STAMINA PEMAIN BISA DROP
INI PERTANDINGAN GILA BERMAIN SEBANYAK 7 KALI
koncomacan.com-Tugas berat ada di pundak pelatih. Kemenangan harus tetap diraih dalam tekanan dan padatanya jadwal.
Itulah yang bakal dihadapi para pelatih tim-tim DISL seiring pemadatan dan sentralisasi pertandingan. Ya, para pelatih harus bekerja lebih ekstra.
Mereka juga harus lebih memeras otak untuk menyiapkan strategi. Bukan saja demi kemenangan, tapi juga agar para pemain tetap bisa tampil prima sekaligus terhindar dari cedera.
Ini disebabkan jadwal sangat padat. Selama sentralisasi, setiap klub rata-rata bertanding lima kali.
"Ini hal yang gila. Kami harus bertanding sebanyak tujuh kali. Kami bukan saja dihadapkan pada sesuatu yang sulit untuk mengejar juara. Tapi, kami juga dihadapkan pada ancaman fisik pemain yang bisa drop," jelas Danurwindo, pelatih Persija Jakarta.
Bukan bermaksud lempar handuk, tapi dari penilaian Danurwindo, dengan adanya pemadatan jadwal itu peluang Persija untuk juara menjadi tipis.Alasannya, selama 18 hari saat sentralisasi Persija harus bertarung habis-habisan selama tujuh kali.
Hal yang bagi mantan pelatih PSSI Primavera itu sangat tidak menguntungkan Persija. Apalagi, lawan yang dihadapi cukup berat. Ada Persik Kediri, Arema Malang, atau PSM Makassar.
"Benar-benar gila. Fisik pemain bisa drop dalam menjalani pertandingan saat sentralisasi maupun sesudahnya," kata Danurwindo.
Sikap berbeda ditunjukkan Persipura Jayapura. Tim yang kini memuncak klasemen sementara itu enggan berpikir masalah sentralisasi. Bagi mereka apa yang ada saat ini, itulah yang harus dijalani terlebih dulu.
"Kami fokus pada yang ada dulu, sebab jadwal belum keluar. Kami baru bisa bersikap kalau jadwal baru sudah kami dapatkan," sebut Jacksen F. Tiago, arsitek Persipura.
Persiwa justru lebih santai menyikapi sentralisasi. Mereka tidak mau terlalu pusing. Hal yang terpenting bagi mereka adalah kompetisi berakhir sesuai rencana.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda