BARU SEMINGGU LALU DIHUBUNGI BENDOL

Rabu, 02 September 2009
Tiastono Taufik, Mantan Pemain Nasional yang Jadi Asisten Pelatih Persija
koncomacan - Tiastono Taufik pernah menghiasi lini tengah timnas Indonesia di era 1980-an. Sayang, dia tak bertahan lama. Kini dia muncul dengan posisi asisten pelatih Persija Jakarta.
DI Persija Jakarta, saat ini nama Benny Dolo dan Sudirman santer disebut. Bendol -sapaan karib Benny Dolo- duduk sebagai direktur teknik. Meski, dia juga menjabat sebagai pelatih timnas Indonesia yang sedang mempersiapkan diri di Pra-Piala Asia.
Sementara itu, Sudirman duduk sebagai asisten pelatih. Posisi yang sama juga didudukinya di timnas. Tapi, sebenarnya masih ada satu nama lagi di jajaran pelatih Persija, yakni Tiastono Taufik.
Dia pun sudah hadir dalam latihan perdana Macan Kemayoran -julukan Persija- pada Senin (31/8). Namun, entah memang karena banyaknya The Jakmania -suporter Persija- yang datang ke latihan perdana di lapangan Ragunan, Jakarta, atau memang kesan pertamanya melatih Persija, Tiastono masih canggung.
Saat wartawan menanyainya, Tias -panggilan singkat Tiastono- sangat tegang. Untung dia tidak gugup saat menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang Persija.
"Duh, rame sekali ya,'' komentar Tias saat melihat The Jakmania yang turun ke lapangan untuk meminta tanda tangan pemain-pemain Persija.
Bagi penggemar bola ibu kota yang masih berusia belasan, nama itu masih terasa asing. Tapi, sebenarnya Tias merupakan nama yang cukup familier, tidak hanya di Jakarta tapi juga nasional.
Bahkan, dia pernah membela Indonesia di ajang SEA Games 1985 dan 1987. Pada SEA Games 1987 di Jakarta, Tias termasuk salah seorang penggawa Merah Putih yang membuat Indonesia untuk kali pertama meraih emas dalam pesta olahraga multieven bangsa-bangsa Asia Tenggara tersebut. Saat itu dia bermain bersama dua idolanya, Herry Kiswanto dan Rully Nere.
''Rasanya luar biasa terpilih di tim nasional, apalagi banyak idola saya di sana,'' katanya seperti dikutip dari situs resmi The Jakmania.
Tias juga pernah membela Persija Jakarta pada 1988-1990. Dia turut membawa Macan Kemayoran itu masuk final Piala Perserikatan. Kemudian dia pernah memperkuat Pelita Jaya, yang menjadi juara Galatama pada 1992. Setelah itu, Tias hengkang ke Persikota Tangerang, yang waktu itu masih merupakan klub kelas bawah Divisi II. Bersama Rahmad Darmawan, yang kini melatih Sriwijaya FC, Persikota melesat menjadi tim kuat di Divisi Utama Liga Indonesia hanya dalam tiga tahun. Julukan Bayi Ajaib yang disandang Persikota tak lepas dari peran Tias.
Lantas, bagaimana dia bisa menjadi bagian dari jajaran pelatih Persija? "Saya dihubungi Bang Bendol seminggu lalu. Setelah itu, saya langsung masuk ke latihan perdana hari ini (Senin, 31/8),'' jelasnya.
Dia berada di Persija hanya untuk membantu Bendol dalam mempersiapkan tim. "Jadi, keputusan atau apa pun kebijakan latihan, semua ada di tangan Bang Bendol,'' jelasnya.