MANAJER PERSIK TAK PERLU DI GAJI

Senin, 09 Nopember 2009
Samsul Yakin Bisa Tekan Anggaran hingga Rp 5 M
koncomacan - KEDIRI, Berapa kebutuhan anggaran Persik tahun depan? Wali Kota Samsul Ashar mengatakan, idealnya di atas Rp 20 miliar. Tepatnya sekitar Rp 22 miliar. Ini untuk mengarungi satu kompetisi penuh Indonesia Super League (ISL).
Namun, menurut dia, anggaran yang diajukan ke DPRD tak akan sebanyak itu. Sebab, kebutuhan pembangunan Kota Kediri tidak hanya sepakbola. "Banyak sektor lain yang harus diprioritaskan, seperti pendidikan dan kesehatan," ujarnya kepada Radar Kediri.
Untuk itu, pihaknya akan menekan anggaran Persik semaksimal mungkin. Pos-pos pengeluaran yang tidak perlu dihapuskan. Di antaranya, kontrak dan gaji manajer yang kini dirangkapnya dengan jabatan ketua umum. "Tidak usah dibayar saja. Jadi, biar lebih sedikit pengeluarannya," lanjutnya.
Samsul menuturkan, selain memangkas pos pengeluaran, manajemen akan menggenjot pendapatan dari tiket pertandingan untuk membiayai klub tersebut. Salah satu caranya, dengan mengganti tempat duduk di tribun kelas VIP. Yakni, dari semen menjadi kursi seperti di Stadion Manahan, Solo.
Dengan demikian, jumlah penonton di kelas tersebut bisa dikontrol. "Kalau satu orang satu kursi, tidak akan ada penonton yang duduk dengan memakan banyak tempat," tutur dokter spesialis penyakit dalam ini.
Dengan cara-cara semacam itu, Samsul optimistis bisa menekan kebutuhan anggaran Persik dari APBD hingga Rp 5 miliar. Sehingga, tahun depan, hanya perlu sekitar Rp 17 miliar. Agar tidak terlalu membebani, anggaran tersebut akan diajukan dalam dua tahap. Pertama, pada awal tahun anggaran. Kedua, ketika dilakukan perubahan APBD pada pertengahan tahun.
Namun, sambung dia, karena biasanya terjadi pemangkasan dalam pembahasan, angka yang diajukan masih di atas kebutuhan. "Untuk awal 2010, kami akan ajukan sekitar Rp 12 miliar. Sehingga, jika ada pemangkasan, masih bisa dapat Rp 10 miliar. Sedangkan sisanya akan kami ajukan dalam PAK," terangnya.
Atas anggaran tersebut, Samsul mengakui, Persik masih belum bisa berdiri sendiri. Sebab, pendapatan dari penjualan tiket belum mampu menyokong biaya operasionalnya. Sehingga, mau tidak mau dana APBD terpaksa harus digunakan. "Tapi, nanti lewatnya tidak langsung Persik, melainkan KONI Kota Kediri," bebernya.