MEDIA EROPA KECAM STRATEGI SEPAK BOLA NEGATIF NERAZZURRI
(Inter Milan v Barcelona Pertandingan Membosankan)
Jum'at, 18 September 2009
koncomacan - MILAN, Big match Inter Milan kontra Barcelona memang seru. Sayang, duel di Stadion Giuseppe Meazza, Milan, itu berakhir tanpa gol. Hasil itu menghadirkan tekanan kepada Inter yang bertindak sebagai tuan rumah.
Nerazzurri - julukan Inter Milan - tak mampu membendung dominasi tamunya. Statistik pertandingan mencatat betapa Barca memang lebih mengusai penguasaan bola. Sebaliknya, Inter lebih banyak sibuk di area pertahanannya sendiri. Praktis, Nerazzurri hanya mengandalkan serangan balik.
"Kami kompak di pertahanan. Ini pertarungan taktik, juga mental dan fisik. Meski 0-0, itu laga hebat," kata Jose Mourinho, pelatih Inter, seperti dilansir Sky Sport.
Meski begitu, Mourinho mengakui bahwa Barcelona lebih mendominasi pertandingan. ''Di babak pertama kami seimbang. Tapi, di babak kedua Barcelona lebih baik. Mereka mengusai bola lebih banyak,'' kata pelatih asal Portugal itu. ''Barcelona adalah tim terbaik di Eropa,'' sambungnya.
Tapi, sebagian besar media di Eropa justru menyudutkan Inter. Sebagai tim yang punya ambisi menjuarai Liga Champions musim ini, Nerazzurri dinilai gagal bereaksi dengan baik saat menjamu Barca. Juara Liga Italia Serie A itu justru memainkan sepak bola negatif yang mengandalkan pertahanan.
"Sebuah pertandingan yang membosankan. Inter butuh banyak perbaikan untuk memenuhi ambisinya menjuarai Liga Champions," tulis surat kabar terkemuka Prancis L'Equipe.
Beberapa surat kabar Spanyol mengklaim, Barca sangat pantas memenangkan pertandingan itu. "Yang kurang dalam laga itu hanya gol," tulis Mundo Deportivo.
Bahkan, surat kabar terbitan Italia seperti La Gazzetta Dello Sport dan dan Tuttosport ikut-ikutan mengecam performa Nerazzurri. "Barcelona mengepung, Inter hanya bertahan," kecam Tuttosport.
Kiper Inter Julio Cesar tidak membantah jika Barca lebih dominan dalam penguasaan bola. "Kita tahu mereka memang tim dengan pola main seperti itu. Jadi, bisa dibilang kami bekerja dengan baik dalam bertahan," kata Cesar seperti dikutip Goal.
Kiper asal Brazil itu harus bekerja ekstra keras menahan gempuran para pemain Barca. Termasuk dari mantan rekannya Zlatan Ibrahimovic yang kini menjadi tukang gedor Barca. "Untunglah, dia (Ibrahimovic) tidak banyak mendapatkan peluang," papar Cesar.
Di sisi lain, striker Barca Lionel Messi sedikit kecewa dengan kegagalan membawa pulang tiga angka dari Giuseppe Meazza. "Kami pulang dengan perasaan bahwa kami harusnya bisa menang," ujar penyerang asal Argentina itu seperti dilansir Tribalfootball.
Messi mengaku agak aneh saat harus bermain satu lapangan dengan Samuel Eto'o tapi bukan sebagai partner. ''Masih imbang, tidak begitu buruk. Saya hanya merasa aneh bermain melawan Eto'o,'' kata Messi.
Pelatih Barca Josep Guardiola menyatakan, hasil seri memang tidak bagus, tapi juga tidak buruk. Yang membuatnya sedikit gusar adalah Inter yang menerapkan menumpuk banyak pemain di barisan pertahanan. "Selalu sulit bermain melawan tim yang menunmpuk sembilan pemain di area penalti," kata Guardiola kepada Sport.
"Tapi, semua orang bisa melihat bahwa kami telah berusaha keras memenangkan pertandingan. Itu merupakan sesuatu yang tidak bisa dipungkiri, jadi kami pantas berbangga hati," bilang pelatih berusia 38 tahun itu.
Jum'at, 18 September 2009
koncomacan - MILAN, Big match Inter Milan kontra Barcelona memang seru. Sayang, duel di Stadion Giuseppe Meazza, Milan, itu berakhir tanpa gol. Hasil itu menghadirkan tekanan kepada Inter yang bertindak sebagai tuan rumah.
Nerazzurri - julukan Inter Milan - tak mampu membendung dominasi tamunya. Statistik pertandingan mencatat betapa Barca memang lebih mengusai penguasaan bola. Sebaliknya, Inter lebih banyak sibuk di area pertahanannya sendiri. Praktis, Nerazzurri hanya mengandalkan serangan balik.
"Kami kompak di pertahanan. Ini pertarungan taktik, juga mental dan fisik. Meski 0-0, itu laga hebat," kata Jose Mourinho, pelatih Inter, seperti dilansir Sky Sport.
Meski begitu, Mourinho mengakui bahwa Barcelona lebih mendominasi pertandingan. ''Di babak pertama kami seimbang. Tapi, di babak kedua Barcelona lebih baik. Mereka mengusai bola lebih banyak,'' kata pelatih asal Portugal itu. ''Barcelona adalah tim terbaik di Eropa,'' sambungnya.
Tapi, sebagian besar media di Eropa justru menyudutkan Inter. Sebagai tim yang punya ambisi menjuarai Liga Champions musim ini, Nerazzurri dinilai gagal bereaksi dengan baik saat menjamu Barca. Juara Liga Italia Serie A itu justru memainkan sepak bola negatif yang mengandalkan pertahanan.
"Sebuah pertandingan yang membosankan. Inter butuh banyak perbaikan untuk memenuhi ambisinya menjuarai Liga Champions," tulis surat kabar terkemuka Prancis L'Equipe.
Beberapa surat kabar Spanyol mengklaim, Barca sangat pantas memenangkan pertandingan itu. "Yang kurang dalam laga itu hanya gol," tulis Mundo Deportivo.
Bahkan, surat kabar terbitan Italia seperti La Gazzetta Dello Sport dan dan Tuttosport ikut-ikutan mengecam performa Nerazzurri. "Barcelona mengepung, Inter hanya bertahan," kecam Tuttosport.
Kiper Inter Julio Cesar tidak membantah jika Barca lebih dominan dalam penguasaan bola. "Kita tahu mereka memang tim dengan pola main seperti itu. Jadi, bisa dibilang kami bekerja dengan baik dalam bertahan," kata Cesar seperti dikutip Goal.
Kiper asal Brazil itu harus bekerja ekstra keras menahan gempuran para pemain Barca. Termasuk dari mantan rekannya Zlatan Ibrahimovic yang kini menjadi tukang gedor Barca. "Untunglah, dia (Ibrahimovic) tidak banyak mendapatkan peluang," papar Cesar.
Di sisi lain, striker Barca Lionel Messi sedikit kecewa dengan kegagalan membawa pulang tiga angka dari Giuseppe Meazza. "Kami pulang dengan perasaan bahwa kami harusnya bisa menang," ujar penyerang asal Argentina itu seperti dilansir Tribalfootball.
Messi mengaku agak aneh saat harus bermain satu lapangan dengan Samuel Eto'o tapi bukan sebagai partner. ''Masih imbang, tidak begitu buruk. Saya hanya merasa aneh bermain melawan Eto'o,'' kata Messi.
Pelatih Barca Josep Guardiola menyatakan, hasil seri memang tidak bagus, tapi juga tidak buruk. Yang membuatnya sedikit gusar adalah Inter yang menerapkan menumpuk banyak pemain di barisan pertahanan. "Selalu sulit bermain melawan tim yang menunmpuk sembilan pemain di area penalti," kata Guardiola kepada Sport.
"Tapi, semua orang bisa melihat bahwa kami telah berusaha keras memenangkan pertandingan. Itu merupakan sesuatu yang tidak bisa dipungkiri, jadi kami pantas berbangga hati," bilang pelatih berusia 38 tahun itu.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda