MAMAK OGAH TANGGUNG JAWAB
koncomacan - SIDOARJO, Delta Putra Sidoarjo (Deltras) resmi degradasi ke Divisi Utama. Poin tim berjuluk The Lobster itu tak mampu menjangkau zona playoff untuk bisa bersaing dengan peringkat keempat Divisi Utama musim ini, Persebaya Surabaya. Padahal, lolos ke zona playoff itulah asa terakhir untuk bisa bertahan di Indonesia Super League (ISL) musim depan.
Sayang, kondisi tersebut tidak membuat pelatih Muhammad Zein '' Mamak'' Alhadad merasa bersalah. Bagi dia, kegagalan Deltras bertahan di ISL disebabkan beberapa faktor. Dia tak mau disebut gagal menangani tim. Faktor yang dimaksud adalah suasana tim yang kurang kondusif. Selain itu, dia menganggap kemenangan PSMS Medan atas Sriwijaya FC di Stadion Kanjuruan, Malang, Selasa lalu (2/6) kontroversial. Ayam Kinantan -julukan PSMS- akhirnya memenangi laga itu dan lolos dari zona degradasi.
"Semua orang bisa menilai bagaimana permainan Sriwijaya FC saat melawan PSMS. Mereka bermain tidak seperti biasanya," kelit Mamak.
Namun, dia tidak mau mengambinghitamkan performa Sriwijaya. ''Saya kenal baik dengan pelatih PSMS Medan Rudy Keltjes dan pelatih Sriwijaya FC Rahmad Darmawan. Jadi, saya tidak mau menuduh mereka macam-macam,'' ucap Mamak.
Namun, Mamak mengeluhkan permainan Sriwijaya yang kurang bagus. Padahal, Sriwijaya adalah tim papan atas. ''Sriwijaya bertabur pemain bintang. Tapi, mengapa kualitas tersebut tidak ditunjukkan?'' tutur mantan arsitek Persebaya Surabaya itu.
Ditanya soal siapa yang bertanggung jawab atas kegagalan Deltras, Mamak enggan berkomentar. "Tugas saya adalah menciptakan pemain yang tampil bagus dan itu telah saya penuhi," kilahnya.
Apalagi, dia bergabung dengan Deltras di saat keadaan tim tersebut terpuruk. "Suasananya pun tidak kondusif," ujarnya. Ya, Mamak masuk menggantikan posisi Abdurahman Ibrahim asal Malaysia pada Agustus tahun lalu ketika kompetisi telah berjalan.
''Saya bergabung di Deltras saat tim ini sudah hancur. Ibaratnya, saya masuk dalam rumah yang telah rusak sehingga banyak yang harus saya perbaiki. Bukan saja pintu dan jendelanya, tapi juga atap dan lantainya,'' ucapnya.
Nasib Deltras, lanjut Mamak, akan lain jika dibesutnya sejak awal. ''Lihat saja, prestasi Deltras di Copa Indonesia sangat bagus jika dibandingkan dengan ISL. Pasalnya, saya memegang tim copa mulai bawah,'' pungkas Mamak. (red/agus ef)
Lampiaskan dengan Mogok Makan
DELTAMANIA lampiaskan kekecewaan. Suporter setia Delta Putra Sidoarjo (Deltras) tersebut melakukan aksi mogok makan di depan Pendopo Kabupaten, Sidoarjo, kemarin (3/6). Itu merupakan ungkapan atas terdegradasinya The Lobster -julukan Deltras- dari Indonesia Super League (ISL) musim depan.
Mogok makan tersebut diikuti 18 koordinator wilayah Deltamania se-Kabupaten Sidoarjo. Sayang, aksi yang dimulai pukul 10.00 itu tidak ditanggapi sedikit pun oleh para birokrat Sidoarjo. Pukul 13.30, Wakil Bupati Sidoarjo Saiful Ilah menemui para demonstran. Pria yang musim lalu menduduki posisi manajer Deltras tersebut menyarankan agar aksi itu dihentikan. Dia menyuruh Deltamania makan. Tapi, anjuran tersebut tidak digubris.
Deltamania kukuh tetap melanjutkan aksi itu sampai Bupati Sidoarjo sekaligus Ketua Dewan Pembina Deltras Win Hendrarso menemui mereka. Bagi Deltamania, hanya Win yang bisa menyelamatkan tim tersebut.
Ketua Deltamania Saiful Bakirok menyatakan, pemkab harus bertanggung jawab atas gagalnya Deltras di ISL. Karena perhatian yang minim, langkah Christian Rene Martinez dkk terseok-seok. "Win memang orang yang tidak bertanggung jawab. Dia sengaja cuci tangan dari masalah ini karena dia merasa bukan putra daerah yang kapan saja bisa lari dari tanggung jawab," ungkapnya.
Bakirok juga menanggapi permainan Deltras pada Copa Indonesia IV. Menurut dia, permainan Deltras di ajang lintas divisi tersebut bagus karena para pemain hanya mengejar bonus. Padahal, yang paling penting adalah laga ISL. Pada Copa Indonesia, Deltras berpeluang menembus babak semifinal. Mereka menang tipis 1-0 atas Persija pada first leg babak delapan besar. "Mereka bisa bermain ngotot saat di Copa Indonesia karena bonus. Tapi, melempem saat di ISL," keluhnya. (red/agus ef)
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda