SUDAH MEMILIKI LEGITIMASI YANG KUAT

Tak Perlu Musyawah Anggota
Profesional, Persik Tak Punya Anggota Lagi
koncomacan - KEDIRI, Kekhawatiran Ketua Umum Persik yang baru, Samsul Ashar, bahwa posisinya masih belum legitimate ditepis oleh Ketua Pengcab PSSI Kota Kediri Barnadi. Menurut lelaki yang juga merangkap sebagai sekretaris umum Persik itu, posisi Samsul Ashar sebagai ketum yang baru sudah memiliki legitimasi yang kuat. Sehingga tidak perlu lagi Persik mengadakan musyawarah anggota (musang).
Sebab, jelas Barnadi, Persik sekarang sudah menjadi klub profesional. Sejak bergulirnya Indonesia Super League mulai tahun lalu otomatis Persik bukan lagi klub sepak bola amatir anggota perserikatan. "Kalau menurut saya sebenarnya tidak perlu ada musyawarah anggota. Sebab Persik adalah klub profesional," ucap Barnadi kemarin kepada Radar Kediri.
Dengan demikian tidak perlu lagi menggelar musang untuk memilih ketum yang baru saat ketum yang lama habis masa kepengurusannya. "Persik sudah memiliki lisensi klub profesional. Jadi bukan tim amatir lagi," tambahnya.
Apalagi, saat ini Persik sudah tidak memiliki anggota perserikatan lagi. Karena itu, bila dipaksakan menggelar musang, justru akan kerepotan sendiri.
Sebelumnya, ketum yang baru yang juga wali kota Kediri merasa belum punya legitimasi di posisinya tersebut. Samsul berdalih belum ada rapat anggota yang memutuskan dia menjadi ketum yang baru. Posisi ketum hanya ditandai dengan penyerahterimaan dari pejabat lama Achmad Maschut. Belum ada keputusan hitam di atas putih (tertulis).
Kondisi itu membuat Samsul belum berani melangkah lebih jauh. Termasuk menyusun kepengurusan dan manajemen klub yang baru. Padahal, hal itu penting untuk persiapan menghadapi musim depan.
Pangkal kegamangan Samsul adalah kebijakannya sebagai ketum nanti juga diimbangi konsekuensi pertanggungjawaban secara finansial dan administrasi. Apalagi kabarnya Persik telah memiliki alokasi dana senilai Rp 10 miliar dari APBD. Soal pertanggungjawaban itulah yang dibingungkan Samsul terkait posisi dia sebagai wali kota sebagai pemberi dana dan posisinya sebagai ketum yang berarti sebagai penerima dana hibah.
Lebih lanjut, Barnadi berpendapat bahwa karena sebuah tim profesional, Persik dimiliki oleh owner. Dan owner itu saat ini adalah Pemkot Kediri. Sehingga otomatis pemilik Persik adalah wali kota Kediri. "Tinggal nanti ketum menyusun kepengurusan baru dan disahkan," tandasnya. (red/agus ef)