhi kondisi psikologis pemainnya.

Namun, Taufan berharap, agar tindakan penonton itu justru menjadi motivasi bagi para pemain. "Sebagai pemain profesional seharusnya mental mereka kuat. Dan menjadikan semuanya sebagai bahan introspeksi," jelas Taufan.
Hanya saja, mantan wartawan tersebut menyayangkan tindakan sebagian oknum penonton yang melakukan pelemparan ke bench pemain. Sebab, lemparan-lemparan yang dilakukan penonton ke area lapangan bisa menimbulkan sanksi bagi Arema ataupun penonton. "Tindakan oknum penonton itu bisa berbuah sanksi bila tercatat dalam laporan PP (pengawas pertandingan)," tambahnya.

Bisa saja, panpel Arema mendapatkan sanksi berupa denda. Dan yang parah, panpel bisa saja dihukum menggelar laga usiran tanpa penonton.
Sementara pelatih Arema Gusnul Yakin mengatakan, semua pemain seharusnya bertindak tegar. Menurut mantan pelatih Persibo Bojonegoro tersebut, lemparan yang dilakukan Aremania itu merupakan bentuk kekecewaan.