KEAMANAN JADI PERHATIAN

Senin, 31 Agustus 2009
Stadion Lebak Bulus
koncomacan - JAKARTA, Stadion Lebak Bulus Jakarta (SLBJ) tak sedikit pun berbenah dalam menghadapi Indonesia Super League (ISL) 2009-2010 yang dimulai Oktober nanti. Kondisi stadion di Jakarta Selatan itu masih serupa dengan keadaan setahun lalu, saat verifikasi pertama dilakukan PT Liga Indonesia (PT LI).
Itulah rangkuman hasil verifikasi yang dilakukan PT LI di SLBJ kemarin (29/8). Tahun ini, kembali Persitara Jakarta Utara memilih stadion itu sebagai kandang untuk menjamu lawan-lawannya pada ISL nanti. Poin penting yang menjadi kekurangan SLBJ menyangkut partisi untuk memisahkan jalur masuk pemain menuju stadion.
Pengalaman pahit peristiwa bentrok pemain Persib dan Jakmania, suporter Persija Jakarta, pada 2007 menjadi pertimbangan.''Seharusnya, kami, tuan rumah, bisa mengantisipasi keamanan pemain. Yah, seperti adanya pintu merah Stadion Gelora Bung Karno, pemain sudah aman saat turun dari bus,'' ujar Lano Mahardika, manajer lisensi PT Liga Indonesia, di Jakarta kemarin.
Selain akses masuk pemain, stadion berkapasitas 12.500 penonton itu tak memiliki jalur khusus fotografer. Tribun untuk peliput juga belum dikhususkan. Ruang-ruang yang ada di stadion juga jauh dari standar ISL. Misalnya, ruang wasit yang seharusnya tidak boleh berhadapan langsung dengan lapangan. Air conditioner (AC) di dalam ruang ganti pemain pun belum tersedia.
Seperti mayoritas tim ISL lainnya, lampu SLBJ menjadi salah satu hal yang digarisbawahi. Dari satu unit lampu, lima lampu yang mati. ''Saya khawatir Persitara tidak memiliki cukup waktu untuk berbenah karena ISL sudah semakin dekat,'' ujar Lano.
Memang, Lano belum bisa memutuskan hasil final kelayakan stadion itu untuk menjadi tempat pelaksanaan pertandingan ISL. ''Baru Senin nanti kami rapatkan,'' imbuh Lano.
Sementara itu, pengurus Persitara tak merisaukan banyaknya catatan yang diberikan PT LI. Sejatinya sebelum diverifikasi, Persitara sudah memprediksi apa saja yang akan disampaikan PT LI. Sekretaris tim Persitara Ridjaldi dengan tenang menjawab, merenovasi dan memperbaiki SLBJ menjadi wewenang pemprov, yakni Disorda DKI Jakarta.
''Kami tidak bisa berbuat banyak karena ini bukan tanggung jawab kami. Yang kami tahu saat ini pemprov sedang mengusakan lelang renovasi,'' ujar Ridjaldi.
Pihaknya optimistis masih akan diizinkan untuk menggunakan SLBJ dalam ISL nanti. ''Kalau hanya sebatas pengecetan, sudah dijadwalkan Oktober nanti,'' ujar dia