PSIS DIBUBARKAN

Ketua Umum PSIS Sukawi Sutarip kemarin sore (5/5) mengumumkan bahwa PSIS (tim senior) dibubarkan. Tim polesan Bambang Nurdiansyah tersebut tidak akan melanjutkan berkompetisi di DISL. Padahal, tim asal Kota Lumpia itu masih menyisakan tujuh pertandingan.
Sukawi yang juga wali kota Semarang menunjuk PSIS U-21 untuk menggantikan seniornya guna menyelesaikan kompetisi tersebut. Jajaran pengurus PSIS dan manajemen tim, jelas dia, sudah tak kuat menanggung biaya kompetisi.
Sukawi menyebutkan, hingga sekarang PSIS sudah menghabiskan dana Rp 6 miliar yang sebagian besar merupakan dana patungan dari dirinya dan manajemen. Sisanya didapatkan dari sponsor dan penjualan tiket.
"Pengurus dan manajemen sudah berusaha keras untuk mengikuti dan menyelesaikan kompetisi meski tanpa APBD. Meski sudah melakukan efisiensi biaya di semua sisi, tetap saja sekarang ini kami angkat tangan. Kami sudah tak punya uang lagi, sementara utang sudah menumpuk," ungkap Sukawi saat jumpa pers di Balai Kota Semarang kemarin sore.
Dia menambahkan, untuk menyelesaikan tujuh pertandingan lagi (empat home dan tiga away), termasuk gaji pemain, sewa mes, katering, dan lain-lain, diperkirakan PSIS membutuhkan dana tak kurang dari Rp 1,5 miliar. Sukawi sudah tidak sanggup lagi mencari dana untuk itu.
Satu-satunya sumber dana, yakni hasil penjualan tiket saat PSIS bertanding di Stadion Jatidiri, Semarang, sudah tidak bisa diharapkan. Itu terjadi setelah Kapolda Jateng Irjen Pol Alex Bambang Riatmodjo melarang pertandingan PSIS yang mendatangkan penonton.
Padahal, pertandingan home tersebut seharusnya akan mendatangkan pemasukan yang lumayan. Tiap kali menghelat laga home, PSIS mampu meraup laba Rp 100 juta. Setelah ada larangan Kapolda, PSIS justru tekor karena harus mengeluarkan biaya panpel dan keamanan hingga Rp 30 juta.
Karena itu, lanjut Sukawi, dirinya selaku ketua umum terpaksa mengambil langkah-langkah. Di antaranya, PSIS dibubarkan terhitung sejak kemarin. Kemudian, PSIS U-21 ditunjuk untuk menggantikan PSIS guna berlaga di DISL. Sedangkan manajemen tetap akan dijalankan Yoyok Sukawi dkk.
Selain persoalan dana, PSIS juga sudah menyerah dalam persaingan di DISL. Saat ini Mahesa Jenar berada di posisi paling buncit DISL dengan hanya mengemas 19 poin hasil 4 kali menang dan 7 kali seri dari 27 kali berlaga.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda