DONGKRAK PENDAPATAN LEWAT TIKET
Selasa, 29 September 2009
koncomacan - JAKARTA, APBD masih menjadi salah satu sumber pendanaan klub-klub peserta Indonesia Super League (ISL) musim 2009-2010. Meskipun, sebenarnya ada sumber lain yang cukup potensial. Yakni, penjualan tiket.
Berdasar atas data yang dimiliki PT Liga Indonesia, ISL musim lalu disaksikan 2.600.020 penonton yang datang ke stadion. Laga Sriwijaya FC menjamu Persija Jakarta tercatat paling sukses mendatangkan penonton ke Stadion Gelora Sriwijaya, Palembang, pada 8 Oktober 2008. Kala itu, tercatat 40 ribu penonton.
Namun, kenyataannya, pemasukan yang diperoleh klub peserta tak bisa dihitung secara matematika. Stadion boleh saja penuh, tapi pemasukan dari tiket tak seberapa. Karena itu, tak mengherankan jika klub kontestan ISL hanya berani mematok pemasukan maksimal Rp 5 miliar dalam laga bigmatch. Itu pun hanya beberapa tim yang memang memiliki suporter fanatik.
Kondisi itu mengundang kekecewaan PT LI yang benar-benar berharap agar klub ISL bisa lebih profesional mengelola keuangan. ''Seharusnya mereka lebih berani mendongkrak pemasukan dari tiket penonton,'' kata Joko Driyono, CEO PT LI.
Makanya, dalam workshop panpel tim ISL awal Oktober nanti, PT LI akan menyampaikan regulasi khusus berkaitan dengan kehadiran penonton di stadion. Dalam regulasi itu, panpel wajib melampirkan detail tiket terjual. Panpel juga harus menyediakan petugas khusus yang mencatat arus keluar penonton di pintu masuk.
koncomacan - JAKARTA, APBD masih menjadi salah satu sumber pendanaan klub-klub peserta Indonesia Super League (ISL) musim 2009-2010. Meskipun, sebenarnya ada sumber lain yang cukup potensial. Yakni, penjualan tiket.
Berdasar atas data yang dimiliki PT Liga Indonesia, ISL musim lalu disaksikan 2.600.020 penonton yang datang ke stadion. Laga Sriwijaya FC menjamu Persija Jakarta tercatat paling sukses mendatangkan penonton ke Stadion Gelora Sriwijaya, Palembang, pada 8 Oktober 2008. Kala itu, tercatat 40 ribu penonton.
Namun, kenyataannya, pemasukan yang diperoleh klub peserta tak bisa dihitung secara matematika. Stadion boleh saja penuh, tapi pemasukan dari tiket tak seberapa. Karena itu, tak mengherankan jika klub kontestan ISL hanya berani mematok pemasukan maksimal Rp 5 miliar dalam laga bigmatch. Itu pun hanya beberapa tim yang memang memiliki suporter fanatik.
Kondisi itu mengundang kekecewaan PT LI yang benar-benar berharap agar klub ISL bisa lebih profesional mengelola keuangan. ''Seharusnya mereka lebih berani mendongkrak pemasukan dari tiket penonton,'' kata Joko Driyono, CEO PT LI.
Makanya, dalam workshop panpel tim ISL awal Oktober nanti, PT LI akan menyampaikan regulasi khusus berkaitan dengan kehadiran penonton di stadion. Dalam regulasi itu, panpel wajib melampirkan detail tiket terjual. Panpel juga harus menyediakan petugas khusus yang mencatat arus keluar penonton di pintu masuk.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda