GAJI PEMAIN JULIO LOPES MEMIMPIN

Kamis, 27 Agustus 2009
koncomacan - Rekor kontrak tertinggi yang dipegang Bambang Pamungkas sebesar Rp 1,37 miliar setahun tampaknya sulit terpecahkan. Berbagai regulasi baru yang akan diterapkan PSSI dan PT Liga Indonesia membuat upaya klub-klub pada musim 2009/2010 untuk jorjoran membayar gaji pemain sedikit teredam.
Regulasi gaji maksimal yang bisa dibayarkan klub dari dana APBD sebesar Rp 400-500 juta tentu akan membuat klub berpikir keras untuk mencari sisa pendanaan dari luar APBD. Apalagi dana bantuan maksimal APBD pun dipatok hanya Rp 17 miliar/klub.
Bahkan Persija pun dinilai akan sulit mengulangi kontrak tersebut untuk striker andalannya itu. Beberapa pemain yang musim ini bisa menyamai atau memecahkan rekor Bambang terbukti malah mengalami penurunan nilai kontrak.
Cristian Gonzales, top scorer tiga musim berturut-turut, sebenarnya berpeluang besar memecahkan rekor Bambang. Namun, musim ini ia “hanya” dibanderol Rp 1,1 miliar oleh Persib. Musim lalu ia menerima Rp 1,3 miliar dari Persik. Namun, El Loco kini tetap tertinggi di antara 14 pemain Maung Bandung yang sudah dikontrak musim ini, bahkan Budi Sudarsono, yang berkisar Rp 600 hingga Rp 800 juta.
Kontrak Terbesar
Untuk sementara kontrak terbesar musim ini ditorehkan penyerang asal Cili, Julio “J’Lo” Lopez, yang mengantungi Rp 1,2 miliar dari Persiba. Nilai itu tentu masih di bawah rekor Bambang. Namun, ini suatu perbaikan mengingat musim lalu J’Lo menerima Rp 1,1 miliar dari PSM. Sebelum J’Lo, Persiba terlebih dahulu menggaet mantan gelandang Persija asal Argentina, Robertino Pugliara, seharga Rp 1,050 miliar.
Untuk pemain lokal Persiba, pemain termahal dipegang kiper I Made Wirawan, yang nilai kontraknya sebesar Rp 550 juta. Eks striker Pelita Jaya, Gendut Doni Christiawan, yang baru bergabung, menjadi pemain termahal dengan nilai kontrak Rp 450 juta meski sebagian besar pengurus meragukan kemampuannya. Daftar pemain bergaji besar lainnya juga didominasi Sriwijaya FC, yang mendapatkan Ponaryo Astaman dengan bayaran berkisar Rp 900 juta hingga satu miliar rupiah. Nilai itu turun dibanding musim lalu sebesar Rp 1,2 miliar dari Persija. Begitu pula dengan Aban-da Herman, yang konon dihargai Sriwijaya Rp 1 miliar atau turun dari Rp 1,3 miliar saat di Persija.
Soal gaji besar ini memang unik dan hampir tak ada patokan yang pasti. Syamsul Arif, yang notabene sukses merebut gelar top scorer dan striker terbaik Copa musim lalu, ternyata masih dibayar kurang lebih 500 juta. Malahan demi striker gaek Kurniawan Dwi Yulianto, Persela berani mengeluarkan gaji sekitar Rp 600 sampai 700 juta.
“Kekuatan kami memang segitu. Kami tidak mau terjadi selisih harga yang terlalu timpang antara satu pemain dengan pemain lainnya,” kata Yuhronur Efendi, bendahara Persela.
Di Persela, nilai kontrak yang diterima pemain adalah harga bersih. Fee agen biasanya dibayar tersendiri oleh manajemen di luar nilai kontrak pemain.
Gaji tinggi jika tak lancar tentu akan bermasalah, seperti yang dialami Persik musim lalu. Arema Malang, yang kini sedang mengalami proses rasionalisasi, juga tak mau mengumbar dana. “Yang lebih penting gaji tidak telat dan tim bisa berprestasi. Kami akan buat standar sendiri untuk kontrak pemain,” sebut Rendra Kresna, manajer Arema Malang, yang kini sedang bernegosiasi dengan beberapa pemain dan memberikan budget cap untuk beberapa posisi pemainnya.
GAJI PEMAIN
Mijo Dadic (bek/Kroasia/Persib) Rp 840 juta
Robertino Pugliara (gelandang/Argentina/Persiba) Rp 1,050 miliar
Julio Lopez (striker/Cili/Persiba) Rp 1,2 miliar
Cristian Gonzales (striker/Persib) Rp 1,1 miliar
Budi Sudarsono (gelandang/Persib) Rp 600 juta
Kurniawan D.Y. (striker/Persela) Rp 600 juta