AREMA: ANCAM CORET PEMAIN

MALANG - Hasil medical check up (tes kesehatan) penggawa Arema memang belum diketahui manajemen dan pelatih. Namun, manajemen dan pelatih tidak akan berkompromi apabila ada pemain yang terdeteksi mengonsumsi narkoba atau memiliki penyakit tertentu yang dianggap membahayakan pemain sendiri. Manajemen mengancam bakal mencoret pemain yang terbukti memakai narkoba atau memiliki penyakit membahayakan.
Indikasi pemain mengonsumsi narkoba atau memiliki penyakit membahayakan akan terlihat dalam hasil medical check up. Sebab, tes yang dilakukan kepada pemain meliputi tes urine, darah, jantung, ginjal, hati. Hasil tes itu akan diserahkan hari ini oleh petugas Laboratorium Sima kepada dokter tim Arema. "Siapa pun yang kedapatan menggunakan narkoba atau memiliki penyakit membahayakan dan tidak bisa disembuhkan akan kami coret," ujar manajer Arema Rendra Kresna.
Dia mengakui, idealnya pemain sebelum direkrut harus melakukan medical check up seperti yang dilakukan kepada lima pemain asing, yakni M. Noh Alam Shah, M. Ridhuan, Pierre Njanka, Laundry Poulangoye dan Chmelo Roman. Tetapi, meski terlambat, manajemen harus mendapatkan kepastian pemain yang direkrut sehat dan bebas narkoba. "Kalau memang ada pemain yang dicoret karena ada masalah kesehatan, ya risiko manajemen karena pemain sudah telanjur tanda tangan kontrak," ungkapnya.
Lantas, bagaimana dengan keterlambatan gaji pemain sejak Oktober? Rendra mengatakan masih menunggu pencairan dana dari Bentoel. Namun, manajemen akan berupaya memberikan sejumlah uang untuk sekadar pegangan untuk pemain.
Asisten pelatih Liestiadi menambahkan, pemain yang memiliki penyakit membahayakan dan tidak bisa disembuhkan sangat riskan jika dipertahankan. Untuk itu, pelatih memutuskan akan mencoretnya. "Ya mudah-mudahan kondisi kesehatan semua pemain dalam kondisi bagus," ujarnya.
Bidik Gol dari Bola Mati
Arema Malang belum tersentuh kekalahan dalam empat laga yang sudah dijalani di pentas Indonesia Super League (ISL) 2009/2010. Hasilnya, tim berjuluk Singo Edan ini masih bercokol di papan atas dengan mengantongi 10 poin, hasil dari tiga kali menang dan sekali imbang.
Catatan tersebut menggembirakan pelatih Robert Alberts. Namun, untuk urusan mencetak gol, arsitek asal Belanda itu belum puas. Robert menilai pemainnya sudah bagus dalam hal mencetak gol lewat jalinan kerja sama antarlini. Empat gol yang diciptakan Arema lahir lewat kerja sama tim.
Nilai kurang bagi Robert adalah urusan mencetak gol dari bola-bola mati. Belum adanya gol melalui eksekusi bola mati karena Arema belum memiliki pemain andal dalam hal eksekusi bola mati. Ini berbeda dengan musim lalu ketika Arema memiliki striker asal Cile Patricio "Pato" Morales yang jago bola-bola mati.
Melihat kelemahan itu, dalam sisa waktu menjelang laga away ke kandang Persitara Jakarta Utara (28/11) dan Pelita Jaya (2/12), Robert mematangkan beberapa pemain yang disiapkan sebagai algojo bola mati.
Asisten pelatih Arema Liestiadi mengatakan, menurut pandangan Robert, hanya Ronny Firmansyah yang dianggap memiliki skill bagus dalam urusan tendangan bola mati. Namun, Ronny punya masalah dengan mental sehingga beberapa kali tendangan bebas yang didapatkan tidak bisa membuahkan gol.
"Ronny dalam latihan bermain bagus. Tetapi ketika bermain di kompetisi, Ronny belum mampu menunjukkan kelebihannya dalam eksekusi bola mati," ungkap Liestiadi kemarin (15/11).
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda