HAK TAMPIL DICABUT SEMUSIM ?

Manajemen Persipura mengaku hingga saat ini belum mendapat surat resmi panggilan untuk mengikuti sidang Komdis. "Dari media ada beragam versi waktu pemanggilan, 10 atau 15 Juli. Belum tahu mana yang benar, tetapi intinya kami sudah siap memenuhi panggilan Komdis," ujar Agustinus Kambu, dokter tim Persipura yang sejak beberapa hari lalu telah berada di Jakarta.
Agustinus yang juga putra Wali Kota Jayapura, M.R. Kambu, yang menjadi bidikan utama Komdis sebagai otak aksi WO menyebut ayahnya pada 10 Juli akan terbang dari Jayapura ke Jakarta. Kambu, yang juga merupakan Ketua Umum Persipura, siap mempertanggungjawabkan aksi mundur klub.
Komdis belum mau membuka soal kemungkinan sanksi yang bakal didapat Persipura. "Kami baru bersikap setelah mendengar keterangan Persipura dan pihak-pihak yang terkait dengan kasus ini pada Jumat (10/7)," kata Benhard Limbong, anggota Komdis.
Namun, dari rumor yang berkembang, kemungkinan besar Komdis akan mengganjar skorsing selama semusim pada ajang Piala Indonesia mengacu pada Kode Disiplin PSSI Pasal 57 soal tingkah laku buruk tidak hadir di tempat pertandingan dan menolak bertanding.
Pada ayat kedua pasal tersebut dijelaskan bahwa sanksi yang diberikan atas aksi mogok adalah dicabut haknya untuk mengikuti turnamen yang sama pada musim berikutnya. Skorsing ini pernah dijatuhkan Komdis ke Perseman Manokwari, yang WO di babak perempat final CDSSI musim lalu.
Isu Liga Camphion Asia
koncomacan - Pihak Persipura mengaku siap menerima hukuman itu. Manajer tim, Rudy Maswi, berharap hukuman pada klubnya bersifat proporsional, tidak melebar ke mana-mana. Penekanan ini dilakukan mengingat belakangan di Jayapura muncul isu-isu tak sedap mengenai hukuman buat Persipura, yang melebar sampai kancah Liga Champion Asia.
Santer terdengar kabar Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid, yang kecewa berat atas aksi memalukan Persipura itu berencana mencabut hak jatah tampil di LCA musim mendatang. Jatah itu akan diberikan ke jawara CDSSI, Sriwijaya FC.
Jika hal ini benar, manajemen Persipura menganggapnya kebablasan. Pelatih Persipura, Jacksen F. Tiago, menyebut jika hal tersebut sampai terjadi merupakan kiamat bagi timnya.
”Kami tidak tahu apa masih diizinkan bermain di LCA atau tidak. Regulasi ada di tangan PSSI dan BLI. Klub akan kesulitan mengikat pemain kalau batal bermain di LCA,” kata Jacksen, yang saat dihubungi BOLA berada di Jayapura untuk melakukan konsolidasi dengan jajaran pengurus.
Wajar jika Persipura kebakaran jenggot dengan wacana itu karena mereka sudah telanjur merenovasi Stadion Mandala, Jayapura, sebagai kandang mereka di LCA. Pembiayaan renovasi ditanggung pemerintah Provinsi Papua.
BLI lewat Direktur Kompetisi Joko Driyono sudah menerima laporan soal pemugaran homebase Persipura itu. "Mereka harus memperbaiki infrastruktur stadion, komunikasi, atau pendukung lain. Regulasi bandara internasional bisa disikapi. Yang penting klub tamu merasa nyaman. Assessment stadion LCA baru dilakukan Desember," kata Joko, yang menyorongkan Stadion Utama Gelora Bung Karno sebagai alternatif markas Persipura di LCA jika Stadion Mandala ditolak.
Nah, kalau sampai Persipura dicabut haknya, rencana renovasi bakal buyar.
Manajemen Persipura
Siap Terima Sanksi
Ancaman hukuman yang akan diterima akibat mogok tanding pada final CDSSI Juni lalu tak membuat gentar kubu Persipura. Justru sebaliknya, mereka siap menerima sanksi dengan lapang dada. Terlebih sinyal sanksi hanyalah seputar keikutsertaan pada Copa musim depan.
“Kami belum tahu dan tidak mau berandai-andai soal hukuman itu. Tapi, yang jelas kami siap menerima segala hukuman. Kami juga masih bagian dari sepak bola Indonesia,” ujar Jack Komboy, pemain senior Persipura.
Secara teknis, manajemen Persipura terkesan senang jika hukuman tersebut berupa larangan mengikuti Copa. “Kalau mau jujur, konsentrasi setiap klub tentu akan lebih baik jika hanya pada dua kompetisi saja,” sebut Rudy Maswi, manajer Persipura.
Mutiara Hitam, yang akan mewakili Indonesia di Liga Champion Asia dan tentunya mempertahankan gelar di Liga Super, bakal lebih fokus jika tak direpotkan lagi dengan urusan Copa musim depan. “Tenaga lebih bisa dihemat. Fokus dan perhatian kami juga tak terpecah, apalagi kalau bicara soal dana. Namun, tak perlulah disebut-sebut kami diuntungkan karena hukuman itu,” sebut Jacksen F. Tiago, pelatih Persipura.
Selain hukuman, manajemen Persipura terlihat yakin sanksi lain yang bakal diberikan adalah denda. Hanya saja mereka belum bisa menerka berapa denda yang akan dijatuhkan.
Larangan bermain atau sanksi kepada pemain juga belum disikapi. “Saya belum tahu soal itu. Saya juga belum memutuskan masa depan saya dengan sepak bola. Hidup ini mengalir sajalah,” ujar Jack, yang juga terpilih sebagai anggota legislatif di Jayapura pada pemilu lalu.(red/agus ef)
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda