PEMAIN INDONESIA LEBIH MEMIKIRKAN BAYARAN

koncomacan - MEDAN, Pengamat sepak bola, Wibisono mengatakan, para pemain sepak bola Indonesia masih minim pengalaman bertanding di ajang internasional untuk meningkatkan kualitas dan prestasinya. Di sisi lain, pemain lebih memikirkan bayaran daripada prestasi.
"Harus kita akui para pemain nasional Indonesia kurang berpengalaman bermain dalam pertandingan antarnegara," katanya kepada ANTARA di Medan, Selasa (1/9).
Beda dengan zaman pada tahun 1970-an, saat itu PSSI banyak bertanding mengikuti berbagai turnamen internasional, sehingga pemain Indonesia dapat mengetahui kemampuannya dengan pemain negara lain.
"Pertandingan antanegara sangat berguna bagi pemain untuk mengasah dan mengukur kemampuannya," kata Wibisono yang juga mantan pemain sepak bola nasional PSSI angkatan Rony Paslah, Johanes Auri, Risdianto, dan arlmarhum Ronny Pattinasarani.
Indonesia bisa dibilang miskin pengalaman dibanding negara-negara Asia lainnya, bahkan sudah tertinggal dari negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Thailand yang mulai "tebar pesona" di ajang internasional. Wibisono menilai, pemain Indonesia lebih mempersoalkan bayaran yang tinggi ketimbang mementingkan prestasi guna memajukan sepak bola di tanah air.
Terus melambungnya kontrak pemain di bursa sepak bola Indonesia, menurut dia membuat sejumlah klub-klub Indonesia tidak mampu menggaji pemain dan mengikuti kompetisi, namun tidak dibarengi kualitas.
"Kita lihat sudah banyak tim-tim liga Indonesia yang tidak mampu menggaji pemainnya," katanya.
Ia berharap, pembinaan pemain muda diperhatikan dengan menggelar kompetisi di dalam negeri dan mengikuti pertandingan internasional guna mendapatkan bibit handal seperti Ricky Yacobi dan Kurniawan Dwi Yulianto yang pernah terkenal di Asia.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda