PELATNAS TIMNAS ADA POTENSI MERUGI

koncomacan - Kerugian besar sepertinya harus dialami klub-klub Liga Super yang memiliki pemain timnas jika nekat mendaftarkannya di kompetisi mendatang. Pada awal kompetisi atau hingga 18 November nanti, BLI (PT LI) tak akan mensahkan mereka.
Kondisi itu sebagai akibat dari diberlakukannya pelatnas jangka panjang yang diingini Benny Dollo, pelatih timnas, untuk menggaransi Indonesia lolos ke Piala Asia 2011. “Harga mahal” yang ditetapkan Benny tersebut memang mendapat hujatan dari banyak klub.
Lihat saja, Persik harus membayar sia-sia Saktiawan Sinaga selama sebulan pertama. Sakti, yang konon dikontrak Persik sebesar Rp 650 juta (25% diterima sebagai signing on fee), memiliki gaji per bulan sekitar Rp 40,625 juta.
Dalam klausul kontrak, selama pemain berada di timnas, klub tetap wajib menggaji mereka. Konon Persik akan mengundur masa berlakunya kontrak sehingga tak perlu menggaji pemain pada masa pelatnas tahap I (25 September hingga 18 November). Jika ini terjadi, maka potensi kerugian Sakti adalah sebesar Rp 15 juta karena di timnas ia “hanya” akan digaji Rp 25 juta.
“Aku belum tahu berapa kerugianku. Tapi, kalau ganti dari PSSI di bawah kerugian itu, rasanya berat karena aku juga sudah ada kesepakatan dengan Persik,” ucap Saktiawan.
Sekum Persik, Barnadi, pun akan berdiskusi dengan Ketua Umum Samsul Ashar menyangkut status Sakti dan striker muda Yongki Aribowo di timnas U-23.
Persik tak berani melepas Saktiawan dan Yongky begitu saja karena Persela dan Persebaya siap menampung mereka, jika tak berani mengontrak pemain itu.
Kondisi lebih runyam jelas akan dihadapi para pemain timnas U-23 karena masa pelatnas mereka lebih lama, dari 25 September hingga 20 Desember. Jika kompetisi dimulai 11 Oktober sejak tanggal tersebut hingga SEA Games usai, Desember, mereka harus jauh dari klub.
Pemain timnas U-23, Lucky Wahyu, kini dikontrak kisaran Rp 300 juta, bisa kehilangan penghasilan sekitar Rp 55 juta jika Persebaya mengundurkan masa berlakunya kontrak mereka dari Oktober ke Januari. Meski saat ini belum terikat dengan klub mana pun, Lucky tampak risau. “Saya serahkan ke BTN bagaimana baiknya sehingga kami tetap bisa berpenghasilan dan rencana kami setahun ini berjalan lancar,” ucapnya.
Namun, menurut Rahim Soekasah, Ketua BTN, semua kerugian itu belum tentu akan berlaku seperti itu. Bahkan kalau pemain sudah menerima gaji sejak Oktober sesuai kontrak mereka, maka pemain tersebut akan mendapatkan dua gaji sekaligus, dari klub dan timnas. Bagaimana dengan klub?
“Jangan terlalu membesarkan masalah ini dulu. Mari kita lihat kepentingan yang lebih besar. Lagipula sampai saat ini belum ada satu pun pemain yang didaftarkan ke BLI sehingga belum ada potensi kerugian klub yang akan diderita,” sebut Rahim.
TAHAPAN PELATNAS
Senior
I. 25 September - 18 November
II. 25 Desember/1 Januari - 6 Januari
U-23
I. 25 September - 20 Desember
*: di luar masa pelatnas pemain boleh bermain di kompetisi.
Kukuh dengan Program
Polemik menyangkut larangan pemain memperkuat klub selama mengikuti pelatnas timnas senior atau pun U-23 terus bergulir. Suara menentang pun mengalir dari sejumlah klub, bahkan rencana boikot sempat muncul. Meski demikian BTN (Badan Tim Nasional) sepertinya tak mau ambil pusing.
Mereka tetap kukuh untuk menjalankan programnya. “Bagi kami yang penting program timnas sesuai permintaan pelatih, tetap bisa berjalan. Persoalan lain, semisal pemain tak mau datang atau ada boikot klub, itu bukan wewenang kami untuk mengomentarinya. Ada Komisi Disiplin atau PSSI,” kata Rahim Soekasah, Ketua BTN.
Selama ini BTN tetap pada program semula untuk menggelar pelatnas timnas senior pada 25 September hingga 18 November, kemudian tahap kedua 25 Desember hingga 6 Januari. Sementara itu timnas U-23 dari 25 September hingga SEA Games usai pada pertengahan Desember nanti.
“Sebenarnya tidak benar kalau disebutkan pemain tak boleh mengikuti kompetisi hingga setengah musim atau empat bulan,” kata Rahim. Beberapa klub yang mengikuti kompetisi dari pembukaan 11 Oktober mungkin akan kehilangan pemain nasional senior hanya pada lima pertandingan awal saja, antara 11 Oktober hingga 18 November. Maklum, pada tangga1 11-18 November rencananya kompetisi akan diliburkan karena ada jadwal Pra-Piala Asia.
Untuk pemain nasional U-23, Rahim yakin tak terlalu mengganggu klub karena bisa saja pelatih Cesar Payovich punya pendapat lain soal pemain dan keikutsertaannya di kompetisi.
Bagi pemain sendiri, mereka seperti tersangkut dilema. Maklum, jika tak memenuhi panggilan timnas, mereka bisa dianggap melanggar Pasal 78 Kode Disiplin dan bisa terkena hukuman enam bulan atau denda maksimal Rp 100 juta.
“Saya yakin klub maupun BTN tahu yang terbaik buat kami. Kalau kami menolak BTN nanti pasti kena sanksi,” sebut jelas Arif Suyono, gelandang Sriwijaya FC.
Meski begitu ada pula yang berharap lain. “Saya bangga dipanggil timnas dan siap bergabung. Tapi, kalau bisa saya tetap diizinkan bermain untuk klub. Klub yang menggaji saya. Mereka yang mengontrak saya,” kata Oktovianus Maniani, pemain Pro Duta FC. Kini bola panas pun berada di tangan pemain. Maukah mereka menolak panggilan timnas?
Senior
I. 25 September - 18 November
II. 25 Desember/1 Januari - 6 Januari
U-23
I. 25 September - 20 Desember
*: di luar masa pelatnas pemain boleh bermain di kompetisi.
Kukuh dengan Program
Polemik menyangkut larangan pemain memperkuat klub selama mengikuti pelatnas timnas senior atau pun U-23 terus bergulir. Suara menentang pun mengalir dari sejumlah klub, bahkan rencana boikot sempat muncul. Meski demikian BTN (Badan Tim Nasional) sepertinya tak mau ambil pusing.
Mereka tetap kukuh untuk menjalankan programnya. “Bagi kami yang penting program timnas sesuai permintaan pelatih, tetap bisa berjalan. Persoalan lain, semisal pemain tak mau datang atau ada boikot klub, itu bukan wewenang kami untuk mengomentarinya. Ada Komisi Disiplin atau PSSI,” kata Rahim Soekasah, Ketua BTN.
Selama ini BTN tetap pada program semula untuk menggelar pelatnas timnas senior pada 25 September hingga 18 November, kemudian tahap kedua 25 Desember hingga 6 Januari. Sementara itu timnas U-23 dari 25 September hingga SEA Games usai pada pertengahan Desember nanti.
“Sebenarnya tidak benar kalau disebutkan pemain tak boleh mengikuti kompetisi hingga setengah musim atau empat bulan,” kata Rahim. Beberapa klub yang mengikuti kompetisi dari pembukaan 11 Oktober mungkin akan kehilangan pemain nasional senior hanya pada lima pertandingan awal saja, antara 11 Oktober hingga 18 November. Maklum, pada tangga1 11-18 November rencananya kompetisi akan diliburkan karena ada jadwal Pra-Piala Asia.
Untuk pemain nasional U-23, Rahim yakin tak terlalu mengganggu klub karena bisa saja pelatih Cesar Payovich punya pendapat lain soal pemain dan keikutsertaannya di kompetisi.
Bagi pemain sendiri, mereka seperti tersangkut dilema. Maklum, jika tak memenuhi panggilan timnas, mereka bisa dianggap melanggar Pasal 78 Kode Disiplin dan bisa terkena hukuman enam bulan atau denda maksimal Rp 100 juta.
“Saya yakin klub maupun BTN tahu yang terbaik buat kami. Kalau kami menolak BTN nanti pasti kena sanksi,” sebut jelas Arif Suyono, gelandang Sriwijaya FC.
Meski begitu ada pula yang berharap lain. “Saya bangga dipanggil timnas dan siap bergabung. Tapi, kalau bisa saya tetap diizinkan bermain untuk klub. Klub yang menggaji saya. Mereka yang mengontrak saya,” kata Oktovianus Maniani, pemain Pro Duta FC. Kini bola panas pun berada di tangan pemain. Maukah mereka menolak panggilan timnas?
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda