MUNCUL TIGA INVESTOR

Bersaing dengan Pemkot-Eddy untuk Kelola Arema
koncomacan - MALANG, Dua kandidat kuat pengelola baru Arema, Wali Kota Batu Eddy Rumpoko dan Pemkot Malang, mendapatkan saingan. Ada tiga calon investor lain yang siap mengelola Arema dari tangan PT Bentoel.
Munculnya tiga calon investor lain itu dikemukakan Pembina Yayasan Arema Darjoto Setyawan. Namun, Darjoto enggan membeberkan nama tiga calon investor tersebut. Dia hanya menyebut ketiganya merupakan badan hukum yang berarti bukan perorangan. "Saat ini komunikasi dengan tiga badan hukum itu masih berjalan intensif," ujarnya ketika dihubungi Radar kemarin. "Nanti, kalau semuanya sudah jelas, akan kami beri tahukan," imbuh dia.
Menurut Darjoto, saat ini yayasan tengah berusaha mencari alternatif terbaik pengelola baru Arema. Siapa pun yang menyatakan minat menjadi pengelola baru, yayasan terbuka. Artinya, siapa pun instansi atau perorangan yang memiliki niat serius menjadi pengelola dan memajukan Arema memiliki peluang yang sama. "Kami akan pilih yang terbaik," ujarnya.
Meski demikian, Darjoto menegaskan, siapa pun instansi yang nanti menjadi pengelola Arema harus patuh pada syarat krusial. Yakni tim yang didirikan 11 Agustus 1987 itu tetap berada di Malang. Bukan dibawa ke luar Malang. Tiga calon investor baru juga sanggup menempatkan Arema tetap di Malang.
Bagaimana komunikasi yayasan dengan Pemkot Malang dan Eddy Rumpoko? Sekretaris Yayasan Arema Satrija Budi Wibawa menambahkan, saat ini komunikasi terus berjalan. Namun belum ada keputusan final.
Pemkot Malang dan Eddy selama ini merupakan calon kuat pengelola baru Arema. Eddy maupun pihak pemkot sudah beberapa kali bertemu dengan wakil Yayasan Arema. Keduanya juga telah menyatakan komitmen tinggi untuk mengelola Arema karena PT Bentoel berniat melepasnya.
Eddy siap mengambil alih nakhoda Arema secara pribadi. Bukan atas nama Pemkot Batu. Untuk pendanaan, dia siap menggandeng beberapa pengusaha. Namun, masalah penyertaan dana dari Bentoel disebut-sebut masih menjadi kendala. Bentoel hanya sanggup memberi Rp 7,5 miliar. Padahal, Eddy meminta Rp 10 miliar. Sedangkan kekurangannya akan dicarikan.
Sedangkan Pemkot Malang tidak ada masalah dengan dana, seperti diungkapkan Wali Kota Malang Peni Suparto kemarin. Karena itu, bila Yayasan Arema menyerahkan ke pemkot, Peni sudah siap. Apalagi, berdasarkan fakta, mengelola tim sepak bola butuh dana sangat besar. Peni mengatakan, perusahaan sekelas Bentoel saja akhirnya menyerah dalam mengelola Arema. "Sangat berat, apalagi jika dana pribadi. Saya akan membicarakan ini berdua dengan Pak Eddy (Eddy Rumpoko)," ucap Peni usai membuka inagurasi 150 siswa Sampoerna Academy di SMAN 10 kemarin. "Saya sudah tegaskan sejak awal bahwa Arema harus satu jiwa. Untuk apa slogan itu dikumandangkan kalau bercerai berai," imbuhnya.
Jadi, lanjut Peni, sekarang keputusan berada di tangan Yayasan Arema. "Kepada siapa mereka akan menjatuhkan pilihan," katanya.
Jika ditangani pemkot, nama Arema tidak akan hilang. Seperti yang disampaikan Sekkota Bambang Dh. Suyono, pemkot memutuskan tetap mengakomodasi nama Arema. "Arema sudah menjadi ikon Malang," ungkapnya beberapa waktu lalu.
Sementara, sumber Radar mengatakan, terjadinya tarik ulur antara yayasan dengan Pemkot Malang maupun Eddy Rumpoko terkait kompensasi Bentoel yang menyediakan sponsorship Rp 7,5 miliar. Terhadap masalah tersebut, masih butuh waktu untuk memahami kompensasi yang diinginkan Bentoel. Namun, kemungkinan besar yang menjadi pengelola Arema adalah instansi pemerintah. Itu terjadi karena sponsor utama super league masih dipegang perusahaan rokok.
Jika super league tetap disponsori perusahaan rokok, Bentoel tidak bisa mem-branding produknya di stadion. Karena itu, sebagai kompensasi, Bentoel minta memasang reklame di sejumlah titik. Kompensasi itu terbuka bagi instansi pemerintah karena bisa merealisasikannya. Sedangkan, bagi perorangan, sulit mewujudkan kompensasi itu.
Namun, kondisinya akan berbeda apabila sponsor super league bukan perusahaan rokok. Pengelola baru Arema meski itu perorangan bisa memberikan kompensasi pemasangan reklame di stadion. "Tapi saat ini peluang yang terbuka adalah instansi pemerintahan," ucap sumber tersebut.
Sementara itu, kemarin Peni menerima kedatangan sejumlah korwil Aremania di rumah dinas Jl Ijen 2. "Kami ke rumah Pak Peni untuk minta kejelasan tentang nasib Arema," ucap Singgih dari Korwil Gondanglegi.
Singgih mengatakan, dalam pertemuan dengan Peni, didapatkan keterangan bahwa Arema belum jatuh ke tangan siapa-siapa alias masih dipegang Bentoel. Namun, Peni menegaskan siapa pun pengelola baru, nama Arema jangan hilang dan harus tetap berada di Malang. Peni juga mengatakan pengelola Arema harus sanggup mengelola tidak hanya satu tahun ini saja, melainkan selamanya. (red/agus ef)