Selasa, Februari 24, 2009

PENYERANG LOKAL TENGGELAM LAGI

Penyerang Lokal Tenggelam (Lagi) oleh Striker Asing di DISL 2008/2009
Hanya sebagai Pelengkap

Ajang Djarum Indonesia Super League (DISL) 2008/2009 menghadirkan ironi bagi striker lokal Indonesia . Untuk kali kesekian, para bomber lokal harus menelan ludah melihat para striker asing menguasai daftar top skor.

DJARUM Indonesia Super League (DISL) bukan hanya menghadirkan kompetisi seru antarklub. DISL juga menyajikan persaingan ketat bagi para tukang dobrak untuk menjadi pencetak gol terbanyak.

Yang paling menarik adalah persaingan bomber lokal dengan para juru gedor asing. Ironisnya, striker lokal telihat pontang-panting untuk menjadi pencetak gol terbanyak. Hingga pekan ke-23 DISL, lima besar pencetak gol terbanyak dikuasai para ekspatriat.

Pemuncak klasemen dipegang bomber Persib Bandung Christian Gonzales dengan 15 gol. Rinciannya, 13 gol di klub lama Gonzales Persik Kediri dan dua gol di Persib.

Di bawah Gonzales, ada striker asing Sriwijaya FC Palembang Ngon A Djam. Ngon meramaikan perburuan gelar top skor dengan 14 golnya. Hanya, striker Persija Jakarta Bambang Pamungkas yang mampu merusak hegemoni para striker asing tersebut.

Penyerang binaan Diklat Salatiga, Jateng, tersebut mengoleksi 13 gol alias sama dengan jumlah yang dibukukan bomber Persela Marcio Souza. Lalu, ke mana striker lokal lainnya seperti Musafri (Persiba Balikpapan), Boaz Solossa (Persipura Jayapura), ataupun Rahmat Rivai (Persitara Jakarta Utara)? Mereka terlempar dari lima besar daftar top skor.

Ada apa dengan para striker domestik itu sehingga mereka tampak sulit mengejar para bomber asing? "Bukan karena kualitas striker asing yang lebih bagus, tapi kesempatan bermain striker lokal yang jarang. Lihat saja, sekarang klub-klub lebih banyak mengandalkan striker asing," ujar Widodo Cahyono Putro, asisten pelatih timnas Indonesia.

Ya, ucapan mantan striker Petrokimia Putra Gresik itu mungkin benar. Beberapa klub memang lebih mengandalkan duet striker asing untuk menjebol gawang lawan. Sriwijaya FC, misalnya.

Tim berjuluk Laskar Wong Kito tersebut menempatkan duet Ngon A Djam-Keith Kayamba di barisan depan. Setali tiga uang, Persib Bandung menyerahkan tugas untuk menggempur gawang lawan kepada dua bomber asingnya, Hilton Morreira-Christian Gonzales.

"Bagaimana mau mencetak gol kalau kesempatan bermain jarang? Jangankan mencetak gol, masuk starting eleven saja mereka (striker lokal) kesulitan," jelas Zaenal Abidin, pelatih Persita Tangerang.

Kalau bicara kualitas, banyak penyerang asing yang tak lebih bagus daripada striker lokal. Michael Adolfo Souza (Persita Tangerang), contohnya. Hingga pekan ke-23, striker asal Brazil itu hanya mencetak dua gol. Torehan mantan pemain PSIM Jogjakarta tersebut tak lebih baik dari striker lokal seperti Dicky Firasat (Persela Lamongan) yang sudah mengoleksi enam gol atau Imral Usman (PKT Bontang) (4 gol).

"Saya juga melihat banyak striker lokal yang beralih fungsi. Mereka bukan sebagai target man lagi, melainkan pengumpan striker asing. Akibatnya, striker asing makin subur," jelas Jacksen F Tiago, pelatih Persipura Jayapura.

Mantan tukang poles Persebaya Surabaya itu tak asal cuap. Beberapa striker lokal memang beralih menjadi pelayan bomber asing. Di Persipura, Boaz Solossa menjadi contoh. Dia harus melayani duet Ernest Jeremiah-Alberto "Beto" Goncalves.

Jika keadaan tersebut berlanjut, kesempatan bomber asing untuk kembali menjadi top skor DISL terbuka sangat lebar. Itu sekaligus meneguhkan hegemoni para striker asing di daftar pemuncak pencetak gol terbanyak.

Di antara 13 gelaran Liga Indonesia, hanya lima kali striker lokal yang mampu menjadi top skor. Delapan sisanya menjadi milik striker asing.

"Ini tantangan bagi striker lokal untuk membuktikan bahwa kualitas mereka tidak kalah dibandingkan striker asing. Kesempatan bermain yang jarang itu harus disikapi dengan meningkatkan kualitas. Sebab, striker asing juga tidak ingin hanya menjadi cadangan di tim," tegas Joko Driyono, direktur kompetisi Badan Liga Indonesia (BLI).

Bahkan, striker lokal pun hanya dijadikan pelengkap. Mereka hanya dibutuhkan dalam latihan dan jarang diturunkan saat pertandingan resmi.

"Karena itulah, kenapa striker asing lebih dominan. Dan dampaknya pun buruk untuk perkembangan tim nasional. Tim nasional kesulitan mencari striker handal baru, itulah kenyataannya," ujar Danurwindo, pelatih Persija.(Ragil

Jangan Pelit Bagi Ilmu

BANYAK ekspektasi yang dikumandangkan penikmat Djarum Indonesia Super League (DISL) soal membeludaknya striker asing. Suguhan skill striker asing yang di atas rata-rata membuat DISL semakin menarik.

Namun, ada yang lebih penting dari sekadar tontonan yang menggugah minat pencinta DISL. Para striker asing tersebut diharapkan tidak hanya menjadi tontonan, tapi juga tuntunan bagi penyerang lokal untuk meningkatkan kapabilitasnya. Transfer ilmu dari striker asing itulah yang diharapkan bisa ditularkan ke penyerang lokal. Dengan begitu, kemampuan striker lokal untuk mengolah si kulit bundar dan menceploskannya ke gawang lawan semakin terasah.

Pertanyaanya, adakah transfer ilmu itu? Apalagi jika memelototi fakta bahwa striker lokal seperti sulit berkembang. Mereka tertatih-tatih dan tertinggal dalam perolehan gol dibandingkan bomber asing. Beragam komentar terlontar terkait dengan hal tersebut.

"Transfer ilmu seakan menjadi barang yang sulit digapai. Sebab, tak jarang striker asing seperti pelit membagi ilmu. Kalau sudah begitu, pintar-pintarnya striker lokal untuk mendapatkan ilmu dari penyerang asing itu. Tidak harus dengan berbicara empat mata, tapi mereka bisa nelakukan dengan mengawasi cara berlatih dan cara bermain striker asing tersebut," jelas Widodo Cahyono Putro, asisten pelatih timnas PSSI.

Pelatih Sriwijaya FC Palembang Rahmad Darmawan punya pendapat sendiri. Menurut arsitek asal Metro, Lampung, itu, transfer ilmu antara pemain lokal dan asing sudah terjalin.

"Meskipun tidak sepenuhnya, banyak hal yang bisa ditiru oleh striker lokal dari penyerang asing. Bukan hanya bagiamana cara bermain, tapi juga profesionalitas striker asing saat berlatih," papar pria yang karib disapa RD tersebut.

Bantahan datang dari pemoles Persipura Jayapura Jacksen F. Tiago. Bagi pria asal Brazil itu, transfer ilmu yang terjadi antara pemain lokal dan asing sangat kecil terjadi. "Sebab, yang ada hanyalah persaingan untuk merebut tempat di starting line-up.(

Saatnya Pembatasan Legiun Asing

TAK bisa dimungkiri, membanjirnya striker asing menambah warna tersendiri di ajang Djarum Indonesia Super League (DISL). Pencinta bola Indonesia bisa menyaksikan goyang samba ala Hilton Moreira hingga liukan khas Cile yang sering diperagakan Julio Lopez (PSM Makassar).

Namun, kehadiran striker asing itu juga memberikan dampak negatif bagi penyerang lokal. Mereka harus tersisih dari orbital starting eleven dan hanya menjadi penghangat bangku cadangan. Buntutnya, para striker lokal tak bisa menunjukkan talenta mereka.

"Keadaan tersebut murni disebabkan regulasi PSSI. Dengan lima pemain asing, kesempatan bermain pemain lokal semakin tipis. Sekarang saatnya ada pembatasan pemain asing. Menurut saya, tiga pemain asing sudah ideal," ujar Rahmad Darmawan, pelatih Sriwijaya FC Palembang.

Dengan hanya tiga pemain asing, kesempatan untuk memunculkan striker-striker tangguh tentu lebih besar. Sebab, sangat tipis kemungkinan bagi sebuah klub untuk menduetkan dua pemain asing.

So, satu tempat di lini depan akan menjadi milik bomber lokal. Jika peraturan tersebut diterapkan, keuntungan besar akan dirasakan tim nasional (timnas) Indonesia. Pasukan Garuda tentu punya opsi lebih banyak untuk memilih striker.

"Banyak striker lokal yang telat masuk timnas. Musafri, contohnya. Dia baru masuk timnas saat umurnya melebihi 25 tahun. Kenapa? Sebab, sebelumnya dia jarang mendapat kesempatan bermain. Akibatnya, pelatih timnas tidak mengetahui sepak terjangnya," jelas Rahmad.

Djarum Indonesia Super League (DISL) memang belum se-ekstrem liga-liga di Eropa. Di DISL, masih ada pembatasan jumlah pemain asing yang boleh membela klub, yakni lima orang. Bandingkan dengan beberapa Liga Eropa yang starting eleven-nya dihuni pemain-pemain impor."Sekarang, yang harus ditegaskan, apakah PSSI ingin mencetak timnas yang kuat ataukah kompetisi yang kompetitif? Kalau ingin timnas kuat, harus ada pembatasan. Kalau ingin kompetisi yang menarik, ya tidak perlu ada limit bagi pemain asing," jelas Jacksen F Tiago, arsitek Persipura Jayapura.

"Kami belum berpikir untuk mengurangi pemain asing. Malah, kalau perlu, akan kami bebaskan setiap klub untuk merekrut pemain asing sebanyak-banyaknya untuk memenuhi ambisi kami yang ingin Liga Indonesia bisa ditayangkan di TV Asia pada 2012," tandas Joko Driyono, direktur Badan Liga Indonesia (BLI).

"Kuota pemain asing tidak akan kami ubah untuk musim depan. Sebab, tidak ada yang salah dengan regulasi," tegas Andi Darussalam Tabusalla, ketua BLI.

Andi berdalih bahwa regulasi dibuat justru disesuaikan dengan kebutuhan klub. Menurutnya, selama ini klub tampak selalu membutuhkan lima pemain asing. "Jadi yang perlu diubah bukan regulasinya," ujar Andi.

Pria asal Makassar itu menyebut bahwa yang harus diubah adalah sudut pandang klub dan pelatih. Klub dan pelatih dinilainya justru harus bisa lebih jeli dalam mengoptimalkan pemain.

Jika merasa tidak terlalu perlu memakai pemain asing, maka tidak perlu memaksakan diri merekrut lima pemain asing sekaligus.

"Kalau soal tim nasional, kita harus melihatnya lebih umum. Jangan sektoral. Ingat dengan banyaknya pemain asing, utama striker, justru kita bisa menghasilkan para pemain belakang yang tangguh," dalih Andi.

Kendati tak akan merubah regulasi, menurut Andi, BLI tetap memikirkan soal aturan tersebut. Andi menuturkan bahwa BLI akan memodifikasi regulasi terkait kuota pemain asing.Nantinya, setiap klub DISL tidak lagi bisa leluasa asal merekrut lima pemain asing. Sebab, BLI akan memberi batasan pemain asing yang datang dari luar Benua Asia.

"Kuotanya tetap lima. Tapi, nantinya dua pemain asing itu harus dari kawasan Asia atau dari Asia Tenggara. Dan regulasi itu kini masih kami matangkan," paparnya

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda

KLASEMEN LIGA SUPER 2009-2010
Klub M M S K SG Nilai
PERSIBA 8 4 2 2 13-7 14
AREMA 6 4 2 0 6-1 14
PERSIWA 7 4 1 2 18-10 13
PERSELA 5 4 1 0 5-1 13
PSPS 8 3 3 2 9-8 12
PERSIJAP 5 3 2 0 6-1 11
PERSISAM 8 3 2 3 7-9 11
PERSIPURA 7 1 4 1 9-8 10
PERSEBAYA 7 4 1 2 18-18 10
PERSEMA 6 3 1 2 8-8 10
SRIWIJAYA 6 3 1 2 9-12 10
PERSIK 7 1 5 1 8-6 8
PSM 8 2 2 4 7-13 8
PERSIJA 6 2 1 3 8-9 7
BONTANG FC 8 1 3 4 9-10 6
PERSIB 6 2 0 4 5-8 6
PELITA 7 0 2 5 4-11 2
PERSITARA 7 0 1 6 4-13 1
TOP SKOR LIGA SUPER 2009-2010
Jumlah Gol Nama Pemain
6 DZUMANO HERAMAN EPANDI(PSPS)ANDI ODANG (PERSEBAYA)
4 MARTIN ZADA(PERSELA)SAKTIWAN SINAGA(PERSIK)
3 ALDO BARETTO(BONTANG)Noor Hadi(Persijap)
2 Boaz Salossa(Persipura)
7 Bambang Pamungkas(Persija)
JADWAL PUTARAN PERTAMA LSI 2009-2010
Tanggal Pertandingan Skor
14/10/09 Persik vs Persisam 0-0
17/10/09 Persik vs Bontang Fc 2-2
21/10/09 Pelita vs Persik 1-1
23/12/09 Persitara vs Persik 0-0
22/11/09 Persik vs Persiwa 3-0
25/11/09 Persik vs Persipura 2-2
29/11/09 PSPS vs Persik 1-0
02/12/09 Persija vs Persik 0-0
13/12/09 Persik vs Persiba 0-0
16/12/09 Persik vs PSM 0-0
19/12/09 Persebaya vs Persik 0-0
02/01/09 Persijap vs Persik 0-0
10/01/09 Persela vs Persik 0-0
17/01/09 Persik vs Persema 0-0
20/01/09 Persik vs Arema 0-0
23/01/09 Sriwijaya vs Persik 0-0
26/01/09 Persib vs Persik 0-0
JADWAL PUTARAN KEDUA LSI 2009-2010
Tanggal Pertandingan Skor
07/02/09 Persik vs Sriwijaya 0-0
13/02/09 Persik vs Persib 0-0
17/02/09 Arema vs Persik 0-0
21/02/09 Persema vs Persik 0-0
27/02/09 Persik vs Persijap 0-0
03/03/09 Persik vs Persela 0-0
06/03/09 Persik vs Persebaya 0-0
17/03/09 PSM vs Persik 0-0
20/03/09 Persiba vs Persik 0-0
03/04/09 Persik vs PSPS 0-0
10/04/09 Persik vs Persija 0-0
18/04/09 Persipura vs Persik 0-0
22/04/09 Persiwa vs Persik 0-0
15/05/09 Persik vs Pelita 0-0
22/05/09 Persik vs Persitara 0-0
27/05/09 Persisam vs Persik 0-0
30/05/09 Bontang vs Persik 0-0