JACKSEN SAYA BUKAN PENGKHIANAT
Senin, 23 Nopember 2009
koncomacan - PELATIH Persipura Jacksen F. Tiago tampak emosional saat menghadiri sesi jumpa pers setelah laga. Dia meluapkan emosinya setelah memenangkan laga tersebut.
Dia menyatakan, sebelum laga berlangsung, dirinya diintimidasi seorang petinggi Persebaya. Kemenangan 0-1 Persipura atas tuan rumah Persebaya telah menunjukkan bahwa Tuhan itu adil.
''Puji Tuhan, sekarang orang yang punya mulut besar dan bilang macam-macam soal saya dipermalukan karena Persebaya kalah,'' papar pria yang pernah membawa Persebaya menjuarai Divisi Utama sebagai pemain dan pelatih tersebut. Sayang, dia menolak menyebutkan nama orang itu.
Menurut Jacksen, orang yang mengintimidasi dirinya tersebut sering berkoar-koar di media dan menyebut dirinya sebagai pengkhianat. Alasannya, dia tidak mau melatih Persebaya saat ditawari. Dia ditawari sebelum Indonesia Super League (ISL) musim ini bergulir.
''Orang itu bilang di radio. Dia menyebut saya pengkhianat. Saya bukan pengkhianat. Saya sudah mati-matian di Persebaya. Saya tidak mau kembali karena merasa tidak dihargai,'' ungkapnya. ''Dia merasa sudah membesarkan saya. Tapi, sekarang saya melatih Persipura. Saya harus profesional,'' lanjutnya.
Pelatih yang pernah memoles Persiter Ternate dan Persitara tersebut menuturkan, dirinya tidak mengatakan soal intimidasi yang diterimanya itu kepada Eduard Ivakdalam dkk. Tapi, dia yakin bahwa para pemain tim berjuluk Mutiara Hitam tersebut tahu tentang situasi tidak mengenakkan yang menimpa dirinya itu.
Jacksen mengungkapkan, hal tersebut menjadi motivasi tersendiri bagi pria yang pernah mengawali karirnya sebagai pelatih Assyabaab, tim internal Persebaya, itu. Dia ingin membuktikan bahwa dirinya bisa menang di depan publik Surabaya yang dulu pernah berdiri di belakangnya.
koncomacan - PELATIH Persipura Jacksen F. Tiago tampak emosional saat menghadiri sesi jumpa pers setelah laga. Dia meluapkan emosinya setelah memenangkan laga tersebut.
Dia menyatakan, sebelum laga berlangsung, dirinya diintimidasi seorang petinggi Persebaya. Kemenangan 0-1 Persipura atas tuan rumah Persebaya telah menunjukkan bahwa Tuhan itu adil.
''Puji Tuhan, sekarang orang yang punya mulut besar dan bilang macam-macam soal saya dipermalukan karena Persebaya kalah,'' papar pria yang pernah membawa Persebaya menjuarai Divisi Utama sebagai pemain dan pelatih tersebut. Sayang, dia menolak menyebutkan nama orang itu.
Menurut Jacksen, orang yang mengintimidasi dirinya tersebut sering berkoar-koar di media dan menyebut dirinya sebagai pengkhianat. Alasannya, dia tidak mau melatih Persebaya saat ditawari. Dia ditawari sebelum Indonesia Super League (ISL) musim ini bergulir.
''Orang itu bilang di radio. Dia menyebut saya pengkhianat. Saya bukan pengkhianat. Saya sudah mati-matian di Persebaya. Saya tidak mau kembali karena merasa tidak dihargai,'' ungkapnya. ''Dia merasa sudah membesarkan saya. Tapi, sekarang saya melatih Persipura. Saya harus profesional,'' lanjutnya.
Pelatih yang pernah memoles Persiter Ternate dan Persitara tersebut menuturkan, dirinya tidak mengatakan soal intimidasi yang diterimanya itu kepada Eduard Ivakdalam dkk. Tapi, dia yakin bahwa para pemain tim berjuluk Mutiara Hitam tersebut tahu tentang situasi tidak mengenakkan yang menimpa dirinya itu.
Jacksen mengungkapkan, hal tersebut menjadi motivasi tersendiri bagi pria yang pernah mengawali karirnya sebagai pelatih Assyabaab, tim internal Persebaya, itu. Dia ingin membuktikan bahwa dirinya bisa menang di depan publik Surabaya yang dulu pernah berdiri di belakangnya.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda