ANOMALI BAMBANG PAMUNGKAS

koncomacan - Dibayar mahal, tetapi bukan jaminan pemain tersebut akan mampu mengantarkan klubnya berprestasi tinggi. Inilah anomali yang terjadi pada kompetisi bernama Liga Super Indonesia. Bambang Pamungkas adalah pemain termahal. Namun, dia gagal mengangkat Persija juara.
Pada kompetisi 2008-2009, striker asal Kab. Semarang itu dibayar Rp 1,37 miliar oleh klub berjulukan Macam Kemayoran. Ini merupakan rekor gaji termahal bagi pemain yang berlaga di ISL. Tentu dengan gaji melimpah itu, Bambang diharapkan mampu mengatrol Persija.
Apalagi, di kubu tim asal ibu kota itu juga bertebaran pemain dengan gaji mahal. Bisa disebut Abanda Herman dengan Rp 1,315 miliar, Ismed Sofyan (Rp 1,26 M), Ponaryo Astaman (Rp 1,2 M), atau Aliyudin (Rp 1,05 M).
Pemain mahal tapi gagal memberi kontribusi signifikan bagi klub sesungguhnya tidak sepenuhnya menjadi kesalahan pemain. Kebijakan klub dalam perekrutan pemain juga perlu dipertanyakan. Apakah mereka melakukan kesalahan dalam pembelian atau pemain tersebut sesungguhnya memang sudah menurun dan hanya mengandalkan nama besar di masa lalu.
“Pemain tidak sepenuhnya disalahkan. Pengurus juga mungkin melakukan kesalahan dalam merekrut pemain. Mengapa klub berani membayar mahal untuk seorang pemain? Apakah pemain itu memang berkualitas atau hanya karena nama besar saja,” jelas Widodo C. Putro, pelatih Persela.
Khusus untuk Bambang, yang tidak mengilap bersama Persija, bisa jadi karena bukan hanya menyangkut jadwal kandang yang terpaksa harus berpindah karena tidak mendapat izin dari pihak keamanan, juga faktor nonteknis, yaitu gaji yang sering terlambat.
Persija juga belum profesional penuh. Roda kehidupannya masih mengandalkan bantuan dana APBD. Ini sangat ironis. Gaji mahal yang dihambur-hamburkan itu didapat dari uang rakyat. Ternyata semua itu tak sebanding dengan prestasi Persija! (red/aagus ef)
Rekor Gaji
Sulit Tumbang
koncomacan - Rekor bayaran tertinggi musim lalu sebesar Rp 1,37 miliar yang dibukukan Bambang Pamungkas agaknya sulit terpecahkan pada Liga Super musim depan. Krisis ekonomi, pembatasan dana APBD, serta regulasi baru BLI akan menghambat klub menerjang rekor yang dibuat Persija itu.
Bahkan niat Bambang untuk mengulangi atau menyamai gaji itu rasanya akan sulit. Apalagi jika BLI benar membatasi penggu­naan APBD dalam komponen gaji sebesar Rp 50 juta per bulan atau Rp 600 juta per tahun. Jika hal itu diterapkan, masih ada selisih sebesar Rp 770 juta yang harus dibayar dari luar dana APBD. Sementara itu, bagi klub swasta tanpa APBD seperti Pelita Jaya dan Arema, keduanya dikenal bukan klub yang mau obral uang.
Meski demikian, pergerakan gaji musim ini tetap menarik dicermati mengingat sejumlah pemain mulai melakukan kontrak dengan klub. Persisam bahkan sudah mengontrak sejumlah nama pemain yang dikenal mahal seperti Danilo Fernando dan Ronald Fagundez. Hanya, Elang Borneo belum mau buka suara nominal gaji.
Penyerang muda Persibo Bojonegoro yang sukses meraih top scorer Copa Indonesia, Samsul Arif, juga diikat Persela meski gajinya juga di bawah rekor Bambang. Menurut benda­hara Persela, Yuhronur, harga Samsul masih realistis.
“Kami memang telah sepakat membuat kontrak. Kami sangat respek kepada Samsul, tapi kami juga tidak gelap mata untuk memberikan nilai kontrak yang berlebihan,” kata Yuhronur.
Meski tak bersedia untuk membongkar nilainya, Yuhronur menyebut angka Samsul Arif masih di bawah Rp 500 juta.
“Saya tidak bisa menyebut detailnya, tapi harganya setara dengan harga rata-rata pemain timnas seusianya. Yang jelas tidak sampai melebihi Rp 500 juta, tapi tak jauh di bawahnya,” ucapnya. (red/agus ef)