YONGKI ARIWIBOWO METEOR DARI PANTAI SELATAN

Yongky Ariwibowo, meroket karena jasa Aji Santoso
koncomacan - Hidup tidak hanya membutuhkan perjuangan, tapi juga bagaimana memaksimalkan peluang di depan mata. Ini yang dialami Yongky Aribowo. Striker masa depan Persik ini sedang menggantung asa setinggi langit untuk mencapai keber-hasilan sebagai pemain pro.
Anak ketiga dari lima bersaudara kelahiran Tulungagung, kota yang berbatasan dengan Pantai Selatan, Jatim, ini awalnya tak dikenal. Namun, kini Yongky bak meteor di angkasa yang berkilat cerah dan menyilaukan mata.
Nasibnya berubah sejak putaran kedua Liga Super musim lalu. Tepatnya saat Aji Santoso masuk ke Persik menggantikan posisi Arcan Iurie, yang mundur karena menolak rasionalisasi.
Di tangan Aji Santoso, kemampuan pengidola Fillipo Inzaghi ini mulai terasah. Kesempatan bermain kian terbuka setelah Persik ditinggal duet striker Cristian Gonzales dan Budi Sudarsono. Bersama seniornya, Saktiawan Sinaga, sepak terjang Yongky makin membelalakkan mata pencinta sepak bola Tanah Air.
”Semua berkat tangan Tuhan dan sentuhan coach Aji. Pelatih memberi motivasi kepada saya untuk berani menghadapi tantangan dan berjuang untuk meningkatkan karier,” ungkap lajang kelahiran 23 November 1989 ini.
Harus Berjuang
Meski hanya setengah musim menjadi pilihan utama di Persik, penampilan Yongky mampu menyedot perhatian pelatih timnas Benny Dollo, yang sengaja menyaksikan langsung partai kandang Persik di Kediri. Benny pun merekomendasikan Yongky ke timnas U-23.
Tapi, perjuangan untuk merebut satu slot di barisan penyerang yang disiapkan ke SEAG Laos, Desember nanti, sangat berat. Yongky harus bersaing dengan Boaz Solossa, Jajang Mulyana, Andika Yudistira, Dendi Santoso, dan Angel Bert Sanii.
”Hidup memang harus berjuang. Saya pun wajib berusaha agar masuk skuad SEAG. Saya tak akan melepas kesempatan ini karena saya juga mengemban amanah orangtua agar bisa mengharumkan Merah-Putih,” kata pria jebolan SMU 8 Kediri ini.
Kecemerlangan Yongky juga membuat beberapa klub Liga Super tertarik merekrut. Sebut saja Arema, Persija, dan Persisam. ”Soal Persija, ada pengurus yang menelepon saya. Tapi, saya sangat ingin main di Persisam. Di sana ada Aji Santoso. Dia yang mengorbitkan nama saya hingga ke timnas. Saya juga beruntung punya senior seperti Indriyanto Nugroho dan Saktiawan. Mereka tidak pelit menularkan ilmu,” ucapnya.
Namun, cita-cita Yongky hijrah dari Persik terhadang tembok besar. Kubu Persik berhasrat memper-tahankannya. Bahkan sempat ada ancaman dari manajemen Persik akan menggantung status Yongky bila dia akan hijrah dari kandang Macan Putih. "Tenaganya sangat dibutuhkan karena stok striker kami hanya sedikit," kata Edy Paryono, pelatih Persik.
DATA DIRI
Nama Lengkap: Yongky Aribowo
Lahir: Tulungagung, 23 November 1989
Orangtua: H. Goenardi/Hj. Nur Fadhilah
Anak: Ke-3 dari 5 bersaudara
Tinggi/Berat: 175 cm/70 kg
Karier
2006 PSBI Blitar (Divisi Dua)
2007 Persik Junior
2008 Persik
2009 Persik
Timnas 2009 Seleksi Timnas U-23 SEA Games Laos
Keuangan Diatur Orangtua
Beruntung Yongky Aribowo punya orangtua seperti Goenarto dan Nur Fadhilah. Perhatian keduanya tak hanya memberi motivasi agar dia tekun sebagai pesepak bola, tapi juga ikut menata keuangan sang anak.
”Ibu mengatur keuangan saya. Kontrak dan gaji langsung masuk rekeningnya, saya hanya diberi jatah bulanan,” ungkap Yongky.
Campur tangan ini membuat Yongky bisa lebih serius dan tenang. Bahkan dia berencana berinvestasi dari hasil kontraknya di Persik, yang konon mencapai Rp 300 juta. Dia ingin membeli sebidang tanah untuk peternakan sapi di Tulungagung. ”Orangtua yang memutar uang itu. Kami akan ternak sapi Limousine. Ada teman yang pernah menjualnya hingga harga Rp 25 juta per ekor. Ini peluang bisnis yang menjanjikan,” tuturnya.
Meski masih belia, Yongky menyadari usia pesepak bola tak bisa langgeng. Jika masa produktif telah habis, maka nilai jual pun akan turun. ”Mumpung masih muda, saya disarankan orangtua harus rajin menabung. Apalagi risiko pesepak bola sangat besar, terutama bila cedera,” ujarnya.