ADA YANG TAKUT ADA YANG CUEK

Senin, 24 Agustus 2009
Wajib Bayar Denda Komdis
koncomacan - JAKARTA, Sikap tegas Komisi Disiplin (Komdis) PSSI dan PT Liga Indonesia (PT LI) mulai direspons oleh klub-klub kontestan Indonesia Super League (ISL). Ada yang cuek. Ada pula yang berusaha menutup utang kepada PSSI.
Persik Kediri, misalnya. Klub yang tahun lalu finis di urutan keempat ISL itu bertekad menutup utang denda secepatnya. Meski, jumlahnya tak sedikit, Rp 150 juta. Jumlah tersebut termasuk denda kepada Budi Sudarsono sebesar Rp 55 juta.
Jumlah sebanyak itu menempatkan Macan Putih (julukan Persik) menjadi tim dengan utang terbanyak di antara 18 penghuni ISL musim lalu. "Itu tanggungan manajemen musim lalu. Tapi, kami harus melunasi daripada tidak bisa main di ISL nanti," kata Sekum (demisioner) Persik Barnadi kemarin (23/8).
Persib Bandung yang juga memiliki tanggungan belum mau bereaksi. Alasannya, berubahnya status Maung Bandung (julukan Persib) menjadi PT dan belum adanya surat-menyurat secara resmi dari komdis. Manajemen PT Persib Bandung Bermartabat menilai utang-piutang itu adalah tanggungan manajemen lama. "Kami akan lihat dulu soal administrasinya," ujar Umuh Muchtar, manajer Persib Bandung, tadi malam.
Uniknya, dia lupa jumlah denda yang harus dibayar kepada komdis. "Kami masih menunggu surat resmi dari komdis. Kalau memang benar ada ancaman, tentu mereka bakal mengirim surat dan menjelaskan besarnya tagihan," ucap Umuh.
Sikap manajemen Sriwijaya FC lain lagi. Tim berjuluk Laskar Wong Kito itu menganggap tak lagi memiliki utang kepada komdis. Sekretaris PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) Faisal Mursyid menganggap utang itu selesai bersamaan dengan langkah PSSI yang memotong dana subsidi dari AFC untuk Liga Champions Asia tahun lalu sebesar Rp 125 juta. Jumlah tersebut sama dengan total denda SFC musim lalu. "Pemotongan itu terjadi sekitar sebulan lalu," ujar Faisal.
Nah, yang tersisa hanya denda final Copa Indonesia IV di Stadion Jakabaring pada 28 Juni lalu. Panpel Sriwijaya FC saat itu didenda Rp 50 juta. "Namun, denda tersebut bukan cuma tanggung jawab Sriwijaya FC, tapi juga PT Liga Indonesia," tutur Faisal.
Ya, sebelumnya Ketua Komdis Hinca Pandjaitan mengatakan bahwa tim yang belum melunasi utang atas denda-denda musim lalu dilarang tampil di ISL. Tim-tim tersebut diberi tenggat hingga 30 September untuk merampungkan tanggungan itu. Sebelum batas waktu itu habis, PT Liga akan mengingatkan dengan melakukan verifikasi, baik infrastruktur maupun empat aspek lain.
Wajib Bayar Denda Komdis
koncomacan - JAKARTA, Sikap tegas Komisi Disiplin (Komdis) PSSI dan PT Liga Indonesia (PT LI) mulai direspons oleh klub-klub kontestan Indonesia Super League (ISL). Ada yang cuek. Ada pula yang berusaha menutup utang kepada PSSI.
Persik Kediri, misalnya. Klub yang tahun lalu finis di urutan keempat ISL itu bertekad menutup utang denda secepatnya. Meski, jumlahnya tak sedikit, Rp 150 juta. Jumlah tersebut termasuk denda kepada Budi Sudarsono sebesar Rp 55 juta.
Jumlah sebanyak itu menempatkan Macan Putih (julukan Persik) menjadi tim dengan utang terbanyak di antara 18 penghuni ISL musim lalu. "Itu tanggungan manajemen musim lalu. Tapi, kami harus melunasi daripada tidak bisa main di ISL nanti," kata Sekum (demisioner) Persik Barnadi kemarin (23/8).
Persib Bandung yang juga memiliki tanggungan belum mau bereaksi. Alasannya, berubahnya status Maung Bandung (julukan Persib) menjadi PT dan belum adanya surat-menyurat secara resmi dari komdis. Manajemen PT Persib Bandung Bermartabat menilai utang-piutang itu adalah tanggungan manajemen lama. "Kami akan lihat dulu soal administrasinya," ujar Umuh Muchtar, manajer Persib Bandung, tadi malam.
Uniknya, dia lupa jumlah denda yang harus dibayar kepada komdis. "Kami masih menunggu surat resmi dari komdis. Kalau memang benar ada ancaman, tentu mereka bakal mengirim surat dan menjelaskan besarnya tagihan," ucap Umuh.
Sikap manajemen Sriwijaya FC lain lagi. Tim berjuluk Laskar Wong Kito itu menganggap tak lagi memiliki utang kepada komdis. Sekretaris PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) Faisal Mursyid menganggap utang itu selesai bersamaan dengan langkah PSSI yang memotong dana subsidi dari AFC untuk Liga Champions Asia tahun lalu sebesar Rp 125 juta. Jumlah tersebut sama dengan total denda SFC musim lalu. "Pemotongan itu terjadi sekitar sebulan lalu," ujar Faisal.
Nah, yang tersisa hanya denda final Copa Indonesia IV di Stadion Jakabaring pada 28 Juni lalu. Panpel Sriwijaya FC saat itu didenda Rp 50 juta. "Namun, denda tersebut bukan cuma tanggung jawab Sriwijaya FC, tapi juga PT Liga Indonesia," tutur Faisal.
Ya, sebelumnya Ketua Komdis Hinca Pandjaitan mengatakan bahwa tim yang belum melunasi utang atas denda-denda musim lalu dilarang tampil di ISL. Tim-tim tersebut diberi tenggat hingga 30 September untuk merampungkan tanggungan itu. Sebelum batas waktu itu habis, PT Liga akan mengingatkan dengan melakukan verifikasi, baik infrastruktur maupun empat aspek lain.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda