LEBIH SUKA ORBITKAN PEMAIN MUDA

Sabtu, 28 Agustus 2009
koncomacan - MALANG, Roberts Rene Alberts buka kartu mengapa tidak menolak tawaran melatih di Arema. Meneer Belanda itu mengaku menjatuhkan pilihan ke Arema karena memang suka mengorbitkan pemain muda. Informasi yang dia terima, pemain-pemain muda Arema punya talenta yang bagus.
Di Malaysia dan Korea Selatan, Rene kerap menangani tim bermateri pemain muda. Antara lain Timnas U-19 Malaysia dan Timnas U-17 Korea Selatan. "Pengalaman itu akan saya coba di Arema," tutur pelatih kelahiran 1954 itu di kantor Arema, Kamis (27/8) malam.
Rene juga tidak buta dengan kondisi sepak bola di Indonesia. Ketika menjadi pelatih di Malaysia, ia sudah mempelajari persepakbolaan Indonesia dari media cetak hingga media elektronik. "Atmosfer sepak bola Indonesia merupakan salah satu yang terbaik di Asia," ucapnya.
Berkaca dari kondisi itu, Rene lebih suka mengembangkan sepak bola di Asia. Dia mengatakan iklim sepak bola di Asia lebih menantang. Dan, ketika menangani tim di suatu negara Asia, selalu ada pengalaman baru. Hal itulah yang membuat dirinya ingin mencoba menjadi pelatih di Indonesia. "Saya bangga menjadi pelatih Arema karena berdasarkan informasi kolega saya, Arema tim besar di Indonesia," ungkap dia.
Terkait tim Arema, Robert mengatakan sudah mendapatkan gambaran dari manajemen terkait beberapa nama yang akan direkrut. Bahkan, jumlahnya mencapai 40 pemain. Hanya, sementara ini proses seleksi diserahkan kepada asisten pelatih Joko Susilo.
Apakah menarik pemain Malaysia ke Arema? Rene menegaskan tidak akan mengambil pemain Malaysia. Sebab, pemain di Malaysia tidak seberapa bagus. Dia lebih suka menggunakan pemain Korea Selatan, Jepang, Australia, atau Thailand. Apalagi, kompetisi di Thailand libur sehingga lebih mudah menggaet pemain asal Negeri Gajah Putih itu.
Sementara, Markus Horison akhirnya meneken kontrak. Dengan demikian, Markus merupakan pemain keempat di Arema. Sebelumnya, Arema sudah memiliki tiga pemain: Kurnia Meiga Hermansyah, Benny Wahyudi dan Dendi Santoso. "Ya mulai malam ini (Kamis) Markus resmi pemain Arema," kata Gunadi Handoko, direktur PT Arema Indonesia.
Namun, Gunadi enggan membeberkan nilai kontrak Markus. Kabarnya, kiper timnas itu dikontrak Rp 750 juta untuk satu musim kompetisi.
Tidak Bisa Ukur Kemampuan
koncomacan - PUPUS sudah niat Robert Rene Alberts meraba kekuatan lawan dalam menghadapi Indonesia Super League (ISL) 2009-2010. Hal itu terjadi seiring dibatalkannya Inter Island Cup (IIC) 2009 oleh PT Liga Indonesia (PT LI).
Meski pernah menukangi tim Indonesia lainnya, PSMS Medan, pria asal Belanda tersebut belum mencicipi ISL. Saat itu, PSMS masih bergelut di Divisi Utama. "Seharusnya, itu menjadi kesempatan saya untuk melihat kekuatan tim-tim di Indonesia. Kalah atau menang bukanlah hal penting dalam turnamen tersebut," ujarnya.
Bukannya pesimistis, Rene memang belum banyak mengetahui kualitas timnya. Dia baru menandatangi kontrak dengan Arema, kemudian terbang ke Malaysia untuk bertemu istri dan anaknya.
Pada 2 September nanti, dia resmi memimpin latihan. Kekuatan tim baru didiskusikan dengan asisten pelatih Arema Malang Joko Susilo. IIC bakal menjadi salah satu ajang untuk memantau kekuatan tim asuhannya dalam menghadapi tim-tim besar lain.
Maklum, target yang dipatok manajemen PT Arema Indonesia tidak mudah. Dia diharapkan bisa mengantarkan tim berjuluk Singo Edan itu mencapai peringkat empat besar. "Saya harus melihat perkembangan pemain lokal dan asing di Arema. Saya juga yakin bahwa even tersebut akan menarik untuk jadi tontonan," ungkapnya.
Meski tidak mengetahui secara detail kekuatan lawan, Rene menilai bahwa ada empat sampai lima tim besar yang akan menjadi saingan berat untuk bisa melaju ke babak empat besar ISL. Tim-tim itulah yang seharusnya tampil di IIC nanti.
Ya, Arema menjadi kandidat terkuat yang tampil di IIC menggantikan Persib. Tim asuhan Jaya Hartono tersebut memilih mundur. Sudah menyatakan kesiapan untuk tampil, ternyata IIC batal digeber.
Jika trunamen itu dihelat sesuai jadwal, 4-17 September, manajemen Arema juga memilih untuk tidak menerima. Mereka masih kesulitan melengkapi adiministrasi ISL.