MAU BAWA SATU TIM LAGI KE URUGUAY

Senin, 09 Nopember 2009
koncomacan - Ekspektasi besar diusung publik Indonesia kepada tim nasional pada Pra-Piala Asia U-19 2010 grup F. Maklum, sudah dua tahun belakangan ini Syamsir Alam dkk berguru ke Uruguay. Namun, mereka jauh panggang dari api. Timnas harus menuai kekalahan pada laga pertamanya.
ROMAN muka Abdul Rahman Lestaluhu kusut masai. Dia tak sendiri. Sebagian besar pemain tim nasional (timnas) menunjukkan mimik yang sama. Begitu pula penonton di Stadion Jalak Harupat, Soreang, Bandung.
Kesedihan itu tak lain disebabkan kekalahan oleh Singapura 0-1 (0-0) pada Sabtu lalu (7/11). Padahal, Rahman sudah tampil dengan cukup gemilang.
Kian menyesakkan karena pertandingan itu merupakan laga perdana tim Merah Putih pada babak penyisihan grup F. Apalagi, Singapura yang dilatih Salim bin Moin tersebut tak masuk hitungan tim kuat.
Demis Djamaoedin, manajer timnas, hanya menempatkan tim berjuluk Young Lions itu sejajar dengan timnas. Nyatanya di atas lapangan, Syamsir Alam dkk sanggup mencetak peluang lebih baik daripada lawan. Sayang, lima kesempatan yang diperoleh gagal dimanfaatkan dengan baik.
Kekalahan oleh Singapura itu tak pelak kian mengecilkan peluang timnas melaju ke putaran final Piala Asia 2010. Maklum, dua tim lain yang menjadi unggulan, Jepang dan Australia, berkibar pada laga perdana mereka. Jepang menang telak atas Taiwan 4-0. Australia juga sanggup menumbangkan Hongkong 2-1.
Peluang Merah Putih melangkah ke final memang masih terbuka meski kandas di tangan Jepang yang saat ini masuk jajaran tim papan atas Asia. Namun, minimal mereka bisa menuai kemenangan atas Australia dan Singapura kandas di tangan Australia. Tentu tim yang didominasi oleh pemain kelahiran 1991 dan 1992 itu wajib memenangkan laga yang tersisa. Maklum, harapan besar ditujukan kepada tim yang sudah berguru di Uruguay selama dua tahun. Memang, kurun waktu itu baru separo dari yang direncanakan, selama empat tahun.
Kekalahan itu pun, menurut pelatih timnas Cesar Payovich Perez, tak cukup menjadi barometer untuk dihentikannya pelatnas di Uruguay. "Saya akan meneruskan program ini. Semua ini belum selesai," ujar Cesar.
Dia menolak jika kekalahan dari Sinagpura itu dinilai karena penampilan buruk anak didiknya. "Itu tangggung jawab saya. Ke depan saya harus bisa membangkitkan mental mereka," tukas Cesar.
Malah, dia merencanakan, pelatnas di Uruguay tak hanya diikuti satu tim usia 17 tahun seperti saat ini. Dia akan menambah lagi satu tim dengan usia di bawah anak didiknya saat ini.
"Mulai tahun depan, mereka saya bawa ke Uruguay," tutur Cesar.
Pelatnas di negara lain bukan kali ini saja dihelat PSSI. Sebelumnya, induk organisasi sepak bola tanah air itu sudah pernah menggodok pemain di negara yang memiliki kualitas lebih yahud daripada tanah air, misalnya, Primavera yang menelurkan Kurniawan Dwi Yulianto serta Anang Ma'ruf, Bima Sakti, dan Yeyen Tumena. Namun, di tengah proses pembinaan di Tavarone, Genoa, Italia, tersebut, beberapa pemain tidak betah dan memutuskan pulang ke tanah air.
Setelah tiga tahun mengecap ilmu di Italia, mereka pun kembali ke tanah air. Kurniawan moncer karena berhasil menembus kompetisi Eropa. Karena pemain lain belum beranjak dari tim lokal, banyak pihak menilai Primavera gagal. Malah, hasil yang dituai Barreti lebih jeblok, tak ada satu pun pemain kelahiran program itu yang berkibar.
Namun, kali ini PSSI ingin sesuatu yang berbeda. Mereka mengusung 25 pemain ke Uruguay dengan misi yang berbeda. "Kami tidak membentuk tim, tapi ingin melahirkan pemain yang andal," ujar Nugraha Besoes, Sekjen PSSI.
Sayang, dia emoh merinci dana yang diguyurkan Nirwan D. Bakrie, salah seorang petinggi PSSI, untuk menjalankan program itu. Harapannya, pemain jebolan Uruguay bisa "dijual" ke mancanegara.
Awalnya, tim tersebut dibentuk dari pemain yang memperkuat timnas pada Pra-Piala Asia U-16. Setelah setahun program berjalan, Cesar mengadakan bongkar pasang. Dia menyeleksi pemain-pemain tanah air. Salah satu yang masuk belakangan adalah Abdul Rahman Lestaluhu.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda