TEMPAT UJI COBA TIM NASIONAL

Singapura Pengganti Iran
koncomacan - JAKARTA, Sepekan lagi (26/10), tim nasional (timnas) kembali ke pelatnas di Jakarta. Tak ada perubahan berarti pada persiapan pasukan besutan Benny Dolo tersebut untuk menghadapi lanjutan Pra-Piala Asia 2011 kontra Kuwait di Kuwait (14/11) dan di Jakarta (18/11).
Menurut Bendol (sapaan Benny Dolo), dia hanya bisa mengoptimalkan amunisi yang ada. "Mengubah tim itu butuh waktu," ujarnya.
Namun, bukannya mencari lawan agar bisa membaca pola permainan klub Timur Tengah, Badan Tim Nasional (BTN) justru membidik timnas Singapura sebagai lawan uji coba. Ya, Charis Yulianto dkk bakal menjajal kekuatan Singapura sebelum terbang ke Kuwait, bukan melawan Iran seperti yang dijadwalkan sebelumnya.
Awalnya, BTN memang menjadwalkan uji coba melawan Iran. Alasannya, negeri para mullah itu dianggap mempunyai gaya permainan serupa dengan Kuwait. Kebetulan, pada uji coba terakhir, Bendol punya ramuan matang untuk menghadapi Kuwait di Kuwait, yakni dengan skema 4-2-3-1.
Tim Merah Putih berangkat ke Singapura pada 31 Oktober dan pertandingan digeber 2 November. "Sehari kemudian, mereka pulang ke Indonesia," ujar Ketua BTN Rahim Soekasah di Jakarta kemarin (19/10). Barulah pada 6 November, para penggawa timnas terbang ke Kuwait. Satu laga uji coba lain direncanakan menghadapi tim lokal Kuwait.
Selain mengasah strategi, Bendol terus dibayangi persoalan cedera anak asuhnya. Kemarin, dia mencatat empat pemainnya yang belum bisa tampil optimal meski sudah merumput bersama klub masing-masing. Empat pemain yang menjadi perhatian pria asal Manado itu adalah Charis Yulianto dan Isnan Ali dari Sriwijaya FC serta dua amunisi Pelita, Jaya Firman Utina dan Dian Agus Prasetyo.
Namun, informasi Rahim cukup melegakan. "Cedera Firman sudah membaik, tak bengkak lagi. Dia akan bergabung dengan timnas nanti," ujar pria yang juga menjabat manajer Pelita Jaya itu.
Kondisi Charis juga terus membaik. Dia tetap dipanggil ke pelatnas periode akhir November nanti. "Saya terus memantau pemain. Sesekali saya juga berkomunikasi dengan tim monitoring Pak Risdianto," ujar Bendol.
Setiba di pelatnas, 26 Oktober nanti, pihaknya tak akan buru-buru mengadakan validitas fisik. BTN tetap memanggil pemain sebagaimana pelatnas edisi sebelumnya, 25 September-8 Oktober.
Maklum, pekerjaan Bendol tak mudah. Saat ini, Indonesia berada di urutan keempat klasemen sementara. Australia memimpin dengan nilai empat, disusul Oman, kemudian Kuwait.
Indonesia sendiri berharap bisa menembus putaran final Asia. Alasannya, dalam beberapa kali penyelenggaraan even sepak bola bangsa-bangsa Asia tersebut, Merah Putih selalu unjuk kekuatan. Pada Piala Asia 1996, Indonesia sempat dikenang lewat gol cantik penyerangnya, Widodo Cahyono Putro, yang saat ini menangani Persela Lamongan. Pada Piala Asia terakhir, 2007 di Jakarta, Indonesia nyaris membuat sejarah dengan lolos ke babak kedua. Sayang, langkah Indonesia yang disokong puluhan ribu pendukungnya di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, terhenti pada laga ketiganya melawab Arab Saudi.
Tapi, kondisi saat ini bukan hal yang mudah bagi Indonesia menembus putaran final. Para pesaing di babak penyisihan bukan lawan yang ringan. Australia tetap jadi kandidat utama lolos karena mayoritas pemainnya berpetualang di klub-klub Eropa.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda