DALIH UNTUK SELAMATKAN PERTANDINGAN
Rabu, 02 Desember 2009
koncomacan - PERSIJA Jakarta boleh saja menganti home base di Stadion Lebak Bulus, Jakarta Selatan, untuk menjamu Persik Kediri malam ini (2/12). Namun, panitia pelaksana (panpel) Persija tak bisa melepaskan tanggung jawab begitu saja.
Klub berjuluk Macan Kemayoran itu tetap terancam sanksi. Hanya, konsekuensi yang bakal diterima baru diputuskan Senin nanti (7/11), setelah rapat pleno PT Liga Indonesia (PT LI). Regulator kompetisi sepak bola tanah air itu akan terus menelusuri kesalahan panpel dan berimbas pada kepindahan home base Persija.
"Ternyata GBK (pihak pengelola Gelora Bung Karno) tidak memberikan izin kepada Persija untuk menggunakan stadion utama. Menurut pihak GBK, mulai 2-5 Desember nanti, GBK digunakan untuk kegiatan keagamaan," ujar Joko Driyono, CEP PT LI, di Jakarta kemarin (1/12).
Dengan pemberitahuan tersebut, Persija harus mencari stadion lain. "Home base itu mengacu pada kota, bukan stadion semata-mata. Makanya, Persija sah saja memilih Stadion Lebak Bulus," jelas pria asal Ngawi tersebut. Tapi, pergeseran stadion itu membawa konsekuensi.
Memang, Stadion Lebak Bulus lolos verifikasi infrastruktur. Namun, berdasar faktor nonteknis, stadion itu kurang layak untuk menyambut massa Jakmania, suporter Persija. "Stadion itu juga kurang layak dari sisi komersial. Persija adalah tim besar. Tapi, kami harus menyelamatkan pertandingan. Itu yang utama," ucap Joko.
Imbas langsung pergeseran stadion tersebut juga dirasakan oleh Persija dan Persik. Hingga sesi jajal lapangan kemarin pagi, pelatih Persija dan Persik belum mendapatkan kepastian waktu pertandingan. Menurut Joko, dengan pertimbangan keamanan pada hari kerja, laga digeser menjadi malam hari, bukan sore hari seperti jadwal semula.
koncomacan - PERSIJA Jakarta boleh saja menganti home base di Stadion Lebak Bulus, Jakarta Selatan, untuk menjamu Persik Kediri malam ini (2/12). Namun, panitia pelaksana (panpel) Persija tak bisa melepaskan tanggung jawab begitu saja.
Klub berjuluk Macan Kemayoran itu tetap terancam sanksi. Hanya, konsekuensi yang bakal diterima baru diputuskan Senin nanti (7/11), setelah rapat pleno PT Liga Indonesia (PT LI). Regulator kompetisi sepak bola tanah air itu akan terus menelusuri kesalahan panpel dan berimbas pada kepindahan home base Persija.
"Ternyata GBK (pihak pengelola Gelora Bung Karno) tidak memberikan izin kepada Persija untuk menggunakan stadion utama. Menurut pihak GBK, mulai 2-5 Desember nanti, GBK digunakan untuk kegiatan keagamaan," ujar Joko Driyono, CEP PT LI, di Jakarta kemarin (1/12).
Dengan pemberitahuan tersebut, Persija harus mencari stadion lain. "Home base itu mengacu pada kota, bukan stadion semata-mata. Makanya, Persija sah saja memilih Stadion Lebak Bulus," jelas pria asal Ngawi tersebut. Tapi, pergeseran stadion itu membawa konsekuensi.
Memang, Stadion Lebak Bulus lolos verifikasi infrastruktur. Namun, berdasar faktor nonteknis, stadion itu kurang layak untuk menyambut massa Jakmania, suporter Persija. "Stadion itu juga kurang layak dari sisi komersial. Persija adalah tim besar. Tapi, kami harus menyelamatkan pertandingan. Itu yang utama," ucap Joko.
Imbas langsung pergeseran stadion tersebut juga dirasakan oleh Persija dan Persik. Hingga sesi jajal lapangan kemarin pagi, pelatih Persija dan Persik belum mendapatkan kepastian waktu pertandingan. Menurut Joko, dengan pertimbangan keamanan pada hari kerja, laga digeser menjadi malam hari, bukan sore hari seperti jadwal semula.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda