GAGAL PENUHI TARGET

Pelatih Timnas harus Siap Kehilangan Jabatan
LIVE RCTI 05.00 WIB
Kamis,15 Oktober 2009
koncomacan - BURSA, Menjadi pelatih tim nasional (timnas) harus siap menghadapi tekanan. Apabila gagal memenuhi target, sang pelatih harus siap kehilangan jabatan. Entah karena dipecat oleh federasi sepak bola negara bersangkutan atau memilih mengundurkan diri. Konsekuensi itulah yang dialami para pelatih di ajang kualifikasi Piala Dunia 2010.
Sejak start kualifikasi pada 25 Agustus 2007 (di Zona Oceania), banyak pelatih yang lengser dari jabatannya. Ketika fase kualifikasi menyelesaikan laga pemungkas pagi ini WIB (15/10), kecuali Zona Afrika dan playoff, jumlah itu bakal bertambah.
Dua pelatih sudah mengisyaratkan mundur jelang laga terakhir. Yakni Fatih Terim (Turki) dan Lars Lagerback (Swedia). Terim bahkan sudah resmi mengundurkan diri usai Turki kalah 0-2 dari Belgia di Brussels Minggu lalu (11/10). Laga lawan Armenia di Stadion Bursa Ataturk dini hari tadi adalah perpisahan bagi Terim setelah empat tahun menangani Tuncay Sanli dkk.
Turki sudah pasti gagal lolos ke putaran final dari grup 5 karena jatah tiket lolos otomatis dan playoff menjadi milik Spanyol dan Bosnia Herzegovina. Tampaknya, itu menjadi aib bagi Terim yang tahun lalu mengantarkan Turki ke semifinal Euro 2008.
''Kami belum menentukan siapa pengganti Fatih Terim. Kami masih menunggu kualifikasi berakhir,'' kata juru bicara Federasi Sepak Bola Turki (TFF) sebagaimana dilansir stasiun televisi Jerman Sport 1 kemarin (14/10).
Kabarnya, Chritoph Daum menjadi kandidat utama pengganti Terim. Daum, pelatih 55 tahun asal Jerman, kini menangani klub Tukri Fenerbahce. Hal yang bisa mengganjal TFF mendapatkan mantan pelatih Bayer Leverkusen itu adalah kontraknya dengan Fenerbahce yang masih tiga tahun lagi (2012).
Lain lagi dengan Lagerback. Bagi pelatih 61 tahun itu, mundur dari kursi timnas Swedia merupakan langkah bijak mengingat dia sudah ''berkuasa'' sejak 2000. Tandem serasinya kala menangani Swedia sembilan tahun lalu, Tomas Soderberg, sudah mundur lima tahun lalu.
Nah, yang paling ditunggu nasibnya adalah arsitek Argentina Diego Maradona. Apabila gagal membawa Tango - julukan Argentina - lolos ke putaran final Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan (Afsel), Maradona sepertinya bakal kehilangan jabatannya.
''Saya siap menjabat pelatih Argentina. Saya pikir, hanya orang yang penuh talenta yang pantas menangani Argentina,'' kata Osvaldo Ardiles, bintang Argentina di Piala Dunia 1978 dan eks pelatih Tottenham Hotspur, sebagaimana dilansir Talksport kemarin.
Di sisi lain, kasus unik terjadi di timnas Republik Ceko. Jabatan pelatih saat ini dipercayakan kepada Ivan Hasek yang tak lain presiden Federasi Sepak Bola Ceko (CMFS). Hasek yang memang punya track record sebagai pelatih itu diplot menangani Petr Cech dkk sejak Juli lalu sampai berakhirnya kualifikasi.
Seandainya Ceko gagal lolos ke putaran final, Hasek tak harus takut dipecat atau mempertanggungjawabkan kinerjanya. Ceko yang di klasemen sementara grup 3 menduduki peringkat ketiga (15 poin), sulit lolos meski hanya via playoff. Kans lebih besar dimiliki Slovakia (19 poin) dan Slovenia (17 poin).
Kamis,15 Oktober 2009
koncomacan - BURSA, Menjadi pelatih tim nasional (timnas) harus siap menghadapi tekanan. Apabila gagal memenuhi target, sang pelatih harus siap kehilangan jabatan. Entah karena dipecat oleh federasi sepak bola negara bersangkutan atau memilih mengundurkan diri. Konsekuensi itulah yang dialami para pelatih di ajang kualifikasi Piala Dunia 2010.
Sejak start kualifikasi pada 25 Agustus 2007 (di Zona Oceania), banyak pelatih yang lengser dari jabatannya. Ketika fase kualifikasi menyelesaikan laga pemungkas pagi ini WIB (15/10), kecuali Zona Afrika dan playoff, jumlah itu bakal bertambah.
Dua pelatih sudah mengisyaratkan mundur jelang laga terakhir. Yakni Fatih Terim (Turki) dan Lars Lagerback (Swedia). Terim bahkan sudah resmi mengundurkan diri usai Turki kalah 0-2 dari Belgia di Brussels Minggu lalu (11/10). Laga lawan Armenia di Stadion Bursa Ataturk dini hari tadi adalah perpisahan bagi Terim setelah empat tahun menangani Tuncay Sanli dkk.
Turki sudah pasti gagal lolos ke putaran final dari grup 5 karena jatah tiket lolos otomatis dan playoff menjadi milik Spanyol dan Bosnia Herzegovina. Tampaknya, itu menjadi aib bagi Terim yang tahun lalu mengantarkan Turki ke semifinal Euro 2008.
''Kami belum menentukan siapa pengganti Fatih Terim. Kami masih menunggu kualifikasi berakhir,'' kata juru bicara Federasi Sepak Bola Turki (TFF) sebagaimana dilansir stasiun televisi Jerman Sport 1 kemarin (14/10).
Kabarnya, Chritoph Daum menjadi kandidat utama pengganti Terim. Daum, pelatih 55 tahun asal Jerman, kini menangani klub Tukri Fenerbahce. Hal yang bisa mengganjal TFF mendapatkan mantan pelatih Bayer Leverkusen itu adalah kontraknya dengan Fenerbahce yang masih tiga tahun lagi (2012).
Lain lagi dengan Lagerback. Bagi pelatih 61 tahun itu, mundur dari kursi timnas Swedia merupakan langkah bijak mengingat dia sudah ''berkuasa'' sejak 2000. Tandem serasinya kala menangani Swedia sembilan tahun lalu, Tomas Soderberg, sudah mundur lima tahun lalu.
Nah, yang paling ditunggu nasibnya adalah arsitek Argentina Diego Maradona. Apabila gagal membawa Tango - julukan Argentina - lolos ke putaran final Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan (Afsel), Maradona sepertinya bakal kehilangan jabatannya.
''Saya siap menjabat pelatih Argentina. Saya pikir, hanya orang yang penuh talenta yang pantas menangani Argentina,'' kata Osvaldo Ardiles, bintang Argentina di Piala Dunia 1978 dan eks pelatih Tottenham Hotspur, sebagaimana dilansir Talksport kemarin.
Di sisi lain, kasus unik terjadi di timnas Republik Ceko. Jabatan pelatih saat ini dipercayakan kepada Ivan Hasek yang tak lain presiden Federasi Sepak Bola Ceko (CMFS). Hasek yang memang punya track record sebagai pelatih itu diplot menangani Petr Cech dkk sejak Juli lalu sampai berakhirnya kualifikasi.
Seandainya Ceko gagal lolos ke putaran final, Hasek tak harus takut dipecat atau mempertanggungjawabkan kinerjanya. Ceko yang di klasemen sementara grup 3 menduduki peringkat ketiga (15 poin), sulit lolos meski hanya via playoff. Kans lebih besar dimiliki Slovakia (19 poin) dan Slovenia (17 poin).
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda