FAIR PLAY AWARDS PRESENTED BY JAWAPOS

Djarum Indonesia Super League Pengawal yang Membantu
koncomacan - Sepak bola Indonesia kerap diwarnai intrik yang tak terpuji. Kondisi tersebut memantik Jawa Pos dan Djarum untuk menghelat Djarum Indonesia Super League (DISL) Fair Play Awards Presented by Jawa Pos.
JAWA Pos bekerja sama dengan Djarum selaku sponsor utama gelaran DISL 2008/2009 terus mewujudkan komitmennya untuk memajukan sepak bola dalam negeri. Caranya adalah mengadakan DISL Fair Play Awards Presented by Jawa Pos.
Musim ini adalah even kali kedua yang berhasil dijalankan. Even tersebut tak menilai siapa yang terbaik, tapi siapa pihak yang dianggap mampu menjunjung tinggi nilai fair play selama satu musim kompetisi. Lima aspek dinilai oleh wartawan yang tergabung dalam Jawa Pos Group yang tersebar di seluruh Indonesia. Yakni, tim ter-fair play, wasit ter-fair play, pemain ter-fair play, suporter ter-fair play, dan pelatih ter-fair play. Penghargaan khusus untuk suporter adalah hal yang baru. Tahun lalu, penilaian terhadap pemain ke-12 tersebut belum diadakan.
Pujian dilontarkan para pelaku sepak bola tanah air tentang even tersebut. Mereka memandang bahwa penilaian mengenai sikap fair play merupakan ide yang brilian. Ide yang bisa merangsang para pelaku sepak bola Indonesia untuk terus bersikap arif dan bijak.
"Even ini bisa menjadi kontrol bagi para pelaku sepak bola Indonesia. Selain itu, bisa menjadi rangsangan untuk terus mengedepankan nilai fair play. Sebab, selama ini fair play memang sulit ditegakkan," terang Rahmad Darmawan, pelatih Sriwijaya FC Palembang yang pada edisi perdana 2007/2008 terpilih sebagai pelatih ter-fair play.
Bukan hanya Rahmad yang menganggap bahwa even tersebut sangat cemerlang. Jacksen F. Tiago, pelatih Persipura Jayapura, bahkan mengatakan bahwa DISL Fair Play Awards Presented by Jawa Pos merupakan sebuah pendobrak tradisi. Sebab, selama ini penilaian di akhir kompetisi yang sering dilakukan hanyalah berkutat pada yang terbaik. Bukan yang ter-fair play. Karena itu, pelatih yang baru saja membawa Mutiara Hitam, julukan Persipura Jayapura, melaju sebagai kampiun DISL 2008/2009 tersebut angkat topi terhadap ide hebat itu.
"Kenapa saya memberikan apresiasi? Karena even ini memang sangat berbeda. Ini bertujuan untuk memajukan sepak bola Indonesia. Selain itu, even ini juga mendahului PSSI. Sebab, sampai sekarang PSSI belum membuat terobosan seperti ini. Jadi, ini yang pertama," tegas pelatih asal Brazil tersebut. Pada edisi kali ini, Jacksen bersaing ketat dengan Rahmad dan pelatih Persiba Balikpapan Daniel Roekito.
Setyo Agung Nugroho, manajer teknis PSIS Semarang, juga menyampaikan rasa salutnya terhadap even itu. Sebab, DISL Fair Play Awards Presented by Jawa Pos tak ubahnya sebuah penggugah semangat untuk berbuat fair bagi insan sepak bola Indonesia. "Kami juga yakin dengan penilaian yang diberikan. Sebab, itu dilakukan oleh wartawan yang tak punya tendensi apa-apa," jelas Agung.
Badan Liga Sepak Bola Indonesia (BLI) pun menyatakan terbantu oleh kerja sama Jawa Pos dan Djarum yang bersusah payah membuat even tersebut. Menurut Joko Driyono, direktur kompetisi BLI, tugas BLI "berkurang" dengan adanya gelaran DISL Fair Play Awards Presented by Jawa Pos.
"Acara itu tentu positif buat kompetisi nasional, terutama ISL (Indonesia Super League). Secara tidak langsung, penghargaan tersebut merupakan kritik positif. Karena itu, kami sangat mendukung acara yang digelar Jawa Pos tersebut," puji pria asal Ngawi, Jawa Timur, itu. (red/agus ef)