BERLIMPAH BUKAN JAMINAN

Keuangan Klub
koncomacan-Dana besar ternyata bukan jaminan segalanya akan lancar. Kasus yang dialami Persib dan Persija bisa menjadi contoh bahwa pasokan APBD berlimpah tak lantas membuat perjalanan klub aman-aman saja.
Persib, yang disuntik uang rakyat Rp Rp 34 miliar, kini terlilit persoalan keterlambatan pembayaran gaji pemain. Persija, yang menikmati kue APBD Rp 21 miliar, juga mengalami hal serupa.
Manajemen Maung Bandung berkelit bahwa keterlambatan pembayaran dua bulan gaji cuma persoalan sepele, prosedural. “Keterlambatan ini hanya persoalan prosedural. Selain butuh peraturan wali kota untuk pencairan dana hibah itu, dana tersebut juga harus melalui KONI Kota Bandung yang kemudian didistribusikan ke Pengcab PSSI Kota Bandung,” kata manajer Persib, Jaja Soetardja.
Perjalanan dana tersebut memang berliku. Dari Pengcab PSSI Kota Bandung selanjutnya diberikan ke manajemen klub. Agar cair, manajemen tim harus mengajukan anggaran setiap bulan kepada manajemen klub. Salah satu syarat agar dana yang diajukan segera cair adalah menyampaikan laporan penggunaan dana bulan sebelumnya. So, kalau laporan itu belum ada, jangan harap manajemen klub mau mengucurkan dana tersebut.
Keruwetan serupa dialami manajemen Tim Macan Kemayoran. Dana APBD yang dijanjikan Pemprov DKI Jakarta dari awal musim hingga awal April belum mengucur. Manajer tim, Haryanto Bajuri, terpaksa merogoh kocek pribadi untuk membiayai keperluan klub. Karena uang pribadi, mengucurnya tak selalu tepat waktu. Beberapa kali gaji bulanan Bambang Pamungkas dkk. tersendat. Terakhir gaji Januari-Februari belum diterima punggawa tim.
"Paling lambat April ini dana itu sudah bisa digunakan,” ungkap Ketua Disorda DKI Jakarta, Saefullah.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda