MENUNGGU LAPORAN MANAJEMEN LAMA
Owner Baru Minta Laporan Pengurus dan Manajemen Lama
koncomacan - KEDIRI, Publik sepak bola Kediri sepertinya masih harus bersabar bila ingin melihat seperti apa wujud tim Persik yang baru. Sebab, owner baru Persik masih butuh waktu lagi untuk melakukan hal tersebut. Selain masih sibuk untuk mengurus legitimasi posisi ketua umum yang baru, mereka juga menunggu selesainya laporan pertanggungjawaban dari pengurus dan manajemen lama.
"Mungkin (laporan pertanggungjawaban) masih dikerjakan. Kami masih menunggu laporan dari pengurus dan manajemen yang lama," kata Wakil Wali Kota (Wawali) Kediri Abdullah Abu Bakar, yang dikabarkan bakal mengisi posisi manajer baru Persik.
Sebenarnya, owner baru sudah lama meminta laporan tersebut. Sayangnya hingga saat itu permintaan itu tak kunjung dituruti. Belum ada laporan lengkap pengurus lama termasuk laporan program-program dan administrasi.
"Setiap kepengurusan kan selalu ada laporan akhir. Baik menyangkut program-program yang telah dilakukan maupun yang belum dan laporan keuangan," sebut Abdullah ketika berada di Stadion Brawijaya untuk menyaksikan pertandingan sepak bola pra-porprov kemarin.
Laporan itu menurut Abdullah sangat penting untuk memulai lembaran baru Persik ke depan. Laporan akhir yang dimaksudnya tersebut bisa menjadi pembatas kinerja kepengurusan yang lama dan kepengurusan baru. "Kalau belum ada laporannya. Batas (kerja) antara pengurus lama dan baru kan belum ada," dalihnya.
Apalagi laporan pertanggungjawaban itu juga menyangkut penggunaan dana yang selama ini dikeluarkan Persik. Di mana dana tersebut berasal dari APBD yang nilainya tidak bisa dibilang kecil. "Dengan laporan pengurus dan manajemen lama itu kan pengurus baru bisa menjawab jika ada apa-apa," lanjutnya.
Lebih penting dari itu, laporan dari kepengursan dan manajemen lama itu juga diperlukan untuk mendukung profesionalisme Persik ke depan. "Yang profesional tidak hanya timnya. Kepengurusan dan manajemen juga harus profesional," tandas wawali yang masih melajang itu.
Keinginan ini tampaknya akan membuat persiapan Persik menghadapi ISL edisi kedua makin lama. Sebab sebelumnya sudah ada masalah yang mengganjal persiapan itu. Yakni masalah legitimasi ketua umum. Masih ada polemik apakah Wali Kota Kediri Samsul Ashar saat ini sudah sah hitam atas putih sebagai ketua umum Persik. Transisi Persik dari klub amatir atau perserikatan menjadi tim profesional menyebabkan munculnya masalah itu. (red/agus ef)
koncomacan - KEDIRI, Publik sepak bola Kediri sepertinya masih harus bersabar bila ingin melihat seperti apa wujud tim Persik yang baru. Sebab, owner baru Persik masih butuh waktu lagi untuk melakukan hal tersebut. Selain masih sibuk untuk mengurus legitimasi posisi ketua umum yang baru, mereka juga menunggu selesainya laporan pertanggungjawaban dari pengurus dan manajemen lama.
"Mungkin (laporan pertanggungjawaban) masih dikerjakan. Kami masih menunggu laporan dari pengurus dan manajemen yang lama," kata Wakil Wali Kota (Wawali) Kediri Abdullah Abu Bakar, yang dikabarkan bakal mengisi posisi manajer baru Persik.
Sebenarnya, owner baru sudah lama meminta laporan tersebut. Sayangnya hingga saat itu permintaan itu tak kunjung dituruti. Belum ada laporan lengkap pengurus lama termasuk laporan program-program dan administrasi.
"Setiap kepengurusan kan selalu ada laporan akhir. Baik menyangkut program-program yang telah dilakukan maupun yang belum dan laporan keuangan," sebut Abdullah ketika berada di Stadion Brawijaya untuk menyaksikan pertandingan sepak bola pra-porprov kemarin.
Laporan itu menurut Abdullah sangat penting untuk memulai lembaran baru Persik ke depan. Laporan akhir yang dimaksudnya tersebut bisa menjadi pembatas kinerja kepengurusan yang lama dan kepengurusan baru. "Kalau belum ada laporannya. Batas (kerja) antara pengurus lama dan baru kan belum ada," dalihnya.
Apalagi laporan pertanggungjawaban itu juga menyangkut penggunaan dana yang selama ini dikeluarkan Persik. Di mana dana tersebut berasal dari APBD yang nilainya tidak bisa dibilang kecil. "Dengan laporan pengurus dan manajemen lama itu kan pengurus baru bisa menjawab jika ada apa-apa," lanjutnya.
Lebih penting dari itu, laporan dari kepengursan dan manajemen lama itu juga diperlukan untuk mendukung profesionalisme Persik ke depan. "Yang profesional tidak hanya timnya. Kepengurusan dan manajemen juga harus profesional," tandas wawali yang masih melajang itu.
Keinginan ini tampaknya akan membuat persiapan Persik menghadapi ISL edisi kedua makin lama. Sebab sebelumnya sudah ada masalah yang mengganjal persiapan itu. Yakni masalah legitimasi ketua umum. Masih ada polemik apakah Wali Kota Kediri Samsul Ashar saat ini sudah sah hitam atas putih sebagai ketua umum Persik. Transisi Persik dari klub amatir atau perserikatan menjadi tim profesional menyebabkan munculnya masalah itu. (red/agus ef)
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda