PETAKA DI MENIT AKHIR 1- 2

Petaka di Menit Akhir

Persik Gagal Poin di Bandung

KEDIRI- Sungguh sayang, kesempatan meraih angka dari laga melawan PSMS Medan di Stadion Siliwangi Bandung kemarin gagal dimanfaatkan. Justru, skuad Macan Putih harus pulang dengan tangan hampa setelah gol injury time dari Esteban Gillen mengoyak jala gawang Ahmad Kurniawan. Kedudukan pun menjadi 1-2 untuk keunggulan PSMS.

Sebelumnya, Persik dengan susah payah berusaha menyamakan kedudukan ketika tertinggal 0-1 oleh gol Rahmat Affandi menit ke-50. Upaya itu sempat membuahkan hasil ketika Khusnul Yuli Kurniawan mengoyak gawang Markus Horison pada menit ke-85. Gol Yuli ini dicetak melalui tendangan jarak jauh yang menjadi spesialisasinya selama ini.

Hasil kemarin terasa sangat menyesakkan dada bagi kubu Persik. Sebab, mereka sudah merasa mendapat satu angka setelah sampai menit ke-90 kedudukan tak berubah. Sayang, satu poin yang sudah ada di depan mata itu sirna di injury time.

Yang menarik, pencetak gol kedua PSMS pernah mengikuti seleksi di Persik. Tapi kemarin, Esteban justru menjadi mimpi buruk bagi Hamka Hamzah dkk. Memanfaatkan umpan silang dari Ellie Aiboy di depan mulut gawang Persik, Esteban tanpa kesulitan menyundul bola. Sundulan tersebut mengarah persis ke pojok kiri gawang Persik tanpa mampu dijangkau kiper Ahmad Kurniawan (AK).

Beberapa detik setelah gol pemain PSMS asal Uruguay itu tercipta, wasit Mukhlis Ali Fathoni langsung meniup peluit panjang. Tangis pemain Persik pun tak terhindarkan. Beberapa pemain tampak terduduk lemas seolah tidak percaya jika kalah dari PSMS.

Kondisi berbeda 180 derajat terlihat di kubu PSMS. Pemain dan offisial PSMS tampak bersuka cita menyambut kemenangan tersebut. Mereka langsung berpelukan begitu wasit Muklis meniup peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan.

Menurut pelatih Persik Aji Santoso, kekalahan Persik itu karena anak asuhnya kecolongan di menit akhir. Membuat hasil imbang tidak bisa dipertahankan.

"Anak-anak sudah tampil bagus. Sayang karena kecolongan di beberapa detik akhir pertandingan kami harus kalah," akunya.

Menurut pelatih yang baru menangani Persik dalam dua pertandingan ini, sebenarnya PSMS tampil tidak terlalu istimewa dalam pertandingan kemarin. Peluang yang diciptakan Ayam Kinantan-julukan PSMS- bisa dihitung dengan jari. "Ya inilah sepak bola. Kami harus kalah meski tampil bagus," keluhnya.

Sementara itu secara terpisah pelatih PSMS Listiadi mengatakan kemenangan PSMS atas Persik karena anak asuhnya tampil lebih bersemangat dibandingkan lawan. "Anak-anak punya motivasi menang lebih tinggi makanya kami bisa menang," ujarnya.

Meski demikian, Listiadi mengaku kalau kemenangan lawan Persik itu karena keberuntungan lebih berpihak ke timnya. Keberuntungan itu berwujud keberhasilan mereka mencetak gol pada masa injury time. "Tidak mudah mengalahkan Persik itu," akunya. (koncomacan)

Faktor Lapangan Tengah

KEDIRI- Keberadaan pemain seperti Harianto, ternyata, sangat berpengaruh pada penampilan Persik. Walaupun sudah mengalami penurunan kemampuan karena faktor usia, kemampuan pemain yang telah menyumbang dua gelar Ligina dan satu gelar divisi I PSSI tersebut sangat vital. Keberadaan Harianto mampu membuat permainan Persik terangkat.

Faktor itulah yang juga menjadi salah satu sebab gagalnya Persik mempertahankan hasil imbang kemarin. Paling tidak, hal itu yang disebutkan oleh pelatih Aji Santoso. Selain karena faktor unluck, Aji Santoso mengaku bahwa absennya mantan kapten Persik Harianto karena akumulasi kartu kuning menjadi salah satu penyebabnya. "Anak-anak tidak punya leader di tengah karena Harianto tidak main," akunya.

Mantan pemain Persebaya ini mengatakan, dengan tidak adanya Harianto di lini tengah membuat pemain Persik seperti anak ayam kehilangan induknya. Mereka terlihat kebingungan begitu mendapatkan bola ataupun saat mendapat tekanan. Akibatnya, Persik

kalah dalam perebutan lapangan tengah.

Hilangnya kendali di lapangan tengah inilah yang membuat Persik terus mendapatkan tekanan di babak pertama. Praktis, pada babak tersebut Persik dipaksa bertahan. Gawang AK pun mendapat bombardir terus dari lini depan PSMS. Beruntung, penampilan cemerlang kiper AK mampu mematahkan peluang PSMS. Sehingga kedudukan di babak pertama imbang 0-0.

Di babak ini, Persik juga hanya punya sedikit peluang. Satu-satunya peluang emas diperoleh pada menit ke-23. Sayang sundulan striker anyar Indriyanto Nugroho hanya berada tepat di pelukan kiper PSMS Markus Horison.

Mendapat tekanan di babak pertama ini membuat pelatih Persik Aji mengubah strategi. Di babak kedua, dia menarik keluar gelandang asal Uruguay Ronald Fagundes. Sebagai gantinya, striker Saktiawan Sinaga dimainkan.

Pergantian pemain ini mampu membawa perubahan strategi. Indrianto lebih bermain ke tengah membantu lapangan tengah. Sedangkan Saktiawan berada di depan sendirian. Hasilnya Persik mampu mengimbangi lini tengah PSMS.

Sayang, Persik harus tertinggal di menit ke-50 ketika striker PSMS Rahmat Affandi berhasil memanfaatkan kemelut di depan gawang Persik. Tapi, tertinggal 0-1 ini langsung direaksi Aji. Dia melakukan pergantian beberapa pemain. Tidak tanggung-tanggung, dua striker muda Yongki Aribowo dan Aan Kancil dimainkan. Yongki mengganti Fadil menit ke-73 dan Aan mengganti Indriyanto menit ke-81.

Hasilnya, Persik mampu menyamakan kedudukan pada menit ke-85. Melalui gol tendangan jarak jauh Khusnul Yuli Kurniawan. Sayang, karena kecolongan di menit akhir, Persik harus kalah 1-2 dari PSMS. "Kami sudah maksimal sayang harus kalah," keluh Aji. (koncomacan)