PROVOKASI JELANG DUEL ARGENTINA KONTRA BRAZIL

koncomacan - RIO DE JANEIRO, Duel Argentina kontra Brazil di ajang kualifikasi Piala Dunia 2010 baru digeber Sabtu mendatang (5/9). Tapi, aroma persaingan panas sudah tercium sejak beberapa hari yang lalu, ketika skuad kedua negara mulai berkumpul untuk menjalani pemusatan latihan. Aksi saling lempar provokasi pun tak bisa dihindarkan.
Pada pertemuan pertama Juni 2008, Brazil gagal memanfaatkan status sebagai host. Pasukan Carlos Dunga hanya mencatat hasil imbang tanpa gol. Itu semakin menunjukkan betapa setaranya kekuatan, reputasi, dan tradisi yang dimiliki kedua tim.
Dalam perang provokasi kali ini, bukan urat saraf para pemain yang saling menegang. Namun, pelatih Argentina Diego Maradona versus legenda Brazil Pele. "Saya lebih baik daripada dia (Pele, Red). Dengan kata lain, dia terbaik setelah saya. Seperti halnya Argentina yang lebih baik daripada Brazil," ucap Maradona di situs resmi FIFA.
Pele memang memenangkan tiga gelar Piala Dunia, sedangkan Maradona baru satu (1986). Tapi, menurut Maradona, catatan nontimnas yang diukirnya lebih baik daripada sang legenda. Dia menghabiskan karir di klub-klub besar Eropa, mulai Barcelona, Napoli, sampai Sevilla. "Itu lebih prestisius daripada berkutat di Amerika Selatan," sindir Maradona.
Menanggapi komentar pedas itu, Pele tak mau kalah. "Kita semua tahu siapa Maradona. Kata-katanya tidak perlu dianggap penting," ucapnya seperti dikutip Goal. "Well, dia punya segala yang dibutuhkan untuk menjadi pelatih hebat. Dia bakal jadi pelatih bagus di masa depan. Tapi, kompetensi itu tidak akan bekerja saat melawan Brazil," tambahnya.
Namun, yang bakal berhadapan di lapangan bukanlah Pele dan Maradona. Faktanya, saat ini Brazil lebih diunggulkan daripada tuan rumah. Sebab, Tango -julukan Argentina- sudah pasti kehilangan sejumlah pemain pilar. Yakni, Jonas Guttierez dan Sebastian Battaglia. Kondisi playmaker Juan Sebastian Veron juga diragukan.
"Tiap bulan, selalu ada cedera. Satu pemain sembuh, yang lain menyusul," keluh Maradona.
Karena putus asa, Maradona sampai memanggil tiga pemain gaek. Yakni, gelandang Rodrigo Brana (30), striker Martin Palermo (35), dan defender Rolando Schiavi (36). Schiavi dan Brana belum pernah main untuk Tango sebelumnya. Sementara itu, Palermo sudah sembilan tahun tidak masuk skuad.
"Saya akan memberikan apa pun untuk kembali ke masa 20 tahun yang lalu. So, saya bisa ikut main melawan Brazil," cetus pelatih 38 tahun itu.
Kalau Maradona tampak kerepotan, tidak demikian halnya dengan kubu Brazil. Para pemain terkesan lebih santai, bahkan tidak sampai ikut termakan provokasi.
"Provokasi akan selalu mengiringi duel antara Brazil dan Argentina. Tapi, hanya di lapanganlah akan tampak siapa yang benar-benar bekerja keras," ucap kapten Brazil Lucio. "Kami datang ke Rosario untuk menang," sambung kiper Julio Cesar.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda