VENUE FINAL DIVISI UTAMA 2008/2009
Stadion Palaran 45 Menit dari Pusat Kota, Tak Ada Fasilitas Internet
koncomacan - Stadion Palaran, Samarinda, diklaim sebagai yang terbaik di Kalimantan Timur (Kaltim). Stadion itu pun dipilih sebagai venue partai final Divisi Utama 2008/2009. Meski begitu, tidak berarti Palaran tidak memiliki kekurangan.
STADION Palaran kembali digunakan sebagai venue hajatan nasional. Malam ini, Stadion termegah di Kaltim itu bakal menjadi arena pertarungan Persisam Samarinda versus Persema Malang di partai puncak Divisi Utama 2008/2009.
Ini bukan merupakan kali pertama Palaran menjadi venue even olahraga nasional. Tahun lalu, di tempat yang sama digelar pertandingan final sepak bola Pekan Olahraga Nasional (PON) XVII antara Jatim melawan Papua. Setelah itu, stadion megah tersebut menjadi tempat penyelenggaraan Pekan Olahraga Cacat Nasional (Porcanas).
Penunjukkan Palaran sebagai tempat berlangsungnya partai final memang beralasan. Stadion itu mempunyai kualitas wah. Terutama kualitas rumputnya.
''Kami ingin menjadi tuan rumah yang baik. Karena itu, kami memilih Palaran sebagai tempat final. Itu adalah stadion paling bagus yang kami miliki. Kami tak ingin mengecewakan semua peserta karena kualitas lapangan yang tak layak,'' terang Tommy Ermnato Pasemah, ketua panitia pelaksana (panpel) lokal babak delapan besar Divisi Utama 2008/2009.
Kondisi Stadion Palaran memang jauh lebih baik daripada Stadion Segiri yang selama ini menjadi venue babak delapan besar dan semifinal. Banyak pihak yang mengeluhkan kondisi lapangan Stadion Segiri yang buruk.
''Lapangannya ambles karena berpasir. Itu menyulitkan, apalagi kalau belum pernah bermain di sini,'' ungkap Anang Ma'ruf, bek Persebaya Surabaya, mengomentari kualitas lapangan Segiri.
Tapi, penunjukkan Palaran sebagai tempat final berbau spekulasi. Terutama menyangkut animo penonton untuk menyaksikan partai final. Jarak stadion dengan pusat Kota Samarinda cukup jauh. Dibutuhkan perjalanan selama 45 menit. Hal itu diprediksi membuat penonton malas datang.
Apalagi, animo publik Samarinda tidak terlalu besar. Sejak babak delapan besar sampai semifinal, rata-rata jumlah penonton yang hadir di Stadion Segiri hanya tujuh ribu orang. Padahal, Stadion Palaran berkapasitas 30 ribu penonton.
''Masyarakat di Samarinda tidak seperti di Jawa. Di sini, antusiasme menonton pertandingan masih kecil. Persisam kan tim baru. Kami baru merintis sepak bola di Samarinda. Bisa jadi, nanti penonton tidak penuh. Tapi, tentu saya harapkan stadion bisa penuh,'' ujar Tommy.
Tak banyak hal yang dilakukan panpel untuk menarik penonton menyaksikan laga final di Palaran. ''Yang penting, pertandingan lancar dan aman. Banyaknya penonton membuat kami harus bekerja ekstra,'' ucapnya.
Terlepas dari jumlah penonton, kendala lain bakal dirasakan para awak media. Sebab, panpel tak menyediakan fasilitas koneksi internet di Stadion Palaran. Bukannya tidak mau, tapi panpel terbentur dengan aturan sponsor.
''Sebenarnya kami ingin menyediakan fasilitas internet agar para wartawan enak mengirimkan berita. Tapi, sponsor tak mau. Sebab, berkaitan dengan persaingan antar perusahaan. Ya sudah, kami tidak bisa berbuat apa-apa,'' jelas Tommy.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda