TIM PELATIH AREMA DIEVALUASI
Tim Pelatih Dievaluasi
Dituntut Cari Ganti Poin di Dua Away
MALANG - Kekalahan Arema 0-1 atas Persik Kediri di Stadion Kanjuruhan pada Senin (2/2) lalu di luar dugaan manajemen Arema. Kemarin, sehari setelah Arema dipermalukan Macan Putih -julukan Persik-, manajemen langsung memanggil tim pelatih ke kantor Arema di Jl Panderman.
Dari jajaran pelatih ada pelatih kepala Gusnul Yakin, pelatih kiper Benny van Breukelen, dan asisten pelatih Joko Susilo. Sedangkan dari jajaran manajemen terlihat manajer Ekoyono Hartono dan asisten manajer Muhammad Taufan. Mereka terlibat pembicaraan serius sekitar 1,5 jam dari mulai pukul 12.00 hingga 13.30.
Gusnul yang keluar terlebih dahulu dari ruangan langsung mengambil langkah cepat untuk menghindari kejaran wartawan. "Tanya manajemen saja. Saya mau istirahat saja. Besok (hari ini) saja wawancara dengan saya," elak Gusnul sambil masuk ke mobilnya.
Tak jauh beda dengan Gusnul, Joko juga enggan diwawancarai mengenai pemanggilan pelatih oleh manajemen. "Tanya saja kepada Benny," kata Joko yang kebetulan berbincang dengan Benny.
Benny sendiri juga enggan memberikan keterangan. Menurutnya, pertemuan antara pelatih dengan manajemen adalah pertemuan biasa untuk memperbaiki kondisi tim.
Sementara, Taufan mengatakan, pertemuan pelatih dan manajemen dilakukan khusus untuk melakukan evaluasi. Dari hasil evaluasi itu diketahui bahwa ada dua hal yang harus diperbaiki Arema. Yakni organisasi permainan dan mentalitas pemain.
Untuk organisasi pemain, diharapkan semua pemain Arema bisa tampil dalam beberapa skema permainan tim. Sedangkan untuk mentalitas, pemain diharapkan tampil penuh dengan motivasi. Sebab, selama ini pemain sudah mendapatkan semua haknya. "Gaji dan bonus sudah dipenuhi semua tanpa ada hambatan. Kami tak ingin, kesalahan serupa terjadi pada saat menghadapi Sriwijaya (8/2) dan PSMS (12/2)," ujar Taufan.
Khusus untuk laga away menghadapi Sriwijaya dan PSMS, tim pelatih sudah dipatok target mati harus mendapatkan poin. Hanya saja, poin yang ditargetkan manajemen kepada pelatih belum ditetapkan jumlahnya. "Yang pasti, poin yang hilang saat lawan Persik lalu bisa digantikan dalam dua away itu," terang mantan wartawan tersebut.
Bagaimana jika pelatih gagal memenuhi target mendapatkan poin melawan dua tim Sumatera tersebut, apakah akan ada tindakan yang diambil manajemen terhadap pelatih? "Kami tak mau berandai-andai. Lihat saja nanti hasilnya," tandas Taufan. (koncomacan)
Realistis, Ralat Target
MALANG - Pada awal persiapan tim untuk Djarum Indonesia Super League (DISL), manajemen Arema sudah mematok target juara. Target itu tetap dipertahankan manajemen saat persiapan putaran kedua walau pada paro musim Arema berada di peringkat kesembilan dan terpaut 13 poin dengan Persipura yang menjadi pamuncak.
Namun, target juara itu langsung dihapus manajemen saat Arema dipermalukan Persik Kediri 0-1 di kandangnya sendiri pada Senin (2/2) lalu. Kekalahan atas Persik itu menambah catatan buruk Singo Edan saat bermain di kandang. Dari keseluruhan laga home DISL yang telah dilakoninya, Arema sudah menelan tiga kali di kandangnya.
Selain Persik, tim yang mampu mengalahkan Arema di home base-nya adalah Pelita Jaya dan PKT Bontang. Satu tim lainnya yakni PSIS Semarang mampu mencuri satu poin. Total, Arema sudah kehilangan 10 poin di kandang.
Entah karena tahu diri atau putus asa, dengan materi pemain yang dimilikinya saat ini, manajemen kelihatannya lebih realistis dalam mematok target. "Harapan menjadi juara semakin menjauh. Target yang dicanangkan saat ini adalah berbuat yang terbaik," kata Muhammad Taufan, asisten manajer Arema. Namun, Taufan membantah bahwa manajemen Arema putus asa. "Arema never die," jawabnya singkat mengenai adanya perubahan target itu.
Menurut dia, tipisnya kans untuk meraih juara dikarenakan Arema sudah kehilangan poin saat menjamu Persik. Padahal, saat itu Arema justru sangat membutuhkan tambahan poin. Semenjak dari awal, manajemen sudah mematok target yaitu menyapu semua poin saat laga kandang.
Kini Arema tinggal menyisakan delapan laga home. Dan untuk menyapu semua poin itu sangat sulit bila tak ada motivasi dari pemain. Sebab, dalam laga-laga home selanjutnya Arema akan menghadapi tim-tim yang lebih berkualitas dari Persik.
Sebut saja seperti menghadapi Persipura Jayapura, Persiwa Wamena, Persijap Jepara, Persib Bandung, Persela Lamongan, dan Persija Jakarta. Enam tim tersebut merupakan lawan berat. Itu bisa dilihat dari posisi keenam tim tersebut yang klasemennya sementara berada di atas Arema. Hanya ada dua tim yang relatif lebih mudah dicukur di Stadion Kanjuruhan yakni saat menjamu Persita Tangerang dan Persitara Jakarta Utara. (koncomacan)
Krisis Bomber, Buru Mustopa Aji
MALANG - Kekalahan Arema dari tamunya Persik Kediri 0-1 (0-1) di Stadion Kanjuruhan Senin (2/2) langsung mengubah pendirian manajemen Arema. Keputusan sebelumnya yang menghentikan pembelian pemain baru diralat. Manajemen akhirnya menyadari bahwa Arema memang kekurangan stok pemain di lini depan.
Dan salah satu cara untuk membenahi produktivitas gol adalah dengan menambah amunisi. Penambahan skuad baru ini merupakan keputusan baru yang diambil manajemen. Sebab, sebelumnya manajemen sudah mengatakan bahwa jumlah 26 pemain yang ada saat ini merupakan jumlah final.
Nah, untuk menambah daya gedornya, manajemen sudah menghubungi striker lokal Persikota Tangerang Mustopa Aji. Namun, untuk mendapatkan Aji memerlukan usaha yang cukup keras dan memakan waktu yang panjang.
Itu karena Aji sudah menerima sejumlah uang dari manajemen Persitara Jakarta Utara. Di sisi lain, manajemen Persikota masih ngotot untuk mempertahankannya. "Kami saat ini hanya berharap agar Aji menyelesaikan persoalannya terlebih dahulu dengan Persitara dan Persikota. Setelah semuanya clear, pembicaraan akan ditindaklanjuti," kata Muhammad Taufan, asisten manajer Arema.
Kendati Aji sekarang menjadi bidikan utama Arema, namun papar Taufan, statusnya nanti merupakan pemain seleksi. Sebab, pelatih Arema Gusnul Yakin ingin melihat dulu kualitas pemain yang bersangkutan selama dua atau tiga hari. "Saat kami menghubungi dia (Aji), responnya cukup positif. Dia bilang, dia ingin menyelesaikan dulu persoalannya dengan Persitara dan Persikota," sambungnya.
Waktu yang tersisa bagi Arema untuk mendapatkan Aji tinggal sekitar 3 minggu lagi. Sebab pada 28 Februari mendatang, pendaftaran pemain di Badan Liga Sepak Bola Indonesia (BLI) sudah ditutup.
Nama Aji sebenarnya sudah masuk dalam bidikan Gusnul sejak awal Januari lalu. Bahkan, untuk mendapatkan Aji, Gusnul sempat menggunakan jasa kiper Arema Muhammad Yasir. Kebetulan Yasir merupakan salah satu teman dekat Aji saat masih sama-sama memperkuat Bayi Ajaib -julukan Persikota- pada musim lalu.
Namun, ketika ditanya mengenai rencana perekrutan Aji oleh manajemen, Gusnul tak banyak komentar. "Tanya saja kepada manajemen. Saya masih mau istirahat dulu," ucap Gusnul di kantor Arema Jl Panderman, kemarin. (koncomacan)
Dituntut Cari Ganti Poin di Dua Away
MALANG - Kekalahan Arema 0-1 atas Persik Kediri di Stadion Kanjuruhan pada Senin (2/2) lalu di luar dugaan manajemen Arema. Kemarin, sehari setelah Arema dipermalukan Macan Putih -julukan Persik-, manajemen langsung memanggil tim pelatih ke kantor Arema di Jl Panderman.
Dari jajaran pelatih ada pelatih kepala Gusnul Yakin, pelatih kiper Benny van Breukelen, dan asisten pelatih Joko Susilo. Sedangkan dari jajaran manajemen terlihat manajer Ekoyono Hartono dan asisten manajer Muhammad Taufan. Mereka terlibat pembicaraan serius sekitar 1,5 jam dari mulai pukul 12.00 hingga 13.30.
Gusnul yang keluar terlebih dahulu dari ruangan langsung mengambil langkah cepat untuk menghindari kejaran wartawan. "Tanya manajemen saja. Saya mau istirahat saja. Besok (hari ini) saja wawancara dengan saya," elak Gusnul sambil masuk ke mobilnya.
Tak jauh beda dengan Gusnul, Joko juga enggan diwawancarai mengenai pemanggilan pelatih oleh manajemen. "Tanya saja kepada Benny," kata Joko yang kebetulan berbincang dengan Benny.
Benny sendiri juga enggan memberikan keterangan. Menurutnya, pertemuan antara pelatih dengan manajemen adalah pertemuan biasa untuk memperbaiki kondisi tim.
Sementara, Taufan mengatakan, pertemuan pelatih dan manajemen dilakukan khusus untuk melakukan evaluasi. Dari hasil evaluasi itu diketahui bahwa ada dua hal yang harus diperbaiki Arema. Yakni organisasi permainan dan mentalitas pemain.
Untuk organisasi pemain, diharapkan semua pemain Arema bisa tampil dalam beberapa skema permainan tim. Sedangkan untuk mentalitas, pemain diharapkan tampil penuh dengan motivasi. Sebab, selama ini pemain sudah mendapatkan semua haknya. "Gaji dan bonus sudah dipenuhi semua tanpa ada hambatan. Kami tak ingin, kesalahan serupa terjadi pada saat menghadapi Sriwijaya (8/2) dan PSMS (12/2)," ujar Taufan.
Khusus untuk laga away menghadapi Sriwijaya dan PSMS, tim pelatih sudah dipatok target mati harus mendapatkan poin. Hanya saja, poin yang ditargetkan manajemen kepada pelatih belum ditetapkan jumlahnya. "Yang pasti, poin yang hilang saat lawan Persik lalu bisa digantikan dalam dua away itu," terang mantan wartawan tersebut.
Bagaimana jika pelatih gagal memenuhi target mendapatkan poin melawan dua tim Sumatera tersebut, apakah akan ada tindakan yang diambil manajemen terhadap pelatih? "Kami tak mau berandai-andai. Lihat saja nanti hasilnya," tandas Taufan. (koncomacan)
Realistis, Ralat Target
MALANG - Pada awal persiapan tim untuk Djarum Indonesia Super League (DISL), manajemen Arema sudah mematok target juara. Target itu tetap dipertahankan manajemen saat persiapan putaran kedua walau pada paro musim Arema berada di peringkat kesembilan dan terpaut 13 poin dengan Persipura yang menjadi pamuncak.
Namun, target juara itu langsung dihapus manajemen saat Arema dipermalukan Persik Kediri 0-1 di kandangnya sendiri pada Senin (2/2) lalu. Kekalahan atas Persik itu menambah catatan buruk Singo Edan saat bermain di kandang. Dari keseluruhan laga home DISL yang telah dilakoninya, Arema sudah menelan tiga kali di kandangnya.
Selain Persik, tim yang mampu mengalahkan Arema di home base-nya adalah Pelita Jaya dan PKT Bontang. Satu tim lainnya yakni PSIS Semarang mampu mencuri satu poin. Total, Arema sudah kehilangan 10 poin di kandang.
Entah karena tahu diri atau putus asa, dengan materi pemain yang dimilikinya saat ini, manajemen kelihatannya lebih realistis dalam mematok target. "Harapan menjadi juara semakin menjauh. Target yang dicanangkan saat ini adalah berbuat yang terbaik," kata Muhammad Taufan, asisten manajer Arema. Namun, Taufan membantah bahwa manajemen Arema putus asa. "Arema never die," jawabnya singkat mengenai adanya perubahan target itu.
Menurut dia, tipisnya kans untuk meraih juara dikarenakan Arema sudah kehilangan poin saat menjamu Persik. Padahal, saat itu Arema justru sangat membutuhkan tambahan poin. Semenjak dari awal, manajemen sudah mematok target yaitu menyapu semua poin saat laga kandang.
Kini Arema tinggal menyisakan delapan laga home. Dan untuk menyapu semua poin itu sangat sulit bila tak ada motivasi dari pemain. Sebab, dalam laga-laga home selanjutnya Arema akan menghadapi tim-tim yang lebih berkualitas dari Persik.
Sebut saja seperti menghadapi Persipura Jayapura, Persiwa Wamena, Persijap Jepara, Persib Bandung, Persela Lamongan, dan Persija Jakarta. Enam tim tersebut merupakan lawan berat. Itu bisa dilihat dari posisi keenam tim tersebut yang klasemennya sementara berada di atas Arema. Hanya ada dua tim yang relatif lebih mudah dicukur di Stadion Kanjuruhan yakni saat menjamu Persita Tangerang dan Persitara Jakarta Utara. (koncomacan)
Krisis Bomber, Buru Mustopa Aji
MALANG - Kekalahan Arema dari tamunya Persik Kediri 0-1 (0-1) di Stadion Kanjuruhan Senin (2/2) langsung mengubah pendirian manajemen Arema. Keputusan sebelumnya yang menghentikan pembelian pemain baru diralat. Manajemen akhirnya menyadari bahwa Arema memang kekurangan stok pemain di lini depan.
Dan salah satu cara untuk membenahi produktivitas gol adalah dengan menambah amunisi. Penambahan skuad baru ini merupakan keputusan baru yang diambil manajemen. Sebab, sebelumnya manajemen sudah mengatakan bahwa jumlah 26 pemain yang ada saat ini merupakan jumlah final.
Nah, untuk menambah daya gedornya, manajemen sudah menghubungi striker lokal Persikota Tangerang Mustopa Aji. Namun, untuk mendapatkan Aji memerlukan usaha yang cukup keras dan memakan waktu yang panjang.
Itu karena Aji sudah menerima sejumlah uang dari manajemen Persitara Jakarta Utara. Di sisi lain, manajemen Persikota masih ngotot untuk mempertahankannya. "Kami saat ini hanya berharap agar Aji menyelesaikan persoalannya terlebih dahulu dengan Persitara dan Persikota. Setelah semuanya clear, pembicaraan akan ditindaklanjuti," kata Muhammad Taufan, asisten manajer Arema.
Kendati Aji sekarang menjadi bidikan utama Arema, namun papar Taufan, statusnya nanti merupakan pemain seleksi. Sebab, pelatih Arema Gusnul Yakin ingin melihat dulu kualitas pemain yang bersangkutan selama dua atau tiga hari. "Saat kami menghubungi dia (Aji), responnya cukup positif. Dia bilang, dia ingin menyelesaikan dulu persoalannya dengan Persitara dan Persikota," sambungnya.
Waktu yang tersisa bagi Arema untuk mendapatkan Aji tinggal sekitar 3 minggu lagi. Sebab pada 28 Februari mendatang, pendaftaran pemain di Badan Liga Sepak Bola Indonesia (BLI) sudah ditutup.
Nama Aji sebenarnya sudah masuk dalam bidikan Gusnul sejak awal Januari lalu. Bahkan, untuk mendapatkan Aji, Gusnul sempat menggunakan jasa kiper Arema Muhammad Yasir. Kebetulan Yasir merupakan salah satu teman dekat Aji saat masih sama-sama memperkuat Bayi Ajaib -julukan Persikota- pada musim lalu.
Namun, ketika ditanya mengenai rencana perekrutan Aji oleh manajemen, Gusnul tak banyak komentar. "Tanya saja kepada manajemen. Saya masih mau istirahat dulu," ucap Gusnul di kantor Arema Jl Panderman, kemarin. (koncomacan)
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda