PIALA ASIA : BERAKHIR DENGAN KEMENANGAN

koncomacan - BANDUNG,Tim Nasional (timnas) Indonesia boleh saja gagal melaju ke putaran final Piala Asia U-19 2010. Tapi, hasil itu tak membuat Syamsir Alam dkk kendor dan pasrah.
Malah, mereka mengakhiri babak penyisihan grup F di Stadion Jalak Harupat, Kab Bandung, dengan apik. Tim besutan Cesar Payovich Perez tersebut merangsek ke peringkat ketiga klasemen akhir dengan menumbangkan Hongkong 4-1 (2-1) kemarin malam (17/11).
Alam mengawali kemenangan Indonesia dengan mencetak gol tepat pada menit pertama babak pertama. Saat itu, lapangan diguyur hujan. Gol kedua kembali disumbangkan pemain bernomor punggung 10 tersebut pada menit ke-37.
Kemenangan Indonesia kian mutlak dengan dua sumbangan gol dari Abdul Rahman Lestaluhu pada menit ke-54 dan ke-89. Cesar sangat puas dengan kemenangan anak didiknya itu. "Ini hasil terbaik. Setelah bisa memenangkan pertandingan melawan Taiwan, anak-anak kian percaya diri," ujarnya.
Setelah memimpin 4-1, Cesar tak mau mengambil risiko dengan menambah poin. Dia mengubah strategi dengan menarik Alam ke belakang dan menerapkan pola 4-4-1-1. Ternyata, strategi tersebut berhasil. Indonesia tetap memimpin 4-1 sampai pertandingan selesai.
Alam juga cukup gembira dengan kemenangan itu. "Saya tak menyangka, gol bisa didapat awal sekali. Dukungan masyarakat Indonesia yang membuat saya bisa tampil optimal," ungkapnya.
Meski gagal ke putaran final, Cesar tak mau menghentikan program latihan di Uruguay. Dua tahun belum ideal untuk memoles seorang pemain sampai matang. Lagi pula, berdasar perjanjian dengan PSSI, dia diberi wewenang sampai empat tahun ke depan untuk mematangkan Syamsir Alam dkk. "Mereka masih 17 tahun, lho. Lawan-lawan sudah berusia satu atau dua tahun di atas anak-anak," katanya.
Dia cukup menyadari bahwa masih banyak lini yang harus diperbaiki setelah kembali ke Uruguay. "Terutama persoalan finishing. Kekuatan lini depan kadang kurang bisa mengeksekusi bola dengan baik," jelasnya.
Menurut Cesar, hasil yang semakin baik tersebut juga dipengaruhi kehadiran suporter Indonesia di stadion. Pada awal pertandingan, anak didiknya gugup. Sebab, dua tahun berguru di Uruguay, anak asuhnya tak mendapatkan dukungan saat mengikuti kompetisi.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda