KHAWATIR BAKAL BANYAK GEJOLAK

koncomacan - Rencana merger Arema dengan Persema ditolak Aremania. Suporter setia tim berjuluk Singo Edan tersebut khawatir nama Arema kalah oleh Persema. Jika itu terjadi, nama Arema bisa hilang dari kancah sepak bola Indonesia.
Fuad Ardiansyah, Aremania Korwil One Mania, mengatakan kurang setuju terhadap kebijakan Yayasan Arema tersebut. Dia menilai merger itu melemahkan posisi tawar Arema. Meskipun, kedua tim sama-sama berlaga di Indonesia Super League (ISL). Apalagi, saat ini Persema sudah memiliki 19 pemain dan pelatih, yakni Subangkit. Sedangkan Arema belum punya pemain, kecuali tiga pemain muda yang kontraknya belum habis, maupun pelatih.
Kondisi itu tentu membuat nama Arema kalah oleh Persema. Padahal, di antara tim sepak bola Malang Raya, yang dianggap memiliki pamor lebih tinggi adalah Arema.
Berkaca dari hal tersebut, menurut Fuad, akan banyak Aremania yang tidak terima apabila Arema kalah oleh Persema. Sebaliknya, jika Arema dipaksakan menjadi nama tim alias Persema tergusur, banyak suporter atau pengurus Persema yang tidak terima. Sebab, Arema yang berinisiatif merger. Apalagi, pengurus Persema sudah menunjukkan prestasi dengan meloloskan tim berjuluk Laskar Ken Arok tersebut ke ISL musim depan.
"Intinya, kami tidak setuju jika Arema merger dengan Persema. Sebab, pasti muncul banyak gejolak," ucap dia kemarin (11/7).
Lantas, bagaimana? Fuad masih berharap Singo Edan bisa eksis. Dia berharap ada kucuran dana dari British American Tobacco (BAT) sebagai pemilik PT Bentoel. Tetapi, jika Yayasan Arema memaksakan merger, Fuad meminta selain Persema. Dia mengusulkan Arema merger dengan Metro FC (milik Pemkab Malang) atau Persikoba (milik Pemkot Batu).
Menurut dia, merger dengan Metro FC atau Persikoba Batu akan membuat daya tawar Arema lebih kuat. Pertimbangannya, Metro FC dan Persikoba sama-sama bermain di kompetisi Divisi I, sedangkan Arema di ISL.
"Paling tidak, nama tim Arema tetap ada," ucap alumnus STIE Malangkucecwara tersebut.
Fuad menilai, banyak juga Aremania asal Kabupaten Malang dan Kota Batu. Sehingga, mereka lebih bisa menerima bila Arema merger dengan Metro FC atau Persikoba.
Hal senada diungkapkan oleh mantan pemilik Arema, Lucky Acub Zaenal. Dia menjelaskan, tidak logis Arema merger dengan Persema. Mengingat, dua tim tersebut sama-sama bermain di ISL. Arema bakal rugi besar jika merger dengan Persema. Sebab, nama Arema bisa hilang. Sebaliknya, nama Persema tidak mungkin dihilangkan. Sebab, pengurus Persema sudah berjuang mati-matian dan menghabiskan uang puluhan miliar agar naik ke ISL.
"Intinya, saya menilai kebijakan Yayasan Arema untuk merger dengan Persema kurang tepat. Itu kerugian besar bagi Arema," ucap Lucky.(red/agus ef)
Arema Hentikan Latihan
Imbas Rencana Merger
koncomacan -MALANG, Marger dua tim asal Malang, Arema dan Persema, baru rencana. Tapi, hal itu sudah memberikan dampak. Latihan Singo Edan -julukan Arema- menghadapi Indonesia Super League (ISL) 2009/2010 dihentikan mulai kemarin (11/7). Padahal, latihan di lapangan Lanud Abdulrachman Saleh, Malang, tersebut dilaksanakan sejak tiga minggu lalu. Latihan itu dihentikan tanpa batas waktu karena harus menunggu kepastian dari Yayasan Arema akan keikutsertaan Singo Edan di ISL.
"Latihan hari ini (kemarin) merupakan latihan terakhir. Kepastian selanjutnya masih menunggu keputusan yayasan," ujar Asisten Manajer Arema Muhammad Taufan.
Kebijakan manajemen tersebut mengagetkan pemain lokal Malang yang mengikuti latihan itu. Sebelumnya, mereka tidak menyangka bahwa Arema berencana merger dengan Persema. Harapan untuk bergabung dengan Arema musim depan pun mengambang.
Taufan mengungkapkan, manajemen memberhentikan latihan bersama agar pemain yang ikut latihan bisa mengambil sikap. Artinya, pemain bisa menunggu kepastian Arema bermain di ISL atau menerima tawaran dari tim lain. "Sekarang terserah pemain. Kalau memang ada tawaran yang lebih, silakan dipertimbangkan. Pemain bebas menentukan," ujar mantan wartawan itu.
Terkait dengan penyebab merger Arema dengan Persema, Taufan mengatakan, peluangnya seperti yang disampaikan pembina Yayasan Arema Darjoto Setyawan beberapa waktu lalu di Kantor Arema. Yakni, dari sisi bisnis, PT Bentoel Tbk kurang menguntungkan dalam mendanai Arema. Itu terlihat dari dana yang dikeluarkan PT Bentoel sebanyak Rp 20 miliar musim lalu, tetapi pemasukan hanya sekitar Rp 3 miliar. Jumlah pemasukan hanya 15 persen dari total pengeluaran.
Kesulitan pendanaan itu memuncak seiring akuisisi saham Rajawali Group di PT Bentoel oleh BAT (British American Tobacco). Sebagai pemilik baru, tampaknya, BAT enggan mengalokasikan dana Bentoel untuk Arema. Maka, persiapan Arema sangat minim menjelang bergulirnya ISL. Selain tiga pemain yang masih terikat kontrak -Kurnia Meiga Hermansyah, Benny Wahyudi, Dendi Santoso-, belum ada penggawa yang dikontrak.
Bentoel juga merasa rugi karena pelarangan label produknya di kostum tim maupun di board pinggir lapangan. Itu terjadi karena sponsor Super League merupakan pabrik rokok kompetitor Bentoel. Akibatnya, dari sisi promosi, Arema tidak menguntungkan Bentoel. "Faktor itulah yang sangat mungkin menjadi penyebab rencana merger," kata Taufan.
Disinggung soal kepastian merger, Taufan enggan berkomentar. Dia mengatakan, persoalan itu merupakan wewenang Yayasan Arema. "Silakan tunggu waktu yang tepat. Nanti pasti ada penjelasan dari yayasan," ujarnya.
Asisten pelatih Joko Susilo menambahkan, keputusan pemberhentian latihan bersama itu sangat mengagetkan pemain dan dirinya. Maklum, selama memimpin latihan, pemain sangat bersemangat dan disiplin. Itu semua dijalani agar mereka bisa diterima di Arema pada ISL 2009/2010. Namun, faktanya, ada kabar bahwa Arema merger dengan Persema. "Tetapi, sebelas pemain Arema U-21 tetap latihan karena mereka dikembalikan ke akademi Arema," terang mantan pemain Arema itu.
Joko mengakui, kabar merger itu membuat bimbang para pemain. Hati mereka ingin membela Arema, tapi di sisi lain tidak ada kejelasan akan rekrutmen pemain. Meski demikian, Joko berkeyakinan bahwa Arema bisa eksis. Asalkan Arema masih di-back up Aremania. Dia mengutarakan bahwa dirinya pernah mengalami masa sulit Arema di era galatama. Hanya, kondisi saat ini tentu berbeda jika dibandingkan dengan ketika dirinya masih menjadi pemain Arema.
"Saya masih berkeyakinan bahwa Arema bisa keluar dari masalah sulit ini. Kami berharap Aremania bisa menunjukkan loyalitasnya," ujar mantan pemain Persija itu. (red/agus ef)
Fuad Ardiansyah, Aremania Korwil One Mania, mengatakan kurang setuju terhadap kebijakan Yayasan Arema tersebut. Dia menilai merger itu melemahkan posisi tawar Arema. Meskipun, kedua tim sama-sama berlaga di Indonesia Super League (ISL). Apalagi, saat ini Persema sudah memiliki 19 pemain dan pelatih, yakni Subangkit. Sedangkan Arema belum punya pemain, kecuali tiga pemain muda yang kontraknya belum habis, maupun pelatih.
Kondisi itu tentu membuat nama Arema kalah oleh Persema. Padahal, di antara tim sepak bola Malang Raya, yang dianggap memiliki pamor lebih tinggi adalah Arema.
Berkaca dari hal tersebut, menurut Fuad, akan banyak Aremania yang tidak terima apabila Arema kalah oleh Persema. Sebaliknya, jika Arema dipaksakan menjadi nama tim alias Persema tergusur, banyak suporter atau pengurus Persema yang tidak terima. Sebab, Arema yang berinisiatif merger. Apalagi, pengurus Persema sudah menunjukkan prestasi dengan meloloskan tim berjuluk Laskar Ken Arok tersebut ke ISL musim depan.
"Intinya, kami tidak setuju jika Arema merger dengan Persema. Sebab, pasti muncul banyak gejolak," ucap dia kemarin (11/7).
Lantas, bagaimana? Fuad masih berharap Singo Edan bisa eksis. Dia berharap ada kucuran dana dari British American Tobacco (BAT) sebagai pemilik PT Bentoel. Tetapi, jika Yayasan Arema memaksakan merger, Fuad meminta selain Persema. Dia mengusulkan Arema merger dengan Metro FC (milik Pemkab Malang) atau Persikoba (milik Pemkot Batu).
Menurut dia, merger dengan Metro FC atau Persikoba Batu akan membuat daya tawar Arema lebih kuat. Pertimbangannya, Metro FC dan Persikoba sama-sama bermain di kompetisi Divisi I, sedangkan Arema di ISL.
"Paling tidak, nama tim Arema tetap ada," ucap alumnus STIE Malangkucecwara tersebut.
Fuad menilai, banyak juga Aremania asal Kabupaten Malang dan Kota Batu. Sehingga, mereka lebih bisa menerima bila Arema merger dengan Metro FC atau Persikoba.
Hal senada diungkapkan oleh mantan pemilik Arema, Lucky Acub Zaenal. Dia menjelaskan, tidak logis Arema merger dengan Persema. Mengingat, dua tim tersebut sama-sama bermain di ISL. Arema bakal rugi besar jika merger dengan Persema. Sebab, nama Arema bisa hilang. Sebaliknya, nama Persema tidak mungkin dihilangkan. Sebab, pengurus Persema sudah berjuang mati-matian dan menghabiskan uang puluhan miliar agar naik ke ISL.
"Intinya, saya menilai kebijakan Yayasan Arema untuk merger dengan Persema kurang tepat. Itu kerugian besar bagi Arema," ucap Lucky.(red/agus ef)
Arema Hentikan Latihan
Imbas Rencana Merger
koncomacan -MALANG, Marger dua tim asal Malang, Arema dan Persema, baru rencana. Tapi, hal itu sudah memberikan dampak. Latihan Singo Edan -julukan Arema- menghadapi Indonesia Super League (ISL) 2009/2010 dihentikan mulai kemarin (11/7). Padahal, latihan di lapangan Lanud Abdulrachman Saleh, Malang, tersebut dilaksanakan sejak tiga minggu lalu. Latihan itu dihentikan tanpa batas waktu karena harus menunggu kepastian dari Yayasan Arema akan keikutsertaan Singo Edan di ISL.
"Latihan hari ini (kemarin) merupakan latihan terakhir. Kepastian selanjutnya masih menunggu keputusan yayasan," ujar Asisten Manajer Arema Muhammad Taufan.
Kebijakan manajemen tersebut mengagetkan pemain lokal Malang yang mengikuti latihan itu. Sebelumnya, mereka tidak menyangka bahwa Arema berencana merger dengan Persema. Harapan untuk bergabung dengan Arema musim depan pun mengambang.
Taufan mengungkapkan, manajemen memberhentikan latihan bersama agar pemain yang ikut latihan bisa mengambil sikap. Artinya, pemain bisa menunggu kepastian Arema bermain di ISL atau menerima tawaran dari tim lain. "Sekarang terserah pemain. Kalau memang ada tawaran yang lebih, silakan dipertimbangkan. Pemain bebas menentukan," ujar mantan wartawan itu.
Terkait dengan penyebab merger Arema dengan Persema, Taufan mengatakan, peluangnya seperti yang disampaikan pembina Yayasan Arema Darjoto Setyawan beberapa waktu lalu di Kantor Arema. Yakni, dari sisi bisnis, PT Bentoel Tbk kurang menguntungkan dalam mendanai Arema. Itu terlihat dari dana yang dikeluarkan PT Bentoel sebanyak Rp 20 miliar musim lalu, tetapi pemasukan hanya sekitar Rp 3 miliar. Jumlah pemasukan hanya 15 persen dari total pengeluaran.
Kesulitan pendanaan itu memuncak seiring akuisisi saham Rajawali Group di PT Bentoel oleh BAT (British American Tobacco). Sebagai pemilik baru, tampaknya, BAT enggan mengalokasikan dana Bentoel untuk Arema. Maka, persiapan Arema sangat minim menjelang bergulirnya ISL. Selain tiga pemain yang masih terikat kontrak -Kurnia Meiga Hermansyah, Benny Wahyudi, Dendi Santoso-, belum ada penggawa yang dikontrak.
Bentoel juga merasa rugi karena pelarangan label produknya di kostum tim maupun di board pinggir lapangan. Itu terjadi karena sponsor Super League merupakan pabrik rokok kompetitor Bentoel. Akibatnya, dari sisi promosi, Arema tidak menguntungkan Bentoel. "Faktor itulah yang sangat mungkin menjadi penyebab rencana merger," kata Taufan.
Disinggung soal kepastian merger, Taufan enggan berkomentar. Dia mengatakan, persoalan itu merupakan wewenang Yayasan Arema. "Silakan tunggu waktu yang tepat. Nanti pasti ada penjelasan dari yayasan," ujarnya.
Asisten pelatih Joko Susilo menambahkan, keputusan pemberhentian latihan bersama itu sangat mengagetkan pemain dan dirinya. Maklum, selama memimpin latihan, pemain sangat bersemangat dan disiplin. Itu semua dijalani agar mereka bisa diterima di Arema pada ISL 2009/2010. Namun, faktanya, ada kabar bahwa Arema merger dengan Persema. "Tetapi, sebelas pemain Arema U-21 tetap latihan karena mereka dikembalikan ke akademi Arema," terang mantan pemain Arema itu.
Joko mengakui, kabar merger itu membuat bimbang para pemain. Hati mereka ingin membela Arema, tapi di sisi lain tidak ada kejelasan akan rekrutmen pemain. Meski demikian, Joko berkeyakinan bahwa Arema bisa eksis. Asalkan Arema masih di-back up Aremania. Dia mengutarakan bahwa dirinya pernah mengalami masa sulit Arema di era galatama. Hanya, kondisi saat ini tentu berbeda jika dibandingkan dengan ketika dirinya masih menjadi pemain Arema.
"Saya masih berkeyakinan bahwa Arema bisa keluar dari masalah sulit ini. Kami berharap Aremania bisa menunjukkan loyalitasnya," ujar mantan pemain Persija itu. (red/agus ef)
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda