MAGNET APPAREL

Namun, hal ini tak berlaku untuk Persipura. Juara ISL 2008/2009 itu malah belum tersentuh magnet apparel ternama. Tim Mutiara Hitam hanya diminati apparel lokal. Ini tentu sebuah anomali. Minimnya sponsor apparel ini ditengarai tentu karena partai Persipura jarang disiarkan langsung televisi sehingga dampak promosi tidak didapat.
Coba bandingkan dengan Srwiwijaya FC. Klub asal Palembang itu kini mendapat sponsor apparel baru, yaitu Reebok. Hal serupa juga dialami Persela.
Sementara itu, klub besar lain macam Persija memilih bergandengan dengan Diadora. Sama dengan klub Pelita Jaya, Persijap Jepara, dan tim promosi ke ISL, Persebaya Surabaya.
Produk apparel lain, Lotto, tak mau kalah langkah. Persik Kediri bakal tampil dengan apparel Lotto, sama dengan klub promosi dari Divisi Utama, Persema Malang.
Hadirnya produk apparel impor itu mempersempit kiprah produk lokal macam Vilour. Empat musim sebelumnya produk ini tak bisa dilepaskan dengan nama Persib Bandung. Kini, kemesraan itu harus berakhir. Persib memilih Diadora ketimbang Vilour.
Sayangnya nilai dari sejumlah sponsor apparel kecil. Modal kerja sama produsen apparel dengan klub-klub hampir semuanya berupa barter barang.
Nilai Sponsor 90% Barter Barang
Kamis, 13/8/2009
koncomacan - Kontrak apparel memang berbeda dengan kontrak kerja sama sponsorship lainnya. Model kerja sama produsen apparel dengan klub-klub di Indonesia hampir 90% berupa barter barang, bukan uang. Sponsor uang hanya dilakukan Vilour terhadap Persib musim lalu yang nilainya sebesar Rp 100 juta rupiah plus seragam dan apparel lain.
Lewat kerja sama seperti ini Vilour pun menguasai hak apparel resmi Maung Bandung. Tahun ini kabarnya kerja sama akan kembali diulangi.
Ade Sarah, Advertising & Promotion Manager (Sports & Golf Division) Mitra Adiperkasa (MAP), mengakui pihaknya hanya melakukan barter barang dengan klub. "Selama ini, musim lalu dan mungkin musim depan, kami tak memberikan uang, tetapi hanya barang yang jumlahnya jika dinilai dalam uang sebenarnya juga sangat besar," ujar Ade.
Meski tanpa mendapatkan uang segar, kerja sama antara klub dengan sponsor produk apparel tetap menguntungkan. Setidaknya klub dapat mengurangi pengeluaran hingga miliaran rupiah. Hal itulah yang dirasakan Persebaya setelah menggandeng MAP dengan produk Diadora. Bajul Ijo mendapatkan perlengkapan tim senilai Rp 3 miliar, meningkat dua kali lipat dari musim lalu.
“Sudah seharusnya ada peningkatan karena kami sekarang di Liga Super,” tutur Saleh Ismail Mukadar, ketua umum sekaligus manajer Persebaya.
Sport Marketing Manager PT Mitra Adiperkasa Tbk., Ratna Puspitasari, menyebutkan barang yang digelontorkan Diadora ke Persebaya nilainya hampir sama dengan klub-klub lain yang disponsori Diadora. “Kami setarakan semua demi kepuasan mitra,” ujar Ratna.
Pengakuan sama juga muncul dari Persema. “Lotto memberikan sekitar 20 item dengan nilai Rp 2,5 miliar,” ujar Hadi Santoso, manajer Persema.
Arema Malang pun sama meskipun tak mau menjelaskan berapa kisaran nilai sponsor apparel yang disetujui. Konon nilainya mencapai angka Rp 3,5 miliar sebab Puma pada tahun sebelumnya mensponsori dengan nilai kisaran Rp 2,7 M.
Nilai kontrak yang diperoleh Persijap dari Diadora juga mencapai Rp 1,8 miliar. Diadora akan menyediakan 3.800 unit barang kebutuhan klub kecuali sepatu bola. “Sepatu bola memang pengecualian karena pemain memiliki kesenangan masing-masing dalam memakai sepatu,” jelas Edy Sujatmiko, manajer Persijap.
Persela tahun ini mengaku menghemat sekitar Rp 2,2 miliar setelah kerja sama dengan Reebok. Bagi Persik hal itu juga menguntungkan. Lotto musim pertama memberikan Rp 1,3 miliar, kemudian Rp 1,5 miliar. Tahun ini Sekum Persik, Barnadi, belum bisa memprediksi. “Logikanya harus ada peningkatan," ujar Banadi.
Nasib Papua Kini Diminati
Menjadi klub dengan home base jauh dari ibu kota seperti Persipura di Jayapura dan Persiwa di Wamena, kaki pegunungan Jayawijaya, memang tak selalu menguntungkan. Kedua klub itu musim lalu seperti tak tersentuh produk apparel apa pun. Mutiara Hitam hanya diminati apparel lokal seperti Ifan Sport. Namun, dengan prestasi yang dimiliki dalam dua tahun terakhir, Persiwa akhirnya mendapatkan sponsor apparel juga tahun ini.
”Kami bersyukur mendapat tawaran apparel. Jelas ini mengurangi pengeluaran kami untuk seragam tim,” kata Agus Santoso, asisten manajer Persiwa.
The Highlanders selama ini mengeluarkan anggaran sekitar Rp 500 juta-an untuk membuat dan memesan kostum untuk kandang dan tandang. Bahkan awak manajemen mesti memesan sendiri seragam dari Malang, sedangkan kelengkapan tim dan pemain lainnya dibiarkan tidak seragam.
“Beberapa item kelengkapan sudah kami sepakati, tunggu realisasinya saja,” sebut Agus, yang kali ini bangga lantaran timnya memaki apparel merek Lotto hasil kerja sama dengan PT Mitra Adiperkasa sebagai pemegang lisensi di Indonesia.
Meskipun tak mau terbuka nilainya, dapat dihitung jika terdiri dari sekitar 20 item dan berjumlah sekitar 3.500 buah maka senilai sekitar Rp 1,5 miliar.
Menjadi klub dengan home base jauh dari ibu kota seperti Persipura di Jayapura dan Persiwa di Wamena, kaki pegunungan Jayawijaya, memang tak selalu menguntungkan. Kedua klub itu musim lalu seperti tak tersentuh produk apparel apa pun. Mutiara Hitam hanya diminati apparel lokal seperti Ifan Sport. Namun, dengan prestasi yang dimiliki dalam dua tahun terakhir, Persiwa akhirnya mendapatkan sponsor apparel juga tahun ini.
”Kami bersyukur mendapat tawaran apparel. Jelas ini mengurangi pengeluaran kami untuk seragam tim,” kata Agus Santoso, asisten manajer Persiwa.
The Highlanders selama ini mengeluarkan anggaran sekitar Rp 500 juta-an untuk membuat dan memesan kostum untuk kandang dan tandang. Bahkan awak manajemen mesti memesan sendiri seragam dari Malang, sedangkan kelengkapan tim dan pemain lainnya dibiarkan tidak seragam.
“Beberapa item kelengkapan sudah kami sepakati, tunggu realisasinya saja,” sebut Agus, yang kali ini bangga lantaran timnya memaki apparel merek Lotto hasil kerja sama dengan PT Mitra Adiperkasa sebagai pemegang lisensi di Indonesia.
Meskipun tak mau terbuka nilainya, dapat dihitung jika terdiri dari sekitar 20 item dan berjumlah sekitar 3.500 buah maka senilai sekitar Rp 1,5 miliar.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda