INGATKAN PEMAIN BERSIKAP PROFESIONAL

Arema Larang Terima Kontrak Tim Lain
koncomacan - MALANG, Manajemen Arema kembali mengingatkan pemainnya untuk bersikap profesional. Artinya, sebelum kontraknya habis di Arema, pemain tidak diperkenankan menerima kontrak dari tim lain. Apabila itu dilanggar pemain, tentunya pemain bersangkutan bisa dikenai sanksi dari manajemen.
Warning tersebut dikeluarkan karena selama ini manajemen sering mendapatkan informasi bahwa ada pemain Arema yang telah dipinang tim lain. Padahal, pemain tersebut masih berstatus pemain Arema.
Asisten manajer Arema M. Taufan mengatakan, sikap profesional harus dikedepankan sebagai pemain yang bermain di kelas super league. Setiap aturan yang disepakati manajemen dan pemain harus dijalankan hingga tuntas. Jadi, sebelum masa kontrak di Arema habis, pemain tersebut dilarang menerima kontrak dari tim lain. "Hingga saat ini, manajemen belum tahu pemain Arema yang akan pindah ke tim lain," ujar dia kemarin.
Meski mengklaim belum ada pemain Arema yang bergabung ke tim lain, Taufan mengakui kultur pemain di Indonesia jarang yang memegang sikap profesionalisme. Ini terlihat dari banyaknya tindakan menerima kontrak di bawah tangan yang dilakukan pemain. Misalnya, masa kontrak dengan manajemen Arema belum berakhir, tetapi sudah menerima kontrak dari tim lain. Kondisi inilah yang sering mengakibatkan manajemen merasa dirugikan. "Kemungkinan ini bisa saja terjadi. Sebab, manajemen sendiri kesulitan untuk membuktikan adanya pemain yang memiliki dua kontrak," ungkap mantan wartawan ini.
Untuk itu, Taufan berharap pada kompetisi tahun-tahun mendatang, ada perubahan kultur sistem kontrak pemain. Mengingat saat ini rata-rata pemain enggan dikontrak tim lebih dari satu tahun. Kebanyakan pemain hanya mau menerima kontrak selama satu musim. Hal ini membuat nilai tawar pemain lebih tinggi. Sedangkan posisi tawar tim rendah. Ini terlihat apabila pemain tersebut bermain bagus dan dia akhirnya meminta nilai kontrak lebih tinggi. Bila tim tidak mampu memenuhi nilai kontrak tersebut, pemain tersebut dengan mudah mencari tim lain.
Berbeda halnya ketika pemain tersebut dikontrak dengan durasi dua-tiga musim. Posisi nilai tawar tim hampir sama dengan pemain. Sebab, apabila ada pemainnya yang dikontrak tim lain, tentunya harus melalui proses transfer. Jika itu bisa dilakukan, tentunya manajemen juga bisa menerima pemasukan. "Sistem kontrak inilah yang dilakukan tim di Eropa. Dan sudah seharusnya bisa diterapkan di Indonesia," ucapnya.
Di sisi lain, ada juga manajemen yang berinisiatif mengontrak pemain hanya dalam satu musim kompetisi. Pertimbangannya, selain dana musim berikutnya yang belum jelas, juga melihat prestasi si pemain. Kalau pemain itu sangat kurang kontribusinya terhadap tim, dia bisa tidak diperpanjang kontraknya. Hal lain adalah mengantisipasi cedera. Jika pemain cedera di tengah kompetisi, manajemen tidak terlalu rugi kalau hanya mengontrak satu musim. (red/agus ef)