" PERSIK INGIN MENANG LAGI "
[ Kamis, 05 Februari 2009 ]
Ingin Menang Lagi Lawan PSMS, Persik Belajar dari Putaran I
KEDIRI- Euforia keberhasilan meraih poin penuh di kandang lawan menjangkiti kubu Persik. Setelah sukses membungkam Arema Malang di Stadion Kanjuruhan, Malang (2/2) lalu, kini mereka mengincar hal yang sama pada away kedua putaran kedua Indonesia Super League (ISL) 2008/2009. Hanya saja, ambisi Persik itu bakal berlangsung tidak mudah. Sebab, lawan mereka adalah tim yang kuat dan sulit dikalahkan oleh Persik, PSMS Medang.
Pertandingan tersebut rencananya akan berlangsung di Stadion Siliwangi Bandung, Senin (8/2).Walaupun demikian, motivasi tinggi tetap mencuat dari kubu Persik. Menurut pelatih Aji Santoso, keberhasilan mendapat tiga poin dari Arema menjadi modal mereka saat ini."Kemenangan di pertandingan pertama adalah awal yang bagus untuk Persik. Sekaligus menjadi modal di pertandingan selanjutnya," ujarnya saat dihubungi via telepon selular (ponsel)-nya kemarin.
Menurut Aji, mendapatkan poin penuh bukan hanya sekadar ambisi untuk gagah-gagahan. Sebab, poin penuh tersebut akan sangat penting untuk mengerek posisi mereka di klasemen sementara.Aji memang mengakui bahwa lawannya nanti, PSMS, sangat tak mudah dikalahkan. Klub tersebut telah banyak berbenah. Khususnya setelah mereka melakukan pergantian pelatih dari Erick William ke Luciano. Terlebih, selama ini PSMS juga tim yang sulit ditaklukkan oleh Persik. Ketika putaran pertama lalu, Persik juga harus bersusah payah sebelum akhirnya bisa menang 2-1.
Karena itulah Aji berharap agar pemainnya menjaga motivasi dan tidak meremehkan klub berjuluk Ayam Kinantan tersebut."Saya tak mau tim menganggap remeh. Sejak Luciano datang (menjadi pelatih) saya amati PSMS memang mengalami beberapa perubahan," ujarnya mengingatkan. Perubahan tersebut di antaranya adalah cara bermain serta materi pemain. Karakter permainan keras yang dimiliki PSMS mendapat polesan sehingga bisa lebih berbahaya. Karakter permainan anak-anak Medan yang terkenal keras sudah dibuktikan sendiri oleh Persik saat terakhir mereka menjamu PSMS di laga terakhir putaran pertama.
Bahkan, pertandingan tersebut berbuntut ke meja hijau karena Christian Gonzales dituding memukul gelandang PSMS Erwinsyah di akhir pertandingan. Untuk itu, Aji berharap tim asuhannya bisa belajar dari pengalaman pahit tersebut. Tak menganggap remeh dan tak mudah terpancing dengan permainan keras PSMS. "Saya harap mereka tetap fokus dengan isntruksi yang saya berikan, seperti ketika bertemu Arema kemarin," pinta pelatih asal Malang tersebut. (koncomacan)
sementara itu ..........................
AREMA MALANG Kamis, 05 Februari 2009
Masih Krisis Playmaker
MALANG - Kubu Arema sedang resah. Ini karena peran dua pemain asing di lini tengah yakni Souleymane Traore dan Leo Chitescu belum maksimal. Sebenarnya, salah satu dari pemain asing itu diharapkan mampu untuk menjadi jenderal lapangan. Namun, hingga saat ini baik Souley maupun Leo tak mampu dijadikan sebagai playmaker. Alih-alih menjadi playmaker, kedua pemain asing itu terkadang justru menjadi kartu mati.Souleymane misalnya, pergerakannya bisa dibilang cukup lambat. Selain itu, pemain asal Guinea itu sering membawa bola terlalu lama. Sehingga serangan tak mengalir dengan cepat, leo juga sering kehilangan bola.
Bahkan pemain asal Rumania itu sering kalah berebut bola dengan pemain tengah lawan. Demikian pula dengan gelandang lokal. Gusnul masih belum menemukan sosok pemaing tengah lokal yang bisa menjadi pengatur irama serangan. Padahal, di tim yang berjuluk Singo Edan tersebut terdapat banyak gelandang lokal. Setidaknya ada enam gelandang lokal. Yakni Achmad Bustomi, Ahmad Sambiring Usman, Arif Suyono, Hendra Ridwan, Muhammad Bahtiar, Ronny Firmansyah. "Di Arema belum ada pemain yang bisa dijadikan jenderal lapangan," ujar Gusnul.Padahal, laiknya sebuah tim seharusnya mempunyai seorang jenderal lapangan. Karena peran jenderal lapangan sangat penting untuk mengatur irama serangan. Termasuk juga bisa mengalirkan bola dari lini tengah ke lini depan.
Di Sriwijaya FC misalnya ada sosok Zah Rahan, di Deltras Sidoarjo ada Danilo Fernando, sedangkan di Persija ada sosok Ponaryo Astaman. Akibat tak adanya jenderal lapangan, pola serangan dan pola bertahan Arema terkesan sporadis pada saat menghadapi Persik Kediri pada Senin (2/2) lalu. Tak hanya itu, ketiadaan playmaker itu membuat lini tengah Arema rapuh. Tak adanya pemain yang bisa dijadikan playmaker itu menjadikan pekerjaan rumah tersendiri bagi mantan pelatih Persibo Bojonegoro tersebut. Apalagi, pada Minggu (8/2) mendatang tim yang akan dihadapi Arema adalah Sriwijaya FC. Tim yang selama ini terkenal kokoh di lini tengah. Di Sriwijaya, selain ada Zah Rahan juga ada Wijay.
"Saya masih memikirkan strategi yang tepat untuk menghadapi Sriwijaya," jelasnya.Sebenarnya ketiadaan seorang jenderal lapangan bisa diatasi jika pemain-pemain yang direkomendasikan Gusnul kepada manajemen Arema mencapai deal. Ada beberapa nama pemain rekomendasinya yang diproyeksikan untuk menjadi jenderal lapangan. Sebut saja seperti Danilo, Mathias Chago, dan Ronald Fagundes. (koncomacan)
Kebut Kitas untuk Hadapi Sriwijaya
MALANG - Lini belakang Arema sering membuat kesalahan saat menghadapi Persik Kediri pada Senin (2/2) lalu. Guna menghindari terjadinya kesalahan serupa, kini manajemen Arema berupaya keras agar stoper asingnya Boubacar Kieta segera mendapatkan pengesahan dari Badan Liga Sepak Bola Indonesia (BLI). Diharapkan bergabungnya pemain kelahiran 5 Mei 1984 itu bisa memperkokoh pertahanan Arema.Untuk mengebut pengesahan Boubacar, kemarin, dia sudah bertolak ke Jakarta untuk mengurus keterangan izin tinggal sementara (kitas).
Selanjutnya, pada hari ini (5/2), pemain asal Guinea itu akan bertolak ke KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) di Singapura. "Saya akan kebut kepengurusan Kitas saya. Sehingga pada Minggu (8/2) nanti bisa main," kata Boubacar.Sebenarnya, lanjutnya, dia sudah sangat gatal untuk bermain membela Arema saat menghadapi Persik. Tapi, keinginannya harus tertunda karena dirinya masih belum mendapatkan pengesahan dari BLI. "Insya Allah saya bisa main saat menghadapi Sriwijaya," lanjutnya.Hanya saja, untuk saat ini konsentrasinya agak terganggu.
Sebab istrinya Soumah Mabinty yang kini berada di Amerika Serikat akan datang ke Indonesia dalam dua pekan ke depan. Padahal, selama memperkuat Arema, dirinya tinggal di mes pemain yang berada di komplek Taman Rekreasi Sengkaling (TRS). Karenanya, dia berusaha meminta kepada manajemen untuk menyediakan rumah. "Dalam kontrak saya memang tak ada klausul manajemen menyediakan rumah. Tapi, saya tak bisa tinggal di mes saat istri saya datang ke sini," kata teman dekat Souleymane Traore tersebut.
Kalaupun manajemen tak menyediakan rumah, dia hanya minta tolong untuk dicarikan rumah yang layak dan murah. Sebab, dia merasa tak mungkin mencari rumah kontrakan sendiri. "Saya orang baru di sini. Saya tak bisa mencari rumah sendiri. Saya rasa manajemen bisa membantu saya," lanjut Boubacar.Selain Boubacar, empat pemain asing Singo Edan lainnya juga terlihat di kantor Arema. Mereka adalah Patrico Morales, Leo Chitescu, Souleymane Traore, dan Emaleu Serge.
Apakah mereka datang ke kantor Arema karena dipanggil terkait dengan kekalahan Arema atas persik pada senin (2/2) lalu? Asisten manajer Arema Muhammad Taufan mengatakan, kedatangan semua pemain asing ke kantor Arema tak ada kaitannya dengan kekalahan atas Persik. "Mereka mempunyai urusan pribadi. Dan urusan itu tak layak untuk diungkapkan ke media," terang Taufan. (koncomacan)
Ingin Menang Lagi Lawan PSMS, Persik Belajar dari Putaran I
KEDIRI- Euforia keberhasilan meraih poin penuh di kandang lawan menjangkiti kubu Persik. Setelah sukses membungkam Arema Malang di Stadion Kanjuruhan, Malang (2/2) lalu, kini mereka mengincar hal yang sama pada away kedua putaran kedua Indonesia Super League (ISL) 2008/2009. Hanya saja, ambisi Persik itu bakal berlangsung tidak mudah. Sebab, lawan mereka adalah tim yang kuat dan sulit dikalahkan oleh Persik, PSMS Medang.
Pertandingan tersebut rencananya akan berlangsung di Stadion Siliwangi Bandung, Senin (8/2).Walaupun demikian, motivasi tinggi tetap mencuat dari kubu Persik. Menurut pelatih Aji Santoso, keberhasilan mendapat tiga poin dari Arema menjadi modal mereka saat ini."Kemenangan di pertandingan pertama adalah awal yang bagus untuk Persik. Sekaligus menjadi modal di pertandingan selanjutnya," ujarnya saat dihubungi via telepon selular (ponsel)-nya kemarin.
Menurut Aji, mendapatkan poin penuh bukan hanya sekadar ambisi untuk gagah-gagahan. Sebab, poin penuh tersebut akan sangat penting untuk mengerek posisi mereka di klasemen sementara.Aji memang mengakui bahwa lawannya nanti, PSMS, sangat tak mudah dikalahkan. Klub tersebut telah banyak berbenah. Khususnya setelah mereka melakukan pergantian pelatih dari Erick William ke Luciano. Terlebih, selama ini PSMS juga tim yang sulit ditaklukkan oleh Persik. Ketika putaran pertama lalu, Persik juga harus bersusah payah sebelum akhirnya bisa menang 2-1.
Karena itulah Aji berharap agar pemainnya menjaga motivasi dan tidak meremehkan klub berjuluk Ayam Kinantan tersebut."Saya tak mau tim menganggap remeh. Sejak Luciano datang (menjadi pelatih) saya amati PSMS memang mengalami beberapa perubahan," ujarnya mengingatkan. Perubahan tersebut di antaranya adalah cara bermain serta materi pemain. Karakter permainan keras yang dimiliki PSMS mendapat polesan sehingga bisa lebih berbahaya. Karakter permainan anak-anak Medan yang terkenal keras sudah dibuktikan sendiri oleh Persik saat terakhir mereka menjamu PSMS di laga terakhir putaran pertama.
Bahkan, pertandingan tersebut berbuntut ke meja hijau karena Christian Gonzales dituding memukul gelandang PSMS Erwinsyah di akhir pertandingan. Untuk itu, Aji berharap tim asuhannya bisa belajar dari pengalaman pahit tersebut. Tak menganggap remeh dan tak mudah terpancing dengan permainan keras PSMS. "Saya harap mereka tetap fokus dengan isntruksi yang saya berikan, seperti ketika bertemu Arema kemarin," pinta pelatih asal Malang tersebut. (koncomacan)
sementara itu ..........................
AREMA MALANG Kamis, 05 Februari 2009
Masih Krisis Playmaker
MALANG - Kubu Arema sedang resah. Ini karena peran dua pemain asing di lini tengah yakni Souleymane Traore dan Leo Chitescu belum maksimal. Sebenarnya, salah satu dari pemain asing itu diharapkan mampu untuk menjadi jenderal lapangan. Namun, hingga saat ini baik Souley maupun Leo tak mampu dijadikan sebagai playmaker. Alih-alih menjadi playmaker, kedua pemain asing itu terkadang justru menjadi kartu mati.Souleymane misalnya, pergerakannya bisa dibilang cukup lambat. Selain itu, pemain asal Guinea itu sering membawa bola terlalu lama. Sehingga serangan tak mengalir dengan cepat, leo juga sering kehilangan bola.
Bahkan pemain asal Rumania itu sering kalah berebut bola dengan pemain tengah lawan. Demikian pula dengan gelandang lokal. Gusnul masih belum menemukan sosok pemaing tengah lokal yang bisa menjadi pengatur irama serangan. Padahal, di tim yang berjuluk Singo Edan tersebut terdapat banyak gelandang lokal. Setidaknya ada enam gelandang lokal. Yakni Achmad Bustomi, Ahmad Sambiring Usman, Arif Suyono, Hendra Ridwan, Muhammad Bahtiar, Ronny Firmansyah. "Di Arema belum ada pemain yang bisa dijadikan jenderal lapangan," ujar Gusnul.Padahal, laiknya sebuah tim seharusnya mempunyai seorang jenderal lapangan. Karena peran jenderal lapangan sangat penting untuk mengatur irama serangan. Termasuk juga bisa mengalirkan bola dari lini tengah ke lini depan.
Di Sriwijaya FC misalnya ada sosok Zah Rahan, di Deltras Sidoarjo ada Danilo Fernando, sedangkan di Persija ada sosok Ponaryo Astaman. Akibat tak adanya jenderal lapangan, pola serangan dan pola bertahan Arema terkesan sporadis pada saat menghadapi Persik Kediri pada Senin (2/2) lalu. Tak hanya itu, ketiadaan playmaker itu membuat lini tengah Arema rapuh. Tak adanya pemain yang bisa dijadikan playmaker itu menjadikan pekerjaan rumah tersendiri bagi mantan pelatih Persibo Bojonegoro tersebut. Apalagi, pada Minggu (8/2) mendatang tim yang akan dihadapi Arema adalah Sriwijaya FC. Tim yang selama ini terkenal kokoh di lini tengah. Di Sriwijaya, selain ada Zah Rahan juga ada Wijay.
"Saya masih memikirkan strategi yang tepat untuk menghadapi Sriwijaya," jelasnya.Sebenarnya ketiadaan seorang jenderal lapangan bisa diatasi jika pemain-pemain yang direkomendasikan Gusnul kepada manajemen Arema mencapai deal. Ada beberapa nama pemain rekomendasinya yang diproyeksikan untuk menjadi jenderal lapangan. Sebut saja seperti Danilo, Mathias Chago, dan Ronald Fagundes. (koncomacan)
Kebut Kitas untuk Hadapi Sriwijaya
MALANG - Lini belakang Arema sering membuat kesalahan saat menghadapi Persik Kediri pada Senin (2/2) lalu. Guna menghindari terjadinya kesalahan serupa, kini manajemen Arema berupaya keras agar stoper asingnya Boubacar Kieta segera mendapatkan pengesahan dari Badan Liga Sepak Bola Indonesia (BLI). Diharapkan bergabungnya pemain kelahiran 5 Mei 1984 itu bisa memperkokoh pertahanan Arema.Untuk mengebut pengesahan Boubacar, kemarin, dia sudah bertolak ke Jakarta untuk mengurus keterangan izin tinggal sementara (kitas).
Selanjutnya, pada hari ini (5/2), pemain asal Guinea itu akan bertolak ke KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) di Singapura. "Saya akan kebut kepengurusan Kitas saya. Sehingga pada Minggu (8/2) nanti bisa main," kata Boubacar.Sebenarnya, lanjutnya, dia sudah sangat gatal untuk bermain membela Arema saat menghadapi Persik. Tapi, keinginannya harus tertunda karena dirinya masih belum mendapatkan pengesahan dari BLI. "Insya Allah saya bisa main saat menghadapi Sriwijaya," lanjutnya.Hanya saja, untuk saat ini konsentrasinya agak terganggu.
Sebab istrinya Soumah Mabinty yang kini berada di Amerika Serikat akan datang ke Indonesia dalam dua pekan ke depan. Padahal, selama memperkuat Arema, dirinya tinggal di mes pemain yang berada di komplek Taman Rekreasi Sengkaling (TRS). Karenanya, dia berusaha meminta kepada manajemen untuk menyediakan rumah. "Dalam kontrak saya memang tak ada klausul manajemen menyediakan rumah. Tapi, saya tak bisa tinggal di mes saat istri saya datang ke sini," kata teman dekat Souleymane Traore tersebut.
Kalaupun manajemen tak menyediakan rumah, dia hanya minta tolong untuk dicarikan rumah yang layak dan murah. Sebab, dia merasa tak mungkin mencari rumah kontrakan sendiri. "Saya orang baru di sini. Saya tak bisa mencari rumah sendiri. Saya rasa manajemen bisa membantu saya," lanjut Boubacar.Selain Boubacar, empat pemain asing Singo Edan lainnya juga terlihat di kantor Arema. Mereka adalah Patrico Morales, Leo Chitescu, Souleymane Traore, dan Emaleu Serge.
Apakah mereka datang ke kantor Arema karena dipanggil terkait dengan kekalahan Arema atas persik pada senin (2/2) lalu? Asisten manajer Arema Muhammad Taufan mengatakan, kedatangan semua pemain asing ke kantor Arema tak ada kaitannya dengan kekalahan atas Persik. "Mereka mempunyai urusan pribadi. Dan urusan itu tak layak untuk diungkapkan ke media," terang Taufan. (koncomacan)
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda