YONGKI ARIWIBOWO TEGANG SAAT MAIN

Pengalaman Pertamanya TC di Iran bersama Timnas U-23
Buah Tangannya Boneka Unta
koncomacan - Tahun ini nama Yongki Aribowo mulai bersinar. Striker belia Persik Kediri itu untuk kali pertamanya bergabung dengan timnas PSSI U-23. Pengalaman menarik pun dia peroleh ketika ikut lawatan ke Iran beberapa waktu lalu.
Ketika tengah mengikuti tur Persik di Bandung dan Semarang beberapa waktu lalu, wajah striker muda Persik Yongki Aribowo sering murung. Raut wajahnya cemas. Lebih memilih berlama-lama dengan kesendirian sambil tangannya bermain-main di keypad handphone-nya. Sikap menyendirinya itu semakin ditunjang dengan headset putih di kedua telinganya.
Saat itu hati pemain debutan ini memang sedang dilanda kecemasan. Yang membuatnya tak enak makan. Muasalnya, adalah panggilan dari PSSI agar pemain kelahiran Tulungagung tersebut segera bergabung dengan tim nasional usia-23.
Bukan masalah pemanggilan itu yang membuatnya cemas. Justru kesempatan semacam itu sudah diimpikannya sejak lama. Namun yang membuatnya cemas adalah karena dia tak bisa segera memenuhi panggilan tersebut. Dia tak segera bergabung dengan puslatnas di Sawangan, Depok, Jawa Barat, karena masih harus memperkuat Persik menghadapi Pelita Jaya.
"Gimana ini Mas?" tanyanya gundah.
Yongki sangat khawatir jika namanya akhirnya tercoret karena telat bergabung. Saat itu dia terhitung sudah telat bergabung selama satu hari.
Sangat lumrah jika pemain yang belum genap berusia 20 tahun itu didera perasaan cemas jika nanti batal bergabung dengan timnas. Sebab, untuk mencapainya, the young gun Persik ini membutuhkan perjuangan yang panjang. Dengan perjuangan yang penuh suka duka.
Pemain yang memiliki kecepatan lari di atas rata-rata itu memulai karirnya di tim semenjana, Perseta junior Tulungagung. Kemudian dia memilih pindah ke PSBI Blitar. Sampai akhirnya pengurus Persik tertarik dan merekrutnya untuk memperkuat tim U-21.
Tapi, cerita perjalanan Yongki tak berhenti sampai di situ. Selama bertahun-tahun pemain dengan nomor punggung 7 itu hanya sebagai cadangan. Sama seperti ketika dia masih memperkuat Perseta. Di semua tim itu, Yongki hanya jadi pelapis bagi striker muda lainnya, Aan Andik. Hingga akhirnya, melalui perjuangan dan kerja keras, perlahan tapi pasti dia pun bisa menyodok posisi utama. Tak hanya di tim U-21 saja, bahkan di tim senior. Khususnya sepeninggal Budi Sudarsono dan Christian Gonzales yang memilih hijrah ke klub lain.
Wajah kusut Yongki sirna usai timnya merampungkan pertandingan melawan Pelita Jaya. Pemain kelahiran 23 November 1989 itupun diizinkan oleh manajemen Persik meninggalkan timnya. Bergabung dengan pemain pelatnas lain di Sawangan. Maka, ketika rekan-rekannya berkemas hendak menuju Semarang, dia pun bertolak ke Sawangan.
"Naik bus apa kereta ya enaknya?" tanyanya kepada striker Indrianto Nugroho, rekannya di Persik yang sering ke tempat pemusatan latihan itu saat masih muda.
Dan, impian Yongki terkabul sudah. Untuk kali pertama dia mengenakan seragam latihan timnas. Tak cukup itu, dia pun masuk bagian dalam tur timnas yang dipersiapkan untuk SEA Games itu ke Iran.
Ke Iran adalah pengalaman pertamanya ke luar negeri. Tiga minggu berada di negeri Timur Tengah tersebut merupakan pengalaman paling berharganya selama ini. Termasuk pengalaman bertanding melawan timnas senior Iran dan timnas U-23 negara tersebut.
Yongki juga bersyukur langsung dimainkan. Walaupun, sayangnya, dia belum mampu menjebol gawang lawan. "Yang ngegolin Jajang (striker dari Pelita Jaya, red)," kata pemain yang mendapat nomor punggung 20 di timnas itu.
Meski demikian, putra pasangan Gunarto, 52, dan Nur Fadilah, 48, itu mengaku sangat senang bisa turun dalam laga ujicoba itu. "Campur-aduk rasanya," kata pemain asal Botoran, Kecamatan Kota, Kabupaten Tulungagung tersebut.
Dari pengalaman pertamanya itu, Yongki mengaku masih sangat demam panggung saat dimainkan. Wajar, itu adalah ajang pertamanya memakai kostum timnas dan berlaga di luar negeri. "Masih ndredeg (tegang, Red) rasanya. Saya harus mengambil pelajaran," imbuhnya.
Tak hanya pengalaman itu yang dibawanya. Sepulang dari Iran, Yongki tak lupa juga membawakan berbagai buah tangan untuk keluarganya. "Untuk ortu saya bawakan alat-alat salat," akunya.
Sementara untuk adik bungsunya, Silvi Damayanti, yang baru berusia 10 tahun, pemain masa depan itu membawakan boneka khusus. "Saya bawakan boneka unta. Ya katanya minta boneka unta kok," cetusnya. (red/agus ef)