AJI SANTOSO LULUS LISENSI A

[ Selasa, 17 Februari 2009 ]
AFC Umumkan Kursus Lisensi A
Widodo Terbaik, Empat Tak Lulus
Jumlah pelatih dengan lisensi A di Indonesia bertambah. Menariknya, pelatih muda mendominasi di peringkat teratas.
MIFTAKHUL FAHAM SYAH, Jakarta
Pelatih yang menangani Badan Liga Sepak Bola Indonesia (BLI) harus berlisensi A. Aturan itu sudah tegas diterapkan pada Djarum Indonesia Super League (DISL) 2008/2009.
Pelatih yang belum memegang lisensi itu jangan harap bisa menangani tim di level tertinggu pada kompetisi sepak bola di tanah air tersebut. Arsitek tim yang memegangnya pun, yang jumlahnya belum banyak, jadi rebutan banyak klub.
Tapi, kini, pelatih berlisensi A pun kembali bertambah. Itu setelah Federasi Sepak Bola Asia (AFC) mengumumkan hasil kursus lisensi A yang digelar PSSI pada Maret hingga April tahun lalu. Hasilnya ternyata tidaklah buruk.
Dari 24 peserta kursus, yang lulus jumlahnya lebih dominan. Ada 16 pelatih yang dinyatakan lulus.
Sebaliknya, hanya empat yang tidak lulus. Sedang empat lainnya harus mengulang ujian. Selain itu, enam peserta ujian ulang juga dinyatakan lulus semua. "Hasil ini murni dari AFC," kata Muhammad Zein, ketua Badan Pelatih Sepak Bola Indonesia (BPSI), kemarin (16/2).
Dia menambahkan bahwa hasil tersebut sebenarnya sudah keluar Jumat (13/2) lalu. Tapi, AFC mengirimnya ke PSSI pada malam hari. Karena Sabtu dan Minggu kantor PSSI tutup, M. Zein menyebut baru bisa merilis hasil itu pada Senin (16/2) kemarin.
Dia menambahkan bahwa hasil tersebut sebenarnya sudah keluar Jumat (13/2) lalu. Tapi, AFC mengirimnya ke PSSI pada malam hari. Karena Sabtu dan Minggu kantor PSSI tutup, M. Zein menyebut baru bisa merilis hasil itu pada Senin (16/2) kemarin.
Nah, kemarin PSSI akhirnya resmi melansir hasil kursus lisensi A tersebut. "Seperti inilah hasilnya. Tercatat 16 yang lulus, empat mengulang, dan empat tidak lulus. Sedang peserta ujian ulang, semuanya lulus. Kami diberi hasil sesuai ranking, tapi tidak secara poinnya," ujar Zein.
Sesuai ranking, ternyata lulus terbaik menjadi milik pelatih-pelatih muda. Di urutan teratas terdapat nama Widodo C Putra. Disusul kemudian Fachry Husaini, Liestiadi, Aji Santoso, dan Eduard Tjong. Menurut M. Zein, dari 16 nama yang lulus tersebut, dua empat hak istimewa dari AFC.
"Widodo dan Fachry direkomendasi mengambil lisensi A Pro setelah setahun menggenggem lisensi A," paparnya.
Itu jelas istimewa. Sebab, untuk bisa mengambil jenjang lisensi yang lebih tinggi, batas minimalnya adalah dua tahun. Dalam artian, pelatih baru berhak mengambil lisensi di atasnya setelah dua tahun. Itupun dengan syarat pelatih harus aktif memegang tim profesional.
"Saya jelas bersyukur dengan ini semua. Dinyatakan lulus saja sudah sangat membanggakan bagi saya, apalagi menempati ranking teratas serta mendapat rekomendasi mengambil lisensi A Pro," ungkap Widodo.
Hasil tersebut pun memacu Widodo untuk berani berdiri sendiri atau dengan kata lain asisten pelatih tim nasional itu termotivasi untuk memegang pelatih.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda