MASIH ADA GANJALAN

Butuh Proses Dua-Tiga Hari Lagi
koncomaca - MALANG, Pengelolaan Arema hampir pasti jatuh ke tangan Eddy Rumpoko. Namun, hingga kemarin (16/7) masih terjadi tarik ulur. Gara-garanya, beberapa poin kesepakatan antara Yayasan Arema dan Eddy baru akan ditentukan dalam 2-3 hari ke depan.
Menurut informasi yang dihimpun Radar Malang (Jawa Pos Group), meski sudah yakin 99 persen akan mengelola Arema, Eddy tidak bisa langsung memboyong Arema ke Batu. Sebab, Yayasan Arema menginginkan Eddy dapat memenuhi sejumlah poin saat mengelola Arema nanti.
Untuk menuju kesepakatan itu, peralihan Arema masih butuh proses. Selain proses politik karena melibatkan banyak pihak, harus ada proses deal yang dapat menghasilkan keuntungan bagi semua pihak. ''Arti keuntungan itu adalah keuntungan untuk Pak Eddy, Kota Batu, Kota Malang, Kabupaten Malang, dan PT Bentoel. Mungkin, dua tiga hari kelar semua,'' ujar seorang sumber di Batu.
Sekretaris Yayasan Arema Satrija Budi Wibawa secara tidak langsung mengakui bahwa memang ada beberapa hal yang masih belum tuntas dalam pembicaraan dengan Eddy. Dia pun masih membutuhkan pembicaraan secara detail. "Justru, kami sedang menunggu penjabaran untuk mendapatkan titik temu," tegasnya tanpa menyebutkan maksud penjabaran tersebut.
Yayasan Arema sebenarnya menginginkan Arema benar-benar menjadi milik Malang Raya. Karena itu, pihak yayasan terus berkomunikasi dengan Wali Kota Malang Peni Suparto. Tak cuma itu, pihak yayasan juga menginginkan Stadion Kanjuruhan Kepanjen tetap menjadi tempat pertandingan Arema. Dengan demikian, Arema akan tetap menjadi milik Malang Raya.
''Jadi, pengelolanya orang Batu, home ground-nya Kota Malang, dan home base-nya di Kepanjen. Meski begitu, untuk memenuhi keinginan ini, ada tarik ulur dan proses politik yang tidak mudah,'' jelas seorang sumber di Radar Malang.
Kondisi tersebut, lanjut sumber itu, diperkuat dengan adanya pertemuan antara Satrija dan Wali Kota Peni Suparto pada Rabu malam (15/7). Pertemuan tersebut membahas beberapa masalah pemindahtanganan Arema ke pihak ketiga yang dianggap krusial itu.
Sayang, Satrija tidak mau merinci kesepakatan tentang masalah-masalah krusial tersebut. ''Yang pasti, kami sepakat mempertahankan eksistensi Arema. Tinggal bagaimana mencapai titik temu masalah yang cukup krusial untuk tetap mempertahankan Arema di Malang,'' jelasnya. (red/agus ef)
koncomaca - MALANG, Pengelolaan Arema hampir pasti jatuh ke tangan Eddy Rumpoko. Namun, hingga kemarin (16/7) masih terjadi tarik ulur. Gara-garanya, beberapa poin kesepakatan antara Yayasan Arema dan Eddy baru akan ditentukan dalam 2-3 hari ke depan.
Menurut informasi yang dihimpun Radar Malang (Jawa Pos Group), meski sudah yakin 99 persen akan mengelola Arema, Eddy tidak bisa langsung memboyong Arema ke Batu. Sebab, Yayasan Arema menginginkan Eddy dapat memenuhi sejumlah poin saat mengelola Arema nanti.
Untuk menuju kesepakatan itu, peralihan Arema masih butuh proses. Selain proses politik karena melibatkan banyak pihak, harus ada proses deal yang dapat menghasilkan keuntungan bagi semua pihak. ''Arti keuntungan itu adalah keuntungan untuk Pak Eddy, Kota Batu, Kota Malang, Kabupaten Malang, dan PT Bentoel. Mungkin, dua tiga hari kelar semua,'' ujar seorang sumber di Batu.
Sekretaris Yayasan Arema Satrija Budi Wibawa secara tidak langsung mengakui bahwa memang ada beberapa hal yang masih belum tuntas dalam pembicaraan dengan Eddy. Dia pun masih membutuhkan pembicaraan secara detail. "Justru, kami sedang menunggu penjabaran untuk mendapatkan titik temu," tegasnya tanpa menyebutkan maksud penjabaran tersebut.
Yayasan Arema sebenarnya menginginkan Arema benar-benar menjadi milik Malang Raya. Karena itu, pihak yayasan terus berkomunikasi dengan Wali Kota Malang Peni Suparto. Tak cuma itu, pihak yayasan juga menginginkan Stadion Kanjuruhan Kepanjen tetap menjadi tempat pertandingan Arema. Dengan demikian, Arema akan tetap menjadi milik Malang Raya.
''Jadi, pengelolanya orang Batu, home ground-nya Kota Malang, dan home base-nya di Kepanjen. Meski begitu, untuk memenuhi keinginan ini, ada tarik ulur dan proses politik yang tidak mudah,'' jelas seorang sumber di Radar Malang.
Kondisi tersebut, lanjut sumber itu, diperkuat dengan adanya pertemuan antara Satrija dan Wali Kota Peni Suparto pada Rabu malam (15/7). Pertemuan tersebut membahas beberapa masalah pemindahtanganan Arema ke pihak ketiga yang dianggap krusial itu.
Sayang, Satrija tidak mau merinci kesepakatan tentang masalah-masalah krusial tersebut. ''Yang pasti, kami sepakat mempertahankan eksistensi Arema. Tinggal bagaimana mencapai titik temu masalah yang cukup krusial untuk tetap mempertahankan Arema di Malang,'' jelasnya. (red/agus ef)
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda