DENDI BUTUH JAM TERBANG
Dendi Tinggal Butuh Jam Terbang
MALANG- Keputusan berani dilakukan pelatih Arema Gusnul Yakin saat menjamu tim tangguh Persik Kediri di Stadion Kanjuruhan (2/2). Yakni dengan menurunkan pemain tiga pemain mudanya: Benny Wahyudi, Kurnia Meiga, dan Dendi Santoso.
Menurunkan Benny Wahyudi mungkin bukan yang pertama bagi Gusnul. Sebab di beberapa pertandingan sebelumnya, pemain yang dibina SSB Arema itu juga pernah menjadi pilihan utama di sektor sayap kanan. Ketika menurunkan kiper Kurnia Meiga, Aremania sedikit kaget. Sebab tidak ada yang menduga sebelumnya jika kiper yang pernah terkena sanksi skorsing itu bisa mendapat kepercayaan besar. Ia menggeser dua kipper yang lebih senior, yakni M. Yasir dan Dadang Sudrajat. Padahal lawan yang dihadapi juga bukan tim sembarangan, Persik Kediri. Tapi Kurnia Meiga sudah pernah tampil bersama Arema ketika menjamu Pelita Jaya. Saat itu Arema juga kalah 2-0 di kandang sendiri.
Yang membuat Aremania tidak menyangka adalah keputusan Gusnul menurunkan striker Dendi Santoso. Pemain jebolan U-21 yang baru bergabung dengan Arema pada putaran kedua itu mendapat kepercayaan mendobrak kokohnya pertahanan Persik yang digalang Hamka Hamzah.
Padahal dari sisi kualitas, tentu sulit dinalar jika Dendi bisa menaklukkan sederet pemain Timnas di Persik yang menjadi benteng pertahanan. Sebut saja Usep Munandar, M. Robby, dan Hamka Hamzah. "Dendi itu saya percaya karena memiliki skill dan naluri yang bagus. Dia selama ini bermain dengan visi yang jelas. Makanya saya berani memberi kepercayaan," terang Gusnul, kemarin.
Ia menambahkan, selama mendapat kepercayaan tampil di babak kedua, aksi Dendi sudah bisa membuat pertahanan Persik cukup repot. Aksi individu yang ditunjukkan Dendi bisa menyita perhatian lawan. Tidak terlihat ada grogi ketika menguasai bola dan dihadang bek Persik dengan kualitas nasional.
"Jadi secara kualitas Dendi sudah layak starter. Hanya persoalan jam terbang saja yang harus ditambah," jelas mantan pelatih Persibo ini. (koncomacan)
Pantang Lempar Handuk
MALANG- Tekanan psikologis cukup berat sedang dihadapi skuad Arema usai kalah 0-1 dari Persik Kediri di Stadion Kanjuruhan (2/2). Tekanan itu tidak saja datang dari manajemen, tapi juga dari Aremania. Sebab ekspektasi Aremania untuk melihat Arema bisa menaklukkan Persik Kediri untuk kali perdana kandas. Alih-alih bisa menang, Suroso dan kawan-kawan justru dipermalukan Persik di hadapan publik sendiri.
Pelatih Arema Gusnul Yakin mengakui, mental anak didiknya memang sedang drop. Tapi usai kalah dari Persik, dirinya berusaha untuk kembali membangkitkan motivasi pemainnya. Mereka diminta untuk banyak belajar dari kekalahan yang cukup menyakitkan tersebut. "Saya harus segera membenahi banyak kelemahan yang ada di tim ini. Semuanya saja," terang Gusnul ditemui di mes Sengakling, kemarin.
Bagi Gusnul, kekalahan yang lalu mesti menjadi pelajaran penting. Pemainnya tidak boleh lagi melakukan kesalahan yang sama. Apalagi lanjutan kompetisi masih cukup panjang. Sebagai pelatih, ia akan tetap berusaha keras untuk membenahi tim sampai mengalami peningkatan kualitas. Dengan materi pemain yang sudah ada ini, Gusnul akan mencoba untuk mengutak-atik komposisi pemain yang tepat. Terutama sebelum menghadapi Sriwijaya FC di Palembang mendatang. "Saya bukan tipe pelatih yang mudah putus asa. Selama saya masih dipercaya oleh manajemen, saya akan berusaha keras untuk meraih yang terbaik," tekad mantan pemain Warna Agung ini.
Tapi, kerja keras dirinya membangun tim juga harus didukung banyak pihak. Semua harus bisa memahami bahwa materi pemain Arema memang tidak semeneterang tim lain. Mayoritas pemain masih muda dan belum banyak pengalaman. "Jadi mau apalagi, ya pemain ini yang harus saya optimalkan semampunya," tandas dia.
Segala program perbaikan sudah dilakukan Gusnul. Finishing yang menjadi problem Arema juga telah menjadi program latihan utama. Naluri gol pemain depan telah diuji dengan latihan menendang bola ketika berhadapan dengan kiper langsung. Satu persatu pemain depan diberi porsi latihan menendang ke gawang. "Tapi saya lihat juga masih belum maksimal. Banyak shooting yang melenceng. Inilah problem yang masih ada di tim ini. Tapi saya terus berusaha dan berusaha," tegas dia.
Untuk perubahan komposisi di laga mendatang, Gusnul mengaku masih melakukan pematangan. Semua pemain masih berkesempatan turun. Termasuk kiper Dadang Sudrajat dan M. Yasir.
MALANG- Keputusan berani dilakukan pelatih Arema Gusnul Yakin saat menjamu tim tangguh Persik Kediri di Stadion Kanjuruhan (2/2). Yakni dengan menurunkan pemain tiga pemain mudanya: Benny Wahyudi, Kurnia Meiga, dan Dendi Santoso.
Menurunkan Benny Wahyudi mungkin bukan yang pertama bagi Gusnul. Sebab di beberapa pertandingan sebelumnya, pemain yang dibina SSB Arema itu juga pernah menjadi pilihan utama di sektor sayap kanan. Ketika menurunkan kiper Kurnia Meiga, Aremania sedikit kaget. Sebab tidak ada yang menduga sebelumnya jika kiper yang pernah terkena sanksi skorsing itu bisa mendapat kepercayaan besar. Ia menggeser dua kipper yang lebih senior, yakni M. Yasir dan Dadang Sudrajat. Padahal lawan yang dihadapi juga bukan tim sembarangan, Persik Kediri. Tapi Kurnia Meiga sudah pernah tampil bersama Arema ketika menjamu Pelita Jaya. Saat itu Arema juga kalah 2-0 di kandang sendiri.
Yang membuat Aremania tidak menyangka adalah keputusan Gusnul menurunkan striker Dendi Santoso. Pemain jebolan U-21 yang baru bergabung dengan Arema pada putaran kedua itu mendapat kepercayaan mendobrak kokohnya pertahanan Persik yang digalang Hamka Hamzah.
Padahal dari sisi kualitas, tentu sulit dinalar jika Dendi bisa menaklukkan sederet pemain Timnas di Persik yang menjadi benteng pertahanan. Sebut saja Usep Munandar, M. Robby, dan Hamka Hamzah. "Dendi itu saya percaya karena memiliki skill dan naluri yang bagus. Dia selama ini bermain dengan visi yang jelas. Makanya saya berani memberi kepercayaan," terang Gusnul, kemarin.
Ia menambahkan, selama mendapat kepercayaan tampil di babak kedua, aksi Dendi sudah bisa membuat pertahanan Persik cukup repot. Aksi individu yang ditunjukkan Dendi bisa menyita perhatian lawan. Tidak terlihat ada grogi ketika menguasai bola dan dihadang bek Persik dengan kualitas nasional.
"Jadi secara kualitas Dendi sudah layak starter. Hanya persoalan jam terbang saja yang harus ditambah," jelas mantan pelatih Persibo ini. (koncomacan)
Pantang Lempar Handuk
MALANG- Tekanan psikologis cukup berat sedang dihadapi skuad Arema usai kalah 0-1 dari Persik Kediri di Stadion Kanjuruhan (2/2). Tekanan itu tidak saja datang dari manajemen, tapi juga dari Aremania. Sebab ekspektasi Aremania untuk melihat Arema bisa menaklukkan Persik Kediri untuk kali perdana kandas. Alih-alih bisa menang, Suroso dan kawan-kawan justru dipermalukan Persik di hadapan publik sendiri.
Pelatih Arema Gusnul Yakin mengakui, mental anak didiknya memang sedang drop. Tapi usai kalah dari Persik, dirinya berusaha untuk kembali membangkitkan motivasi pemainnya. Mereka diminta untuk banyak belajar dari kekalahan yang cukup menyakitkan tersebut. "Saya harus segera membenahi banyak kelemahan yang ada di tim ini. Semuanya saja," terang Gusnul ditemui di mes Sengakling, kemarin.
Bagi Gusnul, kekalahan yang lalu mesti menjadi pelajaran penting. Pemainnya tidak boleh lagi melakukan kesalahan yang sama. Apalagi lanjutan kompetisi masih cukup panjang. Sebagai pelatih, ia akan tetap berusaha keras untuk membenahi tim sampai mengalami peningkatan kualitas. Dengan materi pemain yang sudah ada ini, Gusnul akan mencoba untuk mengutak-atik komposisi pemain yang tepat. Terutama sebelum menghadapi Sriwijaya FC di Palembang mendatang. "Saya bukan tipe pelatih yang mudah putus asa. Selama saya masih dipercaya oleh manajemen, saya akan berusaha keras untuk meraih yang terbaik," tekad mantan pemain Warna Agung ini.
Tapi, kerja keras dirinya membangun tim juga harus didukung banyak pihak. Semua harus bisa memahami bahwa materi pemain Arema memang tidak semeneterang tim lain. Mayoritas pemain masih muda dan belum banyak pengalaman. "Jadi mau apalagi, ya pemain ini yang harus saya optimalkan semampunya," tandas dia.
Segala program perbaikan sudah dilakukan Gusnul. Finishing yang menjadi problem Arema juga telah menjadi program latihan utama. Naluri gol pemain depan telah diuji dengan latihan menendang bola ketika berhadapan dengan kiper langsung. Satu persatu pemain depan diberi porsi latihan menendang ke gawang. "Tapi saya lihat juga masih belum maksimal. Banyak shooting yang melenceng. Inilah problem yang masih ada di tim ini. Tapi saya terus berusaha dan berusaha," tegas dia.
Untuk perubahan komposisi di laga mendatang, Gusnul mengaku masih melakukan pematangan. Semua pemain masih berkesempatan turun. Termasuk kiper Dadang Sudrajat dan M. Yasir.
diposting oleh DOMISTIC BOLA pada
4:30:00 PM
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda