LEBIH SUSAH DARI PADA TERBAIK

Dalam praktiknya, ketika pertandingan berlangsung, fair play kerap terbang entah ke mana. Para pelaku sepak bola Indonesia pun mengakui bahwa menerapkan jiwa fair play ketika bertanding sangat sulit. Apalagi, mereka harus melakukannya selama satu musim kompetisi Djarum Indonesia Super League (DISL) 2008/2009.
"Bagi saya, lebih sulit menjadi yang ter-fair play daripada menjadi yang terbaik. Sebab, item fair play sangat banyak. Kalau terbaik kan hanya dihitung dari skor pertandingan. Selain itu, godaan selama kompetisi juga sangat banyak," jelas Rahmad Darmawan, pelatih Sriwijaya FC Palembang.
Pelatih Delta Putra Sidoarjo (Deltras) Muhamad Zein Alhadad sepakat dengan pernyataan Rahmad. Menurut pria yang akrab disapa Mamak tersebut, peraturan tentang fair play juga absurd. Para pelaku sepak bola kerap salah mengartikan bagaimana harus bermain fair play selama satu musim kompetisi.
"Kalau fair play tentu masih tak kasatmata. Sementara untuk menjadi yang terbaik, tentu bisa diberikan setelah ada hasil akhir. Misalnya, pemain terbaik biasanya akan lahir dari tim yang juara. Apalagi, di kriteria Jawa Pos kan juga banyak itemnya," papar pelatih yang pernah memoles Persebaya Surabaya, Persim Maros, maupun Persijatim Solo FC tersebut.
Ya, item fair play Jawa Pos di setiap kategori memang termasuk banyak. Di sektor pelatih, contohnya, pelatih yang ter-fair play akan dinilai dalam beberapa item. Di antaranya adalah perilaku di pinggir lapangan, unsur kartu merah dan kuning, perlakuan terhadap wartawan, maupun sikap menghormati keputusan yang diberikan sang pengadil pertandingan. Untuk kategori pemain, juga ada beberapa item. Di antaranya adalah menghormati keputusan wasit ataupun menghargai pemain lain.
"Godaan sering datang ketika kompetisi berlangsung. Semua pasti tahu itu. Maka, beban yang dirasa juga berat, melebihi untuk menjadi yang terbaik. Karena itu, menjadi yang ter-fair play sangat susah. Bahkan, yang terbaik pun belum tentu akan menjadi yang ter-fair play," terang Rahmad yang sudah dikontrak Sriwijaya FC selama dua musim ke depan dengan bayaran konon mencapai Rp 2 miliar per musim. (red/agus ef)
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda