WASIT PALING FAIR DISL FAIR PLAY AWARDS

Telepon Orang Tua sebelum Pimpin Pertandingan
koncomacan - Di dunia sepak bola Indonesia, banyak mantan pemain yang akhirnya mengabdikan diri sebagai pelatih. Tapi, pilihan Najamudin Aspiran beda. Meski, dia pernah membela Persiba Balikpapan.
Najamudin Aspiran memilih pensiun sebagai pemain pada 2004. Padahal, dia pernah menyandang status kapten Persiba Balikpapan.
Saat itu usianya memang sudah tidak muda untuk bermain di level Liga Indonesia. Tapi, dia sudah punya ancang-ancang setelah gantung sepatu. Bukan menjadi pelatih seperti para pesepak bola pada umumnya, dia memilih terjun sebagai wasit. Alasannya?
"Saya mantan pemain dengan tipe bermain sangat keras. Kasarnya, saya adalah pemain yang rajin bikin kartu saat bertanding. Maka, saya sangat paham ciri-ciri pemain yang sengaja maupun tidak sengaja akan mencederai lawan," ujar suami Marshanda tersebut.
Najamudin mengatakan awalnya tidak pernah menyangka bisa menjadi seorang wasit profesional seperti saat ini. Tetapi, berkat dorongan mendiang Ronny Patinasarani yang pernah menanganinya di Persiba, dirinya sanggup seperti sekarang.
Alasannya, saat itu fisik dan kecepatan lari Najamudin menonjol. Kondisi tersebut mendorong Ronny untuk memengaruhi Najamudin agar maksimal dalam menekuni profesi wasit.
"Saya berkali-kali dipaksa beliau untuk mengambil lisensi perwasitan. Atas desakan itu, saya langsung mendaftarkan diri untuk mengikuti pelatihan perwasitan dengan derajat lisensi C1 pada 2005 di Ternate, Maluku Utara," tutur pria kelahiran Polmas, Majene, tersebut.
Kenyataan berbuah lain. Keterlibatan sebagai wasit jauh lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan saat dia berprofesi sebagai pemain. Entah keberuntungan atau kualitas ketegasan yang apik yang membuat setiap pertandingan yang dia pimpin tidak pernah bermasalah.
Bukan hanya itu, Najamudin adalah satu-satunya wasit yang tidak pernah dipanggil Komisi Disiplin PSSI karena komplain atas kepemimpinan dalam pertandingan. So, prestasi di lapangan hijau tersebut membuat dia terpilih sebagai wasit paling fair play dalam Djarum Indonesia Super League (DISL) Fair Play Awards presented by Jawa Pos Group.
"Alhamdulillah, selama saya memimpin, tidak pernah terjadi bentrok antara pemain atau antarsuporter. Sekalipun, dalam pertandingan itu tuan rumah kalah," jelas wasit berusia 39 tahun tersebut.
Itu, tambah dia, terwujud berkat dukungan istri dan orang tuanya. Sang istri, Marshanda, selalu berdoa sebelum Najamudin bertugas. Selain itu, Najamudin menelepon ayahnya di Majene untuk memberikan restu dan doa agar pertandingan yang dipimpinnya selalu berjalan lancar.
Pria yang juga pegawai Pertamina Balikpapan di bagian perkapalan tersebut mengakui bahwa restu orang tua membuatnya mampu mencapai prestasi sebagai wasit paling fair play musim ini. (red/agus ef)