FILIPPO INZAGHI AKTOR KEMENANGAN MILAN

1 Marseille v AC Milan 2
Kamis, 17 September 2009
koncomacan - MARSEILLE, Riwayat AC Milan belum habis. Jawara tujuh kali Liga Champions itu menunjukkan jati diri sebagai raksasa Eropa kala menekuk tuan rumah Olympique Marseille 2-1 (1-0) pada laga pertama grup C di Stade Velodrome kemarin dini hari WIB (16/9).
Kemenangan itu ibarat injeksi spirit bagi penggawa Rossoneri -sebutan AC Milan- yang tampil melempem pada awal musim ini. Gennaro Gattuso dkk datang ke Marseille dengan modal kurang meyakinkan di Serie A Italia. Dalam dua laga terakhir, Rossoneri hanya meraih satu poin dan scoreless alias mandul gol.
Namun, penampilan impresif ditunjukkan anak asuh allenatore (pelatih) Leonardo itu di Velodrome. Kemenangan di laga tandang tersebut menjadi pembuktian Milan siap bersaing dengan raksasa Eropa yang lain setelah ''diasingkan'' di Piala UEFA (kini Europa League) musim lalu.
Striker gaek (36 tahun) Filippo Inzaghi menjadi aktor kemenangan Milan kemarin dini hari WIB. Striker berjuluk Super Pippo itu tampil perfetto alias sempurna dengan memborong dua gol, pada menit ke-28 dan 74. Keduanya merupakan assist Clarence Seedorf. Sedangkan gol tuan rumah dicetak pada menit ke-49 via sundulan Gabriel Heinze memanfaatkan sepak pojok.
''Pippo memang gila. Gol yang dicetaknya sungguh luar biasa, khususnya gol kedua. Saya kehabisan kata-kata untuknya,'' puji Adriano Galliani, wakil presiden Milan, sebagaimana dilansir La Repubblica.
Kemenangan Milan sekaligus membuktikan omongan Galliani sebelum pertandingan. Galliani menyebut Liga Champions tak ubahnya habitat Milan. Alunan musik khas Liga Champions disebut Galliani bakal membangkitkan spirit para penggawa Rossoneri.
Kemenangan sekaligus debut bagus allenatore Milan Leonardo. Sayang, Leonardo enggan diwawancarai setelah pertandingan. Juru bicara Rossoneri adalah asisten pelatih Mauro Tassoti. ''Mengalahkan Marseille bukan pekerjaan mudah karena mereka tim bagus dan bermain agresif. Tentu saja, kemenangan kami tak lepas dari kontribusi Pippo,'' ujar Tassoti kepada AFP.
Tassoti lantas memberikan penjelasan terkait dibangkucadangkannya bintang Brazil Ronaldinho. ''Itu mutlak pertimbangan pelatih dan Seedorf terbukti mampu menjalankan peran pengganti dengan baik,'' jelas salah seorang di antara kuartet pertahanan terkenal Milan akhir dekade 1990-an bersama Franco Baresi, Alessandro Costacurta, dan Paolo Maldini itu.
Di pihak lain, tactician Marseille Didier Deschamps mengakui bahwa timnya bermain kalah efektif bila dibandingkan dengan Milan. Sekalipun dari sisi peluang tuan rumah lebih sering menekan, gol lebih banyak justru dihasilkan tamu.
''Hanya hasil akhir yang dihitung. Milan tetap Milan. Mereka tim tangguh dengan pemain berpengalaman di ajang seperti ini. Kalah di kandang sendiri pada laga perdana merupakan situasi buruk. Sekalipun peluang kami tidak ditentukan hanya pada satu laga,'' papar mantan pelatih Juventus itu kepada Sky Italia.
Dengan kekalahan kemarin, Marseille kembali dibayangi kegagalan lolos dari fase grup Liga Champions sebagaimana dua edisi sebelumnya. Hasil itu rentan terjadi karena selain Milan, pesaing Marseille di grup C adalah raksasa Spanyol Real Madrid. Juara sembilan kali itu kemarin mengalahkan FC Zurich (Swiss) 5-2 di kandang lawan.
Real pula yang akan menjadi lawan Marseille berikutnya di Santiago Bernabeu 30 September nanti. Di atas kertas, Marseille bisa gagal meraih poin lagi. ''Setiap tahun rupanya akan sama bagi kami. Kami bermain kompetitif, namun selalu tersisih,'' tutur Steve Mandanda, kiper Marseille, dengan nada pasrah sebagaimana dilansir di situs resmi UEFA.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda